Senin, 04 April 2016

Ekonomi Mikro

I. PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Secara fisik, Indonesia adalah negeri kepuluan terbesar di dunia, terdiri atas17.508 buah pulau dan perairan lautnya sekitar 3,1 juta km persegi atau 62% dari luasseluruh teritorialnya.Indonesia mempunyai hak atau kewenangan memanfaatkanZona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 2,7 juta km persegi, untuk eksplorasi,ekploitasi, pengelolaan sumber daya hayati dan non hayati, penelitian, yurisdiksimendirikan instalasi atau pulau buatan (Dahuri, 2002).
Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi.Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut Ujungpandang. Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan (Wikipedia, 2012)
Potensi sektor perikanan Provinsi Sulsel meliputi perikanan laut dan perikanan darat (tambak air payau, kolam, sawah, danau, sungai, dan rawa). Berdasarkan data produksi perikanan menurut kabupaten/kota di Sulsel pada tahun 2005 menunjukkan, secara keseluruhan produksi perikanan laut mencapai 315.734 ton dengan daerah pengahasil terbesar adalah Kabupaten Bone sebesar 67.707,9 ton. Kemudian menyusul Kabupaten Jeneponto dengan 43.670,7 ton, Kabupaten Takalar sebesar 39.543,5 ton.  Sementara produksi perikanan darat secara keseluruhan mencapai 425.753,44 ton yang meliputi tambak 391.745,40 ton, kolam 13.798,90 ton, sawah 37,442 ton, danau 14.252,40 ton, dan sungai 2.091,4 ton, dan produksi perikanan rawa mencapai 5.919,30 ton (
Kabupaten Sinjai terletak di Jazirah Selatan bagian Timur Propinsi Sulawesi Selatan dengan Ibukotanya Sinjai. Berada pada posisi 50 19' 30" sampai 50 36' 47" Lintang Selatan dan 1190 48' 30" sampai 1200 0' 0" Bujur Timur. Disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone, di sebelah Timur dengan Teluk Bone, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Bulukumba, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Gowa (Arif, 2007).
luas wilayah daratan dimililki oleh Kabupaten sinjai adalah 819, 96 km2 dan Luas wilayah pesisir Kabupaten Sinjai memiliki garis pantai sepanjang 28 km yang terdiri atas wilayah pantai daratan panjang 17 km dan wilayah kepulauan dengan panjang garis pantai 11 km. Jumlah desa/penduduk pesisir wilayah administratif terbagi atas 8 Kecamatan, 13 kelurahan, 55 desa, dan 259 lingkungan/dusun dengan luas wilayah 819,96 Km2, atau 1,29 persen dari luas wilayah daratan Propinsi Sulawesi Selatan (Arif, 2007).

        Kelurahan Lappa merupakan kelurahan yang ada di daerah sinjai utara yang merupakan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tipe D, yang memiliki luas sekitar 2 Ha memiliki fasilitas kolam labuh dengan kapasitas sampai 200 unit kapal, dan tempat pelelangan ikan (Yantarief,2010).

Adapun persoalan yang kongkrit yaitu terjadinya konflik sosial antarkelompok masyarakat nelayan dalam memperebutkan sumber daya perikanan di daerah perairan mereka. Sumber daya perikanan merupakan sumber daya milik umum (commons property resources) yang pemamfaatannya terbuka untuk siapa pun. Dengan skala dan intensitas yang beragam, konflik sosial baik terbuka maupun laten antarkelompok masyarakat nelayan dalam memperebutkan sumber daya perikanan sedang berlangsung di berbagai daerah pesisir ( kusnadi, 2006).
B.   Tujuan dan Kegunaan
      Tujuan dilalukan praktek lapang teori ekonomi mikro yaitu untuk mengidentifikasi jenis-jenis dan dampak eksternalisasi yang di timbulkan dari penggunaan perairan umum sebagai lahan budidya Rumput laut di Kelurahan Lappa, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
            Kegunaan dari praktek lapang teori ekonomi mikro adalah sebagai bahan perbandingn antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan keadaan sesungguhnya yang ada di lapangan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A.   Defenisi Ilmu Ekonomi
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja (Wikipedia, 2012)
Dalam hal ini Profesor Paul Anthony Samuelson, seorang ahli ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), telah mengumpulkan sekurang-kurangnya enam buah definisi dari berbagai ahli lain. Keenam definisi itu masing-masing adalah sebagai berikut :
1.    Ilmu ekonomi, atau ekonomi politik (politicale conomy) adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan yang dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi pertukaran antarmanusia
2.    Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah, tenaga kerja, barang-barang modal semisal mesin, dan pengetahuan teknik) yang langka dan terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan berbagai barang (misalnya gandum daging, mantel, perahu layar, konser musik, jalan raya, pesawat pembom) serta mendistribusikan (membagikan) nya kepada pelbagai anggota masyarakat untuk mereka pakai/konsumsi.
3.    Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka seharihari, (untuk) mendapat dan menikmati kehidupan.
4.    Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia bertingkah pekerti untuk mengorganisasi kegiatan-kegiatan konsumsi dan produksinya.
5.    Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan.
6.    Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara memperbaiki masyarakat.
Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat.Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

B.   Ruang Lingkup Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus) (Rochmawan, 2008)
Ruang lingkup kajian ekonomi mikro adalah produsen dan konsumen.Tradisi berlandaskan teori Adam Smith.Ekonomi mikro dengan demikian memiliki ruang lingkup pada produsen dan konsumen.Produsen dan konsumen tersebut dalam dunia ekonomi yang nyata adalah idnividu-individu pada rumah tangga keluarga, masyarakat, atau perusahaan.Unit-unit ekonomi skala mikro tersebut harus berusaha mengalokasikan sumberdaya ekonomi yang terbatas untuk mampu mengoiptimalkan tingkat pemuasan kebutuhannya.Jadi melalui kajian/analisis ekonomi mikro dapat diperoleh kejelasan mengapa orangtua kamu harus mengatur dan membuat alokasi yang tepat dari pendapatan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan hidup keluargamu, termasuk mengalokasikannya untuk keperluan pembelian peralatan sekolahmu.Melalui kajian ekonomi mikro juga dapat diperoleh kejelasan mengenai adanya perbedaan tingkat upah yang diterima oleh seorang guru dengan seorang dokter.
Tradisi kajian ekonomi mikro berkembang pada masa berpengaruhnya ilmu ekonomi dari Adam Smith.Tentunya kamu masih ingat mengenai konsep invisible hand. Konsep tersebut menyatakan, bahwa keseimbangan perekonomian akan diatur oleh tangan tidak tampak, sehingga tidak diperlukan regulasi khusus dari pemerintah. Tangan-tangan tidak tampak adalah aktivitas pelaku-pelaku ekonomi mikro. Para pelaku ekonomi akan berusaha dengan sendirinya menyesuaikan perkembangan dan perubahan dalam aktivitas ekonomi ke arah keseimbangan bagi aktivitas mereka. Setiap pelaku ekonomi dengan demikian memiliki kebebasan untuk berusaha mencapai dan meningkatkan kesejahteraan (naqti, 2010)

C. Faktor Produksi
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan.Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources) (Wikipedia, 2012)

·         Sumber daya fisik

Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah.

·         Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi.Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli.Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja.Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum.Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya.Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir.Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya.Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani.Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa.Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara.Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi.Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.

·         Modal

Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri.Misalnya setoran dari pemilik perusahaan.Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan.Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan.Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat.Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya.Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang.Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

·         Kewirausahaan

Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk.Kewirausahaan merupakan faktor produksi yang tidak dapat dilihat, dihitung, ditakar, diraba, tetapi hanya dapat dirasakan dan diketahui dengan melihat produk yang  dihasilkan. Seorang pengusaha  (entrepreneur) adalah orang yang memiliki kemampuan mengelola, menyatukan faktor-faktor produksi, dan dapat mengendalikan perusahaan secara baik dengan menghasilkan produk dan memperoleh keuntungan dan berani menanggung risiko.

·         Sumber daya informasi

Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya (Wikipedia, 2012)
D. Jenis – jenis Eksternalitas
Ekstenalitas adalah dampak atau pengaruh yang dirasakan pihak luar atau orang akibat tidakan orang lain tanpa ada kompensasi (Ganti Rugi) dari pihak yang merugikan.Disini eksternalitas dibagi menjadi dua yaitu Eksternalitas positif dan Eksternalitas negatif,yang di maksud Eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan pihak luar tanpa ada konpensasi dari pihak yang di untungkan,sedangkan eksternalitas negatif adalah dampak yang merugikan pihak luar. Contoh, eksternalitas positif dan eksternalitas negatif   (-) suatu limba pabrik membuat masyarat sakit dan pabrik tersebut tidak memberi konpensasi kepada masyarakat setempat,eksternalitas (+) yaitu suatu perusahaan madu memelihara lebah untuk mendapatkan madu ini menunjukan ada kedua belak pihak yang saling menguntungkan ada sektor lain yang di untungkan tumbuhan yang berbunga di sekitar pabrik pun ikut subur.
Jenis-jenis Eksternalitas
1.Eksternalitas Produsen-produsen
Seorang produsen dapat menimbulkan eksternalitas pasitif ataupun aksternalitas negatif terhadap produsen lainnya. Contoh eksternalitas positif misalnya adalah tindakan seorang produsen contoh: (1) melatih tenaga kerjanya. (2) menerima eksternalitas positif karena bisa memperoleh tenaga kerja terdidik tanpa harus memberikan pendidikan pada tenaga kerja tersebut. Dalam hal ini,eksternalitas positif yang ditumbulkan karena penggunan faktor produksi. Produsen A dan B dalam aktifitas mereka menggunakan faktor faktor produksi, misalnya saja modal (K) dan tenaga kerja (L).
2.Eksternalitas Produsen-Konsumen
Aktivitas seseorang produsen dapat pula menimbulakan efek terhadap utilitas individu tanpa mendapat suatu kkompensasi apapun juga. Misalkan saja suatu pabrik yang mengeluarkan asap yang menyebabkan polisi udarah. Udara kotor tersebut terpaksa dihirup oleh masyarkat yang tinggal disekitar pabrik sehingga neyebabkan utilitas mereka untuk tinggal disrkitar pabrik turun. Dalam hal ini pabrik tidak memberikan ganti rugi dalam bentuk apapun juga kepada masyarakat  dan pabrik tersebut akan meningkatkan tingkat produksi di mana harga barang produksi sama dengan biaya marjinal, atau Pх = PMCх.
3.Eksternalitas Konsuman-Produsen
Misalnya,seorang setiap hari makan nasi dan sisanya di buang ke dalam sungai aliran sungai tersebut masuk kedalam kolam sehingga ikan dalam kolam tersebut menjadi cepat besar tanpa pemilik kolam tersebut memberi makan lagi kepada ikan ikannya. Dalam hal ini maka pemilik kolam yang menghasilkan ikan menerima manfaat eksternalitas positif dari tindakan konsumen yang makan nasi tersebut.
4.Eksternalitas Konsumen-Konsumen
Aktifitas seseorang dapat secara langsung mempengaruhi tingkat kepuasan/utilitas orang lain tanpa ada suatu kompensasi (dalam hal eksternalitas positif) atau biaya (dalam hal Eksternalitas negatif) apapun juga. Eksternaltas konsumen-konsumen ini tidak banyak mendapat perhatian para ahli ekonomi lingkungan karena tidak ada pengaruh yang nyata dalam perekonomian. Eksternalitas konsumen konsumen dapat di bedakan dampaknya antara dampak fisik dan kejiwaan (psychic). Misalnya seorang pengendara sepeda montor yang mengeluarkan asap tebal dan menyebabkan orang orang disekitar menjadi sesak napas dampak inilah yang disebut dampak fisik. Dampak kejiwaan menyangkut masalah perasaaan. Misalnya seorang yang merasa tidak senang atau iri karena melihat tetangganya mempunyai mobil mewah rasa kejiwaan adalah rasa tidak langsung mempengaruhi keadaan seseorang kerena aktivitas konsumsi orang lain (kurniawanceis, 2010)

III. METODOLOGI PRAKTEK
A. Waktu dan Tempat
           Adapun pelaksanaan praktik lapang mata kuliah Teori Ekonomi Mikro dilaksanakan di Kelurahan Lappa, Kec.Sinjai Timur ,Kab.Sinjai, Prov.Sulawesi Selatan pada tanggal 25-27 November 2013 .
B. Metode Pengambilan Data
            Metode pengambilan data dalam praktek lapang Ekonomi Mikro yaitu :
1.   Obsevasi: Teknik penelitian dengan melihat langsung dan kondisi daerah sekitar.
2.   Wawancara: Teknik penelitian dengan wawancara langsung dengan masyarakat setempat dengan menggunakan kuisioner.
3.   Studi pustaka : Membandingkan data hasil yang di dapat dari lapangan dengan data dari pustaka.

C. Sumber Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam praktek lapang Ekonomi Mikro,antara lain :
a. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada beberapa responden dengan menggunakan kuisioner serta observasi di lapangan.
b. Data sekunder diperoleh melalui studi berbagai pustaka dan melalui laporan-laporan instansi pemerintah dan swasta terkait,atau kepada Ketua RT,RW,dan RK,di Kelurahan Lappa

D. Analisis Data
Adapun beberapa rumus-rumus yang dapat dugunakan menurut (Eriskusnadi, 2013) sebagai berikut :
1.    produktivitas-rumus3Secara umum rumus produktivitas

2.    Produktivitas dalam unit satuan moneter
produktivitas-rumus1

3.    produktivitas-rumus2Penurunan Produktivitas


4.    produktivitas-rumus4Produktivitas Total


5.    Produktivitas parsial
produktivitas-rumus5
Atau
produktivitas-rumus6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Keadaan Umum Lokasi
            Kabupaten Sinjai memiliki luas 81,96 km2 terdiri dari 9 kecamatan defenitif dengan jumlah desa sebanyak 67 dan 13 kecamatan. Kabupaten sinjai terbagi atas dua wilayah yaitu di daratan Sulawesi Selatan dan Pulau – Pulau Sembilan. Di wilayah daratan memiliki panhajng garis pantai sekitar 23 km dan terdapat 5 sungai besar yang bermuara disepanjang pantai yakni sungai langka, sunagi mangottong, sunagi panaikang, sungai bua an sungai pattongko. Dan juga terdapat dua sungai kecil yaitu sungai donga dan balang lipa(Wikipedia,2013).
            Sinjai utara adalah satu kecamatan di Kabupaten Sinjai yang memiliki beberapa kelurahan diantaranya, kelurahan Mangottang, Kelurahan Bongki, Kelurahan Gojeng, dan kelurahan Lita dan Lappa (wkipedia,2013).
            Khusus di kelurahan Lappa tempat diadakan praktek lapang Ekonomi Mikro ini berbatasan dengan kelurahan Lita di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan Mangottang, disebelah barat berbatasan dengan Gojeng dan disebelah Selatan berbatasan dengan pulau sembilang. Di kelurahan Lappa masyarakatnya sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan (Ponggawa – sawi) (Wikipedia,2013).
            Di wilayah ini keadaan suhunya sangat panas dan ini sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dengan ,engeringkan ikan. Sementara ikan yang sudah kering diambil dan ditempatkan dikeranjang ikan kemudian dijual di pasar.        Adapun Sarana dan Prasarana di Kelurahan Lappa ini yaitu sekolah TK, SD, MTS, lapangan, Mesjid, puskesmas, Kantor Lurah, Dermaga dll. Sarana dan Prasarana ini sangat membantu masyarakat setempat dalam beraktivitas sehari –hari.
Adapun tabel jumlah sarana dan prasarana yang ada di kelurahan lappa,yaitu:
Tabel 1. Sarana dan Prasarana
No
Sarana dan prasaranan
Jumlah
1
TK
2
2
SD
2
3
MTS
1
4
LAPANGAN
2
5
MASJID
2
6
PUSKESMAS
1
7
KANTOR LURAH
1
8
DERMAGA
1
Sumber : Data primer diolah, 2013
B.       Data Responden
Beberapa data responden yang saya dapatkan dilapangan yaitu sebagai berikut:
Table 1. Identitas Responden
No
Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
1
A.MULLI MAHMUD
70
SMP
Petani rumput laut
2
BAHARUDDIN
57
SMA
Petani rumput laut
3
PENDE
50
SMA
Petani rumput laut
4
ABD.MUTHALIB
43
SMA
Petani rumput laut
5
AGUS
80
SMA
Petani rumput laut
Sumber: data primer diolah, 2013
Jika dilihat dari hasil data diatas menunjukan bahwa, rata-rata masyarakat dikelurahan lappa, sinjai utara. Memiliki jenjang pendidikan sebatas sekolah menengah atas saja. Sementara untuk mata pencaharianya, masyarakat setempat lebih memanfaatkan lahan yang ada untuk aktifitas kegiatan pembudidayaan rumput laut dengan berbagai ukuran lahan yang dimiliki.
C.  Faktor-faktor eksternalitas budidaya rumput laut
      Faktor eksternalitas yang terjadi dalam usaha budidaya rumput laut di kelurahan Lappa umumnya adalah cuaca, iklim, hama dan penyakit. Menurut responden yang  diwawancarai cuaca yang tidak menentu sering mengakibatkan kualitas rumput laut kurang baik, apabila rumput laut yang dikeringkan dengan keadaan cuaca cerah maka akan menjamin kualitas rumput laut dan produktivitas meningkat, sedangkan apabila dikeringkan dalam keadaan mendung kualitas rumput laut akan menurun dan secara otomatis akan terjadi penurunan produktivitas
      Faktor eksternalitas yang kedua yaitu iklim, menurut beberapa responden yang di wawancarai bahwa rumput laut yang sedang dibudidayakan apabila musim hujan maka akan menyebabkan bibitnya rusak / mati sehingga  mengakibatkan kegagalan panen.
      Faktor yang ketiga yaitu hama dan penyakit Penyebab kegagalan budidaya rumput laut adalah masalah hama dan penyakit, biasanya yangmenjadi hama dalam tambak budidaya adalah ikan-ikan yang berada dalam tambak yang dapat memakan thalus rumput laut, sementara penyakit yang sering timbul pada rumput laut yang dikenal dengan nama "ice-ice" yang menyebabkan thalus (batang) rumput laut terdapat bercak putih yang menghambat pertumbuhan rumput laut, bahkan dapat menyebabkan kematian.  Menurut responden apabila rumput lautnya terserang hama dan penyakit produktivitas rumput laut akan menurun bahkan hanya bisa memanen ½  dari bibit yang ditebarkan.

D.   Perubahan produktivitas akibat terjadi eksternalitas
               Untuk mengetahui tingkat produktifitas dari  ke enam responden, maka digunakan rumus untuk mengetahui tingkat produktifitas hasil panen rumput laut
Dalam perhitungan tingkat produktifitas hasil panen rumput laut, dalam hal ini saya menggunakan persiklus atau per satu kali panen.
Responden 1.:  produktifitas=  hasil panen (kg) x harga per kg  _
                                              biaya produksi (bibit, pupuk)
                        produktifitas = 1000 kg x 7500      _
                                                   750.000
                                                = 10
Resonden 2: produktifitas=    hasil panen (kg) x harga per kg _
                                             biaya produksi (bibit, pupuk)
                        produktifitas = 1000 kg x 7500   _
                                                      750.000
                                                =10
Responden 3: produkrifitas= =  hasil panen (kg) x harga per kg _
                                                biaya produksi (bibit, pupuk)
                        produktifitas = 300 kg x 7500 _
                                                    245.000
                                                =9,1
Responden 4: produkrifitas= =  hasil panen (kg) x harga per kg _
                                                  biaya produksi (bibit, pupuk)
                        produktifitas =800 kg x 7500 _
                                                   490.000
                                                =12,2
Responden 5: produkrifitas= = hasil panen (kg) x harga per kg  _
                                                  biaya produksi (bibit, pupuk)
                        produktifitas = 2000 kg x 7500 _
                                                    1.040.000
                                                =14,4
      Perbedaan yang terjadi pada tingkat produktifitas hasil panen rumput laut bisa terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya, luas lahan yang dimiliki pembudidaya, bibit unggul, atau bahkan kurangnya serangan dari hama dan penyakit. Dilihat dari hasil diatas menunjukan, responden ke 5, mampu menghasilkan 2000 kg per siklusnya, dengan jumlah produktifitas yang didapat sebesar 13.600.000. Hal ini karena disebabkan oleh beberapa factor penentu seperti yang tertera di atas. Sementara tingkat produktifitas terendah terjadi pada hasil panen responden ke 3, hanya mampu menghasilkan 300 kg dalam persiklusnya denga produktifitas yang didapat sebesar Rp2.005.000. Hal ini kemungkinan karena kurang memiliki factor-faktor penting penunjang diatas, seperti lahan yang kurang luas, tingginya serangan penyakit ataupun hama,
Tabel 3. Perubahan produktivitas
PRODUKTIVITAS PERSIKLUS

Selisih
(Rp)
Responden
Non Paceklik
Paceklik
Panen (kg)
Jumlah (Rp)
Panen (kg)
Jumlah (Rp)
1
1000
6.750.000
500
3.400.000
3.350.000
2
1000
6.750.000
500
3.400.000
3.350.000
3
300
2.050.000
150
1.000.000
1.050.000
4
800
5.510.000
600
3.600.000
1.910.000
5
2000
13.600.000
980
6.400.000
7.200.000
Sumber: Data primer diolah, 2013

Data tabel diatas menunjukan perubahan tingkat produktivitas hasil panen terhadap perubahan antara musim non peceklik dengan musim paceklik, bahwa perubahan yang terjadi cukup signifikan, perubahan produktifitas ini muncul kerena disebabkan terjadinya eksternalitas hingga mangakibatkan menurunya hasil panen para pembudidaya rumput laut.
              Dibawah ini merupakan kurva perbandingan tingkat produktivitas hasil panen antara musim paceklik dengan non peceklik.
Gambar 1. Kurva Pendapatan Musim Non-Paceklik
                   Dari hasil kurva di atas menunjukan bahwa ada perbedaan dari tingkat produktivitas yng di peroleh dapat di lihat tingkat produktivitas tertinggi terdapat pada responden ke lima dengan hasil pendapatan sebanyak Rp.14.000.000.Hal ini di pengaruhi oleh factor-faktor produksi pendukung seperti Luas lahan dan Bibit yang di gunakan.Sedangkan produktivitas terendah terdapat pada responden ke tiga yang hanya memperoleh pendapatan sebesar Rp.2.000.000
Dapat dilihat bahwa pada musim paceklik responden yang memiliki nilai produktivitas tinggi yaitu terdapat pada responden 5. Dimana nilai produktivitasnya mencapai Rp.6.000.000 sedangkan, yang memperoleh nilai produktivitas rendah yaitu pada responden 3 yang hanya mencapai Rp.1.000.000
Perubahan produktivitas hasil panen budidaya rumput laut yang terjadi di kelurahan Lappa sangat signifikan akibat eksternalitas yang terjadi, grafik diatas menunjukan  bahwa pada responden pertama produktivitas rumput lautnya pada musim bagus bisa  panen 1000 kg persiklusnya dengan pendapatan sebesar. Rp 9.980.000,- sementara pada musim paceklik menurun menjadi Rp4.000.000,- dengan hasil panen hanya mencapai 500 kg persiklusnya.
            Pada responden kedua pendapatan pada musim bagus bisa mencapai Rp. 9.980.000,- persiklusnya dengan hasil panen 1000 kg Sedangkan pada saat musim paceklik,hasil panen rumput lautnya hanya  500 kg dengan hasil pendapatan Rp 4.000.000,-
            Pada responden ketiga hasil panen rumput lautnya pada musim bagus mencapai 300 kg persiklusnya dengan pendapatan sebesara Rp 2.000.000,- sedangkan pada musim paceklik hanya bisa memproduksi sebanyak 150 kg, dengan hasil pendapatan  Rp 1.000.000,- persiklusnya.
            Pada responden keempat musim bagus biasanya memproduksi rumput laut persiklus 800 kg dengan pendapat Rp.5.600.000,- , sementara pada musim paceklik hanya bisa memproduksi 600 kg saja dengan hasil pendapatan Rp. 3.000.000,-.
          Sementara pada responden kelima hasil panen  rumput lautnya bisa mencapai 2000 kg persiklus dengan hasil pendapatan Rp 14.000.000,- sedangkan pada musim paceklik hanya bisa memproduksi sebanyak 900 kg. dengan total pendapatan Rp 8.000.000,-
            Dari kelima responden yang dapat di wawancarai bahwa menurunnya produktivitas rumput laut persiklusnya sering mengalami kerugian besar atau bahkan tidak balik modal.
E. Bentuk Kebijakan Pemerintah
            Berdasarkan hasil analisis yang saya lakukan terkait keadaan dan kondisi masyarakat kelurahan lappa, sinjai utara. Dalam menangani dampak terjadinya penurunan harga akibat terjadinya ekternalitas pada budidaya rumput laut. Beberapa bentuk kebijakan yang bisa saya rekomendasikan diantaranya: perlu adanya program pemerintah yang pro rakyat miskin, pemerintah harus menetapkan harga minimum terhadap harga rumput laut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya berikan yaitu :
1.   Produktivitas rumput laut yang terjadi di Desa Lappa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten sinjai sering mengalami penurunan, hal ini dilihat dari factor eksternalitas yang terjadi seperti cuaca yang tidak mendukung, iklim, hama dan penyakit yang dapat mengakibatkan nelayan kurang mendapatkan keuntungan, kerugian besar atau tidak balik modal. Hal ini menjadi masalah besar bagi nelayan karena mata pencaharian mereka hanya bersumber pada rumput laut saja.
2.   Perubahan produktivitas tertinggi pada non  paceklik terdapat pada responden ke lima sebesar 14, sedangkan produktivitas terendah pada responden 3 dengan pendapatan sebesar 9.2.
3.   Kebijakan terhadap eksternalitas yang terjadi belum ada  dari pemerintah. kebijakan harga yang terjadi hanya kesepakatan antara nelayan dan para pesangon, apabila pesangon megambil rumput laut langsung dari tambak maka harganya akan turun sebaliknya jika di ambil di rumah maka harganya akan lebih mahal.

B. Saran
1.    Untuk Praktek Lapang, sebaiknya waktu yang diberikan untuk turun dilapangan mencari data janganterlalu singkat.
2.    Untuk asisten, sebaiknya asisten setiap kelompok ikut turun ke lapangan memantau kegiatan praktikan supaya praktikan bersungguh-sungguh saat pengambilan data di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Indonesia.[online]. http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia [Diakses pada pukul 20.00, pada tanggal 23 November 2013].

Anonim, 2013. Sulawesi Selatan.[onlie]. http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Selatan [Diakses pada pukul 20.00, pada tanggal 23 November 2013]

Anonim, 2013.Sinjai.[online]. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sinjai [Diakses pada pukul 20.00, pada tanggal 23 Oktober 2013]

Anonim,2013.IlmuEkonomiMikro.[online].http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi[Diakses pada pukul 20.00, pada tanggal 23 Oktober 2013)

Batukar,2013.SDA Sulawesi Selatan.[online]. http://www.batukar.info/wiki/sda-sulawesi-selatan(Diakses pada pukul 20.00, pada tanggal 23 November 2013)

Naqti.2010.Ruang Lingkup Ekonomi Mikro.http://naqti.blogspot.com/2010/04/ruang-lingkup-ekonomi-mikro-dan-makro.html(Diakses pada pukul 14.00, pada tanggal 23 Oktober  2013)

Rochmawan.2008.http://rochmawan.blogspot.com/2010/04/ruang-lingkup-ekonomi-mikro dan makro.html.(Diakses pada pukul 20:00,pada tanggal 23 Oktober 2013)
                                                                                                        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar