I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara
fisik, Indonesia adalah negeri kepuluan terbesar di dunia, terdiri atas17.508
buah pulau dan perairan lautnya sekitar 3,1 juta km persegi atau 62% dari
luasseluruh teritorialnya.Indonesia mempunyai hak atau kewenangan memanfaatkanZona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 2,7 juta km persegi, untuk
eksplorasi,ekploitasi, pengelolaan sumber daya hayati dan non hayati,
penelitian, yurisdiksimendirikan instalasi atau pulau buatan (Dahuri, 2002).
Sulawesi Selatan
adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi.Ibu
kotanya adalah Makassar, dahulu disebut Ujungpandang. Provinsi Sulawesi
Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur
Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat
Makassar di barat dan Laut Flores di selatan (Wikipedia, 2012)
Potensi sektor perikanan Provinsi Sulsel meliputi
perikanan laut dan perikanan darat (tambak air payau, kolam, sawah, danau,
sungai, dan rawa). Berdasarkan data produksi perikanan menurut
kabupaten/kota di Sulsel pada tahun 2005 menunjukkan, secara keseluruhan produksi
perikanan laut mencapai 315.734 ton dengan daerah pengahasil terbesar adalah
Kabupaten Bone sebesar 67.707,9 ton. Kemudian menyusul Kabupaten Jeneponto
dengan 43.670,7 ton, Kabupaten Takalar sebesar 39.543,5 ton. Sementara
produksi perikanan darat secara keseluruhan mencapai 425.753,44 ton yang
meliputi tambak 391.745,40 ton, kolam 13.798,90 ton, sawah 37,442 ton, danau
14.252,40 ton, dan sungai 2.091,4 ton, dan produksi perikanan rawa mencapai
5.919,30 ton (Febriandy, 2009).
Kabupaten Sinjai terletak
di Jazirah Selatan bagian Timur Propinsi Sulawesi Selatan dengan Ibukotanya
Sinjai. Berada pada posisi 50 19' 30" sampai 50 36' 47" Lintang
Selatan dan 1190 48' 30" sampai 1200 0' 0" Bujur Timur. Disebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Bone, di sebelah Timur dengan Teluk Bone, di sebelah Selatan dengan
Kabupaten Bulukumba, dan sebelah Barat dengan Kabupaten Gowa (Arif,
2007).
luas wilayah daratan dimililki oleh Kabupaten sinjai
adalah 819, 96 km2 dan Luas
wilayah pesisir Kabupaten Sinjai memiliki garis pantai sepanjang 28 km
yang terdiri atas wilayah pantai daratan panjang 17 km dan wilayah kepulauan
dengan panjang garis pantai 11 km. Jumlah desa/penduduk pesisir wilayah administratif terbagi atas 8
Kecamatan, 13 kelurahan, 55 desa, dan 259 lingkungan/dusun dengan luas wilayah
819,96 Km2, atau 1,29 persen dari luas wilayah daratan Propinsi Sulawesi
Selatan (Arif, 2007).
Kelurahan
Lappa merupakan kelurahan yang ada di daerah sinjai utara yang merupakan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Tipe D, yang memiliki luas sekitar 2 Ha memiliki fasilitas kolam labuh dengan
kapasitas sampai 200 unit kapal, dan tempat pelelangan ikan (Yantarief,2010).
Adapun persoalan yang kongkrit yaitu
terjadinya konflik sosial antarkelompok masyarakat nelayan dalam memperebutkan
sumber daya perikanan di daerah perairan mereka. Sumber daya perikanan
merupakan sumber daya milik umum (commons
property resources) yang pemamfaatannya terbuka untuk siapa pun. Dengan
skala dan intensitas yang beragam, konflik sosial baik terbuka maupun laten
antarkelompok masyarakat nelayan dalam memperebutkan sumber daya perikanan
sedang berlangsung di berbagai daerah pesisir ( kusnadi, 2006).
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
dilalukan praktek lapang teori ekonomi mikro yaitu untuk mengidentifikasi
jenis-jenis dan dampak eksternalisasi yang di timbulkan dari penggunaan
perairan umum sebagai lahan budidya Rumput laut di Kelurahan Lappa, Kabupaten
Sinjai, Sulawesi Selatan.
Kegunaan dari praktek lapang teori ekonomi
mikro adalah sebagai bahan perbandingn antara teori yang diperoleh di bangku
kuliah dengan keadaan sesungguhnya yang ada di lapangan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Defenisi
Ilmu Ekonomi
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani
οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος
(nomos), atau "peraturan, aturan, hukum,"
dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau
"manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi
atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja
(Wikipedia, 2012)
Dalam hal ini Profesor Paul Anthony Samuelson, seorang
ahli ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), telah mengumpulkan
sekurang-kurangnya enam buah definisi dari berbagai ahli lain. Keenam definisi
itu masing-masing adalah sebagai berikut :
1.
Ilmu ekonomi, atau ekonomi politik
(politicale conomy) adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan yang dengan
atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi
pertukaran antarmanusia
2.
Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai
bagaimana orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber
produktif (tanah, tenaga kerja, barang-barang modal semisal mesin, dan
pengetahuan teknik) yang langka dan terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan
berbagai barang (misalnya gandum daging, mantel, perahu layar, konser musik,
jalan raya, pesawat pembom) serta mendistribusikan (membagikan) nya kepada
pelbagai anggota masyarakat untuk mereka pakai/konsumsi.
3.
Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia
dalam kegiatan hidup mereka seharihari, (untuk) mendapat dan menikmati
kehidupan.
4.
Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana
manusia bertingkah pekerti untuk mengorganisasi kegiatan-kegiatan konsumsi dan
produksinya.
5.
Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang
kekayaan.
6.
Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang
cara-cara memperbaiki masyarakat.
Ilmu
ekonomi merupakan cabang ilmu
sosial yang mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap
keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat.Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka
berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang
terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
B.
Ruang Lingkup Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari
perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan
kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro
meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi
penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan
bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang
dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi
secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu
keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris
paribus) (Rochmawan, 2008)
Ruang lingkup kajian ekonomi mikro adalah produsen dan
konsumen.Tradisi berlandaskan teori Adam Smith.Ekonomi mikro dengan demikian
memiliki ruang lingkup pada produsen dan konsumen.Produsen dan konsumen
tersebut dalam dunia ekonomi yang nyata adalah idnividu-individu pada rumah
tangga keluarga, masyarakat, atau perusahaan.Unit-unit ekonomi skala mikro
tersebut harus berusaha mengalokasikan sumberdaya ekonomi yang terbatas untuk
mampu mengoiptimalkan tingkat pemuasan kebutuhannya.Jadi melalui
kajian/analisis ekonomi mikro dapat diperoleh kejelasan mengapa orangtua kamu
harus mengatur dan membuat alokasi yang tepat dari pendapatan yang diperoleh
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluargamu, termasuk mengalokasikannya untuk
keperluan pembelian peralatan sekolahmu.Melalui kajian ekonomi mikro juga dapat
diperoleh kejelasan mengenai adanya perbedaan tingkat upah yang diterima oleh
seorang guru dengan seorang dokter.
Tradisi kajian ekonomi mikro berkembang pada masa
berpengaruhnya ilmu ekonomi dari Adam Smith.Tentunya kamu masih ingat mengenai
konsep invisible hand. Konsep tersebut menyatakan, bahwa keseimbangan
perekonomian akan diatur oleh tangan tidak tampak, sehingga tidak diperlukan
regulasi khusus dari pemerintah. Tangan-tangan tidak tampak adalah aktivitas
pelaku-pelaku ekonomi mikro. Para pelaku ekonomi akan berusaha dengan
sendirinya menyesuaikan perkembangan dan perubahan dalam aktivitas ekonomi ke
arah keseimbangan bagi aktivitas mereka. Setiap pelaku ekonomi dengan demikian
memiliki kebebasan untuk berusaha mencapai dan meningkatkan kesejahteraan (naqti, 2010)
C.
Faktor Produksi
Dalam ilmu
ekonomi, faktor produksi
adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa.
Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga
kerja, modal, sumber
daya alam, dan kewirausahaan.Namun
pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi
seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan
oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical
resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi
sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di
era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara
total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu
tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical
resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya
informasi (information resources) (Wikipedia, 2012)
·
Sumber
daya fisik
Faktor
produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam
semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam
proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air,
dan bahan mentah.
·
Tenaga
kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani
yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi.Faktor
produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli.Dalam
faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik,
pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja.Oleh karena itu,
tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas
(kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi
menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga
kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.Tenaga kerja terdidik adalah
tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di
bidangnya, misalnya dokter,
insinyur, akuntan,
dan ahli hukum.Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan
kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di
bidangnya.Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir.Sementara itu,
tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang
tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan
pekerjaannya.Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi
tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani.Tenaga kerja rohani adalah tenaga
kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa.Misalnya guru,
editor, konsultan, dan pengacara.Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah
tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi.Misalnya
tukang las, pengayuh becak, dan sopir.
·
Modal
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang
atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal
dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan,
serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi
dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal
dari dalam perusahaan sendiri.Misalnya setoran
dari pemilik perusahaan.Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber
dari luar perusahaan.Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan
modal
abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara
nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil,
dan peralatan.Sedangkan
yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk
nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak
paten, nama baik, dan hak merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal
individu dan modal masyarakat.Modal individu adalah modal yang sumbernya dari
perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya.Contohnya
adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang
dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan
digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah
sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap
dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara
berulang-ulang.Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang
dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali
proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.
·
Kewirausahaan
Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan
yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk.Kewirausahaan merupakan faktor produksi yang
tidak dapat dilihat, dihitung, ditakar, diraba, tetapi hanya dapat dirasakan
dan diketahui dengan melihat produk yang dihasilkan. Seorang
pengusaha (entrepreneur) adalah orang yang memiliki kemampuan mengelola,
menyatukan faktor-faktor produksi, dan dapat mengendalikan perusahaan secara
baik dengan menghasilkan produk dan memperoleh keuntungan dan berani menanggung
risiko.
·
Sumber
daya informasi
Sumber
daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan
bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang
dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya (Wikipedia, 2012)
D.
Jenis – jenis Eksternalitas
Ekstenalitas adalah dampak atau pengaruh yang
dirasakan pihak luar atau orang akibat tidakan orang lain tanpa ada kompensasi
(Ganti Rugi) dari pihak yang merugikan.Disini eksternalitas dibagi menjadi dua
yaitu Eksternalitas positif dan Eksternalitas negatif,yang di maksud
Eksternalitas positif adalah dampak yang menguntungkan pihak luar tanpa ada
konpensasi dari pihak yang di untungkan,sedangkan eksternalitas negatif adalah
dampak yang merugikan pihak luar. Contoh, eksternalitas positif dan
eksternalitas negatif (-) suatu limba pabrik membuat masyarat
sakit dan pabrik tersebut tidak memberi konpensasi kepada masyarakat
setempat,eksternalitas (+) yaitu suatu perusahaan madu memelihara lebah untuk
mendapatkan madu ini menunjukan ada kedua belak pihak yang saling menguntungkan
ada sektor lain yang di untungkan tumbuhan yang berbunga di sekitar pabrik pun
ikut subur.
Jenis-jenis Eksternalitas
1.Eksternalitas Produsen-produsen
Seorang produsen dapat menimbulkan eksternalitas
pasitif ataupun aksternalitas negatif terhadap produsen lainnya. Contoh eksternalitas
positif misalnya adalah tindakan seorang produsen contoh: (1) melatih tenaga
kerjanya. (2) menerima eksternalitas positif karena bisa memperoleh tenaga
kerja terdidik tanpa harus memberikan pendidikan pada tenaga kerja tersebut.
Dalam hal ini,eksternalitas positif yang ditumbulkan karena penggunan faktor
produksi. Produsen A dan B dalam aktifitas mereka menggunakan faktor faktor
produksi, misalnya saja modal (K) dan tenaga kerja (L).
2.Eksternalitas Produsen-Konsumen
Aktivitas seseorang produsen dapat pula
menimbulakan efek terhadap utilitas individu tanpa mendapat suatu kkompensasi
apapun juga. Misalkan saja suatu pabrik yang mengeluarkan asap yang menyebabkan
polisi udarah. Udara kotor tersebut terpaksa dihirup oleh masyarkat yang
tinggal disekitar pabrik sehingga neyebabkan utilitas mereka untuk tinggal
disrkitar pabrik turun. Dalam hal ini pabrik tidak memberikan ganti rugi dalam
bentuk apapun juga kepada masyarakat dan pabrik tersebut akan
meningkatkan tingkat produksi di mana harga barang produksi sama dengan biaya
marjinal, atau Pх = PMCх.
3.Eksternalitas Konsuman-Produsen
Misalnya,seorang setiap hari makan nasi dan sisanya
di buang ke dalam sungai aliran sungai tersebut masuk kedalam kolam sehingga
ikan dalam kolam tersebut menjadi cepat besar tanpa pemilik kolam tersebut
memberi makan lagi kepada ikan ikannya. Dalam hal ini maka pemilik kolam yang
menghasilkan ikan menerima manfaat eksternalitas positif dari tindakan konsumen
yang makan nasi tersebut.
4.Eksternalitas Konsumen-Konsumen
Aktifitas seseorang dapat secara langsung
mempengaruhi tingkat kepuasan/utilitas orang lain tanpa ada suatu kompensasi
(dalam hal eksternalitas positif) atau biaya (dalam hal Eksternalitas negatif)
apapun juga. Eksternaltas konsumen-konsumen ini tidak banyak mendapat perhatian
para ahli ekonomi lingkungan karena tidak ada pengaruh yang nyata dalam
perekonomian. Eksternalitas konsumen konsumen dapat di bedakan dampaknya antara
dampak fisik dan kejiwaan (psychic). Misalnya seorang pengendara sepeda montor
yang mengeluarkan asap tebal dan menyebabkan orang orang disekitar menjadi
sesak napas dampak inilah yang disebut dampak fisik. Dampak kejiwaan menyangkut
masalah perasaaan. Misalnya seorang yang merasa tidak senang atau iri karena
melihat tetangganya mempunyai mobil mewah rasa kejiwaan adalah rasa tidak
langsung mempengaruhi keadaan seseorang kerena aktivitas konsumsi orang lain
(kurniawanceis, 2010)
III. METODOLOGI PRAKTEK
A. Waktu dan Tempat
Adapun
pelaksanaan praktik lapang mata kuliah Teori Ekonomi Mikro dilaksanakan di
Kelurahan Lappa, Kec.Sinjai Timur ,Kab.Sinjai, Prov.Sulawesi Selatan pada
tanggal 25-27 November 2013 .
B. Metode Pengambilan Data
Metode
pengambilan data dalam praktek lapang Ekonomi Mikro yaitu :
1. Obsevasi: Teknik
penelitian dengan melihat langsung dan kondisi daerah sekitar.
2. Wawancara: Teknik
penelitian dengan wawancara langsung dengan masyarakat setempat dengan
menggunakan kuisioner.
3.
Studi pustaka : Membandingkan data hasil yang di dapat dari
lapangan dengan data dari pustaka.
C. Sumber Data
Sumber data yang
dikumpulkan dalam praktek lapang Ekonomi Mikro,antara lain :
a. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara
langsung kepada beberapa responden dengan menggunakan kuisioner serta observasi
di lapangan.
b. Data sekunder diperoleh melalui studi berbagai pustaka dan
melalui laporan-laporan instansi pemerintah dan swasta terkait,atau kepada
Ketua RT,RW,dan RK,di Kelurahan Lappa
D. Analisis
Data
Adapun
beberapa rumus-rumus yang dapat dugunakan menurut (Eriskusnadi, 2013) sebagai
berikut :
2. Produktivitas
dalam unit satuan moneter
3. Penurunan
Produktivitas
5. Produktivitas parsial
Atau
|
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan
Umum Lokasi
Kabupaten
Sinjai memiliki luas 81,96 km2 terdiri dari 9 kecamatan defenitif
dengan jumlah desa sebanyak 67 dan 13 kecamatan. Kabupaten sinjai terbagi atas
dua wilayah yaitu di daratan Sulawesi Selatan dan Pulau – Pulau Sembilan. Di
wilayah daratan memiliki panhajng garis pantai sekitar 23 km dan terdapat 5
sungai besar yang bermuara disepanjang pantai yakni sungai langka, sunagi
mangottong, sunagi panaikang, sungai bua an sungai pattongko. Dan juga terdapat
dua sungai kecil yaitu sungai donga dan balang lipa(Wikipedia,2013).
Sinjai
utara adalah satu kecamatan di Kabupaten Sinjai yang memiliki beberapa
kelurahan diantaranya, kelurahan Mangottang, Kelurahan Bongki, Kelurahan
Gojeng, dan kelurahan Lita dan Lappa (wkipedia,2013).
Khusus di
kelurahan Lappa tempat diadakan praktek lapang Ekonomi Mikro ini berbatasan
dengan kelurahan Lita di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan
Mangottang, disebelah barat berbatasan dengan Gojeng dan disebelah Selatan
berbatasan dengan pulau sembilang. Di kelurahan Lappa masyarakatnya sebagian
besar bermata pencaharian sebagai nelayan (Ponggawa – sawi)
(Wikipedia,2013).
Di wilayah
ini keadaan suhunya sangat panas dan ini sebagian besar dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat dengan ,engeringkan ikan. Sementara ikan yang sudah kering
diambil dan ditempatkan dikeranjang ikan kemudian dijual di pasar. Adapun Sarana dan Prasarana di Kelurahan
Lappa ini yaitu sekolah TK, SD, MTS, lapangan, Mesjid, puskesmas, Kantor Lurah,
Dermaga dll. Sarana dan Prasarana ini sangat membantu masyarakat setempat dalam
beraktivitas sehari –hari.
Adapun tabel jumlah sarana dan
prasarana yang ada di kelurahan lappa,yaitu:
Tabel 1. Sarana dan Prasarana
No
|
Sarana dan prasaranan
|
Jumlah
|
1
|
TK
|
2
|
2
|
SD
|
2
|
3
|
MTS
|
1
|
4
|
LAPANGAN
|
2
|
5
|
MASJID
|
2
|
6
|
PUSKESMAS
|
1
|
7
|
KANTOR LURAH
|
1
|
8
|
DERMAGA
|
1
|
Sumber : Data
primer diolah, 2013
B. Data
Responden
Beberapa data responden yang saya
dapatkan dilapangan yaitu sebagai berikut:
Table
1. Identitas Responden
No
|
Nama
|
Umur
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
1
|
A.MULLI
MAHMUD
|
70
|
SMP
|
Petani
rumput laut
|
2
|
BAHARUDDIN
|
57
|
SMA
|
Petani
rumput laut
|
3
|
PENDE
|
50
|
SMA
|
Petani
rumput laut
|
4
|
ABD.MUTHALIB
|
43
|
SMA
|
Petani
rumput laut
|
5
|
AGUS
|
80
|
SMA
|
Petani
rumput laut
|
Sumber:
data primer diolah, 2013
Jika
dilihat dari hasil data diatas menunjukan bahwa, rata-rata masyarakat
dikelurahan lappa, sinjai utara. Memiliki jenjang pendidikan sebatas sekolah
menengah atas saja. Sementara untuk mata pencaharianya, masyarakat setempat
lebih memanfaatkan lahan yang ada untuk aktifitas kegiatan pembudidayaan rumput
laut dengan berbagai ukuran lahan yang dimiliki.
C. Faktor-faktor
eksternalitas budidaya rumput laut
Faktor eksternalitas yang terjadi dalam usaha budidaya rumput
laut di kelurahan Lappa umumnya adalah cuaca, iklim, hama dan penyakit. Menurut
responden yang diwawancarai cuaca yang
tidak menentu sering mengakibatkan kualitas rumput laut kurang baik, apabila
rumput laut yang dikeringkan dengan keadaan cuaca cerah maka akan menjamin
kualitas rumput laut dan produktivitas meningkat, sedangkan apabila dikeringkan
dalam keadaan mendung kualitas rumput laut akan menurun dan secara otomatis
akan terjadi penurunan produktivitas
Faktor eksternalitas yang kedua yaitu iklim, menurut beberapa
responden yang di wawancarai bahwa rumput laut yang sedang dibudidayakan
apabila musim hujan maka akan menyebabkan bibitnya rusak / mati sehingga mengakibatkan kegagalan panen.
Faktor yang ketiga yaitu hama dan penyakit Penyebab kegagalan budidaya rumput laut adalah masalah
hama dan penyakit, biasanya yangmenjadi hama dalam tambak budidaya adalah
ikan-ikan yang berada dalam tambak yang dapat memakan thalus rumput laut,
sementara penyakit yang sering timbul pada rumput laut yang dikenal dengan nama
"ice-ice" yang menyebabkan thalus (batang) rumput laut terdapat
bercak putih yang menghambat pertumbuhan rumput laut, bahkan dapat menyebabkan
kematian. Menurut responden apabila
rumput lautnya terserang hama dan penyakit produktivitas rumput laut akan
menurun bahkan hanya bisa memanen ½ dari
bibit yang ditebarkan.
D.
Perubahan produktivitas akibat terjadi eksternalitas
Untuk mengetahui tingkat produktifitas dari ke enam responden, maka digunakan rumus untuk
mengetahui tingkat produktifitas hasil panen rumput laut
Dalam perhitungan tingkat
produktifitas hasil panen rumput laut, dalam hal ini saya menggunakan persiklus
atau per satu kali panen.
Responden 1.: produktifitas= hasil panen (kg) x harga per kg _
biaya produksi (bibit, pupuk)
produktifitas = 1000 kg x 7500 _
750.000
= 10
Resonden 2:
produktifitas= hasil panen (kg) x
harga per kg _
biaya produksi (bibit, pupuk)
produktifitas = 1000 kg x 7500 _
750.000
=10
Responden 3:
produkrifitas= = hasil panen (kg) x
harga per kg _
biaya produksi (bibit, pupuk)
produktifitas = 300 kg x 7500 _
245.000
=9,1
Responden 4:
produkrifitas= = hasil panen (kg) x
harga per kg _
biaya produksi (bibit, pupuk)
produktifitas =800 kg x 7500 _
490.000
=12,2
Responden 5:
produkrifitas= = hasil panen (kg) x harga per kg _
biaya produksi (bibit, pupuk)
produktifitas = 2000 kg x 7500 _
1.040.000
=14,4
Perbedaan yang terjadi pada tingkat produktifitas hasil panen
rumput laut bisa terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya, luas
lahan yang dimiliki pembudidaya, bibit unggul, atau bahkan kurangnya serangan
dari hama dan penyakit. Dilihat dari hasil diatas menunjukan, responden ke 5,
mampu menghasilkan 2000 kg per siklusnya, dengan jumlah produktifitas yang
didapat sebesar 13.600.000. Hal ini karena disebabkan oleh beberapa factor
penentu seperti yang tertera di atas. Sementara tingkat produktifitas terendah
terjadi pada hasil panen responden ke 3, hanya mampu menghasilkan 300 kg dalam
persiklusnya denga produktifitas yang didapat sebesar Rp2.005.000. Hal ini
kemungkinan karena kurang memiliki factor-faktor penting penunjang diatas,
seperti lahan yang kurang luas, tingginya serangan penyakit ataupun hama,
Tabel 3. Perubahan produktivitas
PRODUKTIVITAS
PERSIKLUS
|
Selisih
(Rp)
|
||||
Responden
|
Non Paceklik
|
Paceklik
|
|||
Panen (kg)
|
Jumlah (Rp)
|
Panen (kg)
|
Jumlah (Rp)
|
||
1
|
1000
|
6.750.000
|
500
|
3.400.000
|
3.350.000
|
2
|
1000
|
6.750.000
|
500
|
3.400.000
|
3.350.000
|
3
|
300
|
2.050.000
|
150
|
1.000.000
|
1.050.000
|
4
|
800
|
5.510.000
|
600
|
3.600.000
|
1.910.000
|
5
|
2000
|
13.600.000
|
980
|
6.400.000
|
7.200.000
|
Sumber: Data primer diolah, 2013
Data tabel diatas menunjukan perubahan
tingkat produktivitas hasil panen terhadap perubahan antara musim non peceklik
dengan musim paceklik, bahwa perubahan yang terjadi cukup signifikan, perubahan
produktifitas ini muncul kerena disebabkan terjadinya eksternalitas hingga
mangakibatkan menurunya hasil panen para pembudidaya rumput laut.
Dibawah ini merupakan kurva
perbandingan tingkat produktivitas hasil panen antara musim paceklik dengan non
peceklik.
Gambar
1. Kurva Pendapatan Musim Non-Paceklik
Dari
hasil kurva di atas menunjukan bahwa ada perbedaan dari tingkat produktivitas
yng di peroleh dapat di lihat tingkat produktivitas tertinggi terdapat pada
responden ke lima dengan hasil pendapatan sebanyak Rp.14.000.000.Hal ini di
pengaruhi oleh factor-faktor produksi pendukung seperti Luas lahan dan Bibit
yang di gunakan.Sedangkan produktivitas terendah terdapat pada responden ke
tiga yang hanya memperoleh pendapatan sebesar Rp.2.000.000
Dapat dilihat bahwa pada musim paceklik responden yang memiliki
nilai produktivitas tinggi yaitu terdapat pada responden 5. Dimana nilai
produktivitasnya mencapai Rp.6.000.000 sedangkan, yang memperoleh nilai produktivitas rendah yaitu
pada responden 3 yang hanya mencapai Rp.1.000.000
Perubahan
produktivitas hasil panen budidaya rumput laut yang terjadi di kelurahan Lappa
sangat signifikan akibat eksternalitas yang terjadi, grafik diatas
menunjukan bahwa pada responden pertama
produktivitas rumput lautnya pada musim bagus bisa panen 1000 kg persiklusnya dengan pendapatan
sebesar. Rp 9.980.000,- sementara pada musim paceklik menurun menjadi
Rp4.000.000,- dengan hasil panen hanya mencapai 500 kg persiklusnya.
Pada responden kedua pendapatan pada
musim bagus bisa mencapai Rp. 9.980.000,- persiklusnya dengan hasil panen 1000
kg Sedangkan pada saat musim paceklik,hasil panen rumput lautnya hanya 500 kg dengan hasil pendapatan Rp 4.000.000,-
Pada responden ketiga hasil panen
rumput lautnya pada musim bagus mencapai 300 kg persiklusnya dengan pendapatan
sebesara Rp 2.000.000,- sedangkan pada musim paceklik hanya bisa memproduksi
sebanyak 150 kg, dengan hasil pendapatan
Rp 1.000.000,- persiklusnya.
Pada responden keempat musim bagus
biasanya memproduksi rumput laut persiklus 800 kg dengan pendapat
Rp.5.600.000,- , sementara pada musim paceklik hanya bisa memproduksi 600 kg
saja dengan hasil pendapatan Rp. 3.000.000,-.
Sementara pada responden kelima hasil
panen rumput lautnya bisa mencapai 2000
kg persiklus dengan hasil pendapatan Rp 14.000.000,- sedangkan pada musim
paceklik hanya bisa memproduksi sebanyak 900 kg. dengan total pendapatan Rp
8.000.000,-
Dari kelima responden yang dapat di
wawancarai bahwa menurunnya produktivitas rumput laut persiklusnya sering
mengalami kerugian besar atau bahkan tidak balik modal.
E. Bentuk Kebijakan Pemerintah
Berdasarkan hasil analisis yang saya lakukan terkait keadaan
dan kondisi masyarakat kelurahan lappa, sinjai utara. Dalam menangani dampak
terjadinya penurunan harga akibat terjadinya ekternalitas pada budidaya rumput
laut. Beberapa bentuk kebijakan yang bisa saya rekomendasikan diantaranya:
perlu adanya program pemerintah yang pro rakyat miskin, pemerintah harus
menetapkan harga minimum terhadap harga rumput laut.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya
berikan yaitu :
1.
Produktivitas rumput laut
yang terjadi di Desa Lappa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten sinjai sering
mengalami penurunan, hal ini dilihat dari factor eksternalitas yang terjadi
seperti cuaca yang tidak mendukung, iklim, hama dan penyakit yang dapat
mengakibatkan nelayan kurang mendapatkan keuntungan, kerugian besar atau tidak
balik modal. Hal ini menjadi masalah besar bagi nelayan karena mata pencaharian
mereka hanya bersumber pada rumput laut saja.
2. Perubahan produktivitas tertinggi pada non paceklik terdapat pada responden ke lima sebesar
14, sedangkan produktivitas terendah pada responden 3 dengan pendapatan sebesar
9.2.
3. Kebijakan terhadap eksternalitas yang terjadi belum
ada dari pemerintah. kebijakan harga
yang terjadi hanya kesepakatan antara nelayan dan para pesangon, apabila
pesangon megambil rumput laut langsung dari tambak maka harganya akan turun
sebaliknya jika di ambil di rumah maka harganya akan lebih mahal.
B. Saran
1. Untuk Praktek Lapang, sebaiknya waktu
yang diberikan untuk turun dilapangan mencari data janganterlalu singkat.
2. Untuk asisten, sebaiknya asisten
setiap kelompok ikut turun ke lapangan memantau kegiatan praktikan supaya
praktikan bersungguh-sungguh saat pengambilan data di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013.
Indonesia.[online]. http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia [Diakses pada
pukul 20.00, pada tanggal 23 November
2013].
Anonim, 2013. Sulawesi
Selatan.[onlie]. http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Selatan [Diakses pada
pukul 20.00, pada tanggal 23 November
2013]
Anonim, 2013.Sinjai.[online]. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sinjai [Diakses pada
pukul 20.00, pada tanggal 23 Oktober 2013]
Anonim,2013.IlmuEkonomiMikro.[online].http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi[Diakses
pada pukul 20.00, pada tanggal 23 Oktober 2013)
Batukar,2013.SDA
Sulawesi Selatan.[online]. http://www.batukar.info/wiki/sda-sulawesi-selatan(Diakses
pada pukul 20.00, pada tanggal 23 November
2013)
Naqti.2010.Ruang
Lingkup Ekonomi Mikro.http://naqti.blogspot.com/2010/04/ruang-lingkup-ekonomi-mikro-dan-makro.html(Diakses
pada pukul 14.00, pada tanggal 23
Oktober 2013)
Rochmawan.2008.http://rochmawan.blogspot.com/2010/04/ruang-lingkup-ekonomi-mikro
dan makro.html.(Diakses pada pukul 20:00,pada tanggal 23 Oktober 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar