Minggu, 03 April 2016

Ekonomi Perikanan

I.  PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang


Berdasarkan data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2005, pemanfaatan sumber daya perikanan di perairan Sulawesi Selatan baru mencapai 30% dari potensi lestari. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan potensi perikanan budidaya di Sulawesi Selatan belumlah maksimal. Kenyataan diatas tidak lepas dari kurangnya sarana dan prasarana pembudidayaan ikan yang ada. Keadaan tersebut umumnya dikarenakan alasan klasik berupa besarnya biaya investasi pengadaan lokasi dan peralatan pembudidyaan ikan yang umumnya masih dikelola oleh kelompok-kelompok nelayan setempat, sehingga menyebabkan kurang maksimalnya pemanfaatan potensi perikanan setempat. Pemerintah terus berupaya mengatasi hal ini, melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya rutin memberikan paket bantuan pengadaan binih/benur kepada kelompok-kelompok nelayan namun hal ini kurang terlihat manfaatnya dikarenakan jumlahnya yang terbatas. Menyiasati keadaan tersebut maka para kelompok nelayan melakukan penangkaran binih/benur unggulan yang nantinya dibagikan atau dijual murah kepada nelayan setempat (Artasasta, 2003).
Pesisir dan kepulauan harus dilihat lebih luas dari sekadar yang terlihat secara fisik. Sebab, kekayaan yang tersimpan di wilayah kepulauan jauh melebihi apa yang dapat dilihat secara fisik. "Pesisir kita hanya empat mil.Pulau-pulau yang masuk wilayah Kota Makassar hanya ada 12.Itu bukan jumlah yang besar secara fisik. Tetapi saya yakin, potensi yang tersimpan di dalamnya, jauh melebihi jumlahnya secara fisik(Bachrianto,2008).
Karena itu, hal yang harus dilakukan Pemerintah Kota Makassar adalah melakukan pemataan potensi.Potensi ekonomi kepulauan sungguh besar.Perikanan dan hasil laut lainnya telah menjadi penyangga utama perekonomian masyarakat kepulauan selama berabad-abad.Potensi perikanan tersebut terbagi atas perikanan darat atau tambak dan laut. Potensi kelautan seperti ikan baronang, kerapu, rumput laut dan teripang serta berbagai macam ikan laut Sedangkan untuk hasil tambak antara lain ikan bandeng dan udang windu. Ikan merupakan komoditas yang cukup melimpah di Kota Makassar.Produksi ikan pada tahun 2005 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.Produksi ikan pada tahun 2004 sebanyak 13.836,5 ton. Pada tahun 2005 produksi ikan naik sebanyak 14.417,8 ton (Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan; Potensi Perikanan Kota Makassar,2006)
Kabupaten Maros sebagai daerah pesisir pantai dan laut memiliki potensi pengembangan perikanan darat dan laut yang cukup besar.Dimana untuk saat ini jenis budidaya perikanan yang diusahakan adalah laut, sungai, tambak dan kolam. Jenis budidaya tambak yang dikembangkan di Kabupaten Maros kecuali Kecamatan Moncongloe, Simbang, Tanralili, Tompobulu, Camba, Cenrana, dan Mallawa meliputi udang dan bandeng pada luas area pengembangan 9.653,53 Ha. Produksi terbesar dari hasil perikanan pada tambak adalah jenis ikan bandeng mencapai 3.942,00 ton yang relatif banyak diproduksi pada Kecamatan Bontoa mencapai 1.254.01 ton dan Kecamatan Marusu sebesar 1.285.08 ton.Potensi pengembangan perikanan darat cukup potensial dengan bentang pantai yang cukup panjang pada tiga kecamatan kawasan pesisir yaitu Kecamatan Maros Baru, Marusu, dan Maros Utara. Nilai produksi perikanan Kabupaten Maros pada tahun 2006 mencapai 282 milyar rupiah dengan prosentase terbanyak adalah nilai produksi perikanan tambak, yakni sebesar 49.41% yang terdiri atas 22.13% ikan dan 27.28% udang. Sedangkan nilai produksi perikanan laut mencapai 46.44% dan yang terendah adalah perikanan sawah sebesar 0.05%.
Berdasarkan data di atas dalam mata kuliah Ekonomi Perikanan yang membahas tentang fenomena dan persoalan yang berhubungan dengan bidang perikanan.Sehingga perlu diadakan praktek lapang untuk mengetahui fenomena dan persoalan yang terjadi.Hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya praktek lapang.

B. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dilakukannya praktek lapang tersebut, yaitu :
1.      Untuk mengetahui nilai-nilai budaya, nilai tukar nelayan selama  satu tahun.
2.      Untuk mengetahui Siklus Produksi
3.      Untuk mengetahui analisis pendapatan nelayan
Adapun kegunaan dalam praktek lapang adlah sebagai berikut :
1.      Untuk membandingkan teori yang diterima dibangku kuliah dengan realita yang terjadi di lapangan.
2.      Untuk menambah pengalaman kontak langsung dengan masyarakat pesisir.










II.  TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Ekonomi Perikanan

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan nomos, atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja (Arjuna, 2010).
Perikanan memang semula berasal dari kegiatan hunting (berburu) yang harus dibedakan dari kegiatan farming seperti budidaya. Dalam artian yang lebih luas, perikanan tidak saja diartikan sebagai aktivitas menangkap ikan (termasuk hewan invertebrate lainnya seperti funfish atau ikan bersirip) namun juga termasuk kegiatan mengumpulkan kerang-kerangan, rumput laut dan sumberdaya hayati lainnya dalam suatu wilayah geografis tertentu dengan struktur kepemilikan  yang kebanyakan bersifat common property (milik bersama). Hal ini berbeda dengan budidaya atau aquaculture yang berhubungan dengan sumberdaya yang dapat dikendalikan serta struktur kepemilikan yang jelas (private property).
Ekonomi Perikanan merupakan bidang yang unik karena sifat sumber dayanya fugitive dan kompleksitas pengelolaannya menuntut kajian tersendiri.Buku ini menyajikan secara komprehensif teori ekonomi perikanan yang diperkaya dengan aspek historis dan filosofis sehingga dapat dibaca oleh kalangan luas, tidak hanya akademisi.Penulis juga memaparkan kajian kebijakan dan pengelolaan perikanan baik dalam perspektif teoretis maupun empiris dan memberikan contoh-contoh yang mudah diikuti serta bahan diskusi dan latihan untuk menstimulasi pemikiran mengenai ekonomi perikanan.Bisa dikatakan inilah buku pertama di Indonesia yang secara utuh menyajikan teori ekonomi perikanan dari dasar hingga model bioekonomi dinamik (Fauzi, 2010).

           
B.    Ruang Lingkup

Adapun yang termasuk dalam ruang lingkup ekonomi perikanan ialah :
1.    Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
2.    Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun
3.     Selera Konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.

4.     Intensitas Kebutuhan Konsumen
Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat
5.     Kondisi Ekonomi Masyarakat Pesisir
Pada umumnya masyarakat pesisir mempunyai nilai budaya yang berorientasi selaras dengan alam, sehingga teknologi memanfaatkan sumberdaya alam adalah teknologi adaptif dengan kondisi wilayah pesisir. kehidupan sosial masyarakat pesisirnya tidak berbeda jauh dengan kehidupan sosial masyarakat pesisir lainnya yang ada di Indonesia, misalnya rendahnya pendidikan, produktivitas yang sangat tergantung pada musim, terbatasnya modal usaha, kurangnya sarana penunjang buruknya mekanisme pasar dan lamanya transfer teknologi dan komunikasi yang mengakibatkan pendapatan masyarakat pesisi, khususnya nelayan pengolah menjadi tidak menentu.
6.     Penawaran,
  Penawaran, adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu.
7.     Faktor-faktor produksi
Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa.Faktor produksi terdiri atas alam (natural resources), tenaga kerja (labor), modal (capital), dan keahlian (skill) atau sumber daya pengusaha (enterpreneurship).Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli (utama), sedangkan modal dan tenaga kerja disebut faktor produksi turunan.
8.     Siklus Produksi
Siklus produksi merupakan serangkaian kegiatan usaha untuk mengasilkan produk atau barang secara terus-menerus. Keberadaan sistem informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan sistem informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produk serta evaluasi kinerja terhadap produktifitas yang dihasikan (Joe, 2011)
9.     Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan suatu usaha bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat profibilitas usaha tersebut secara financial.Makin luas usaha makin tinggi tingkat presentase penghasil rumah tangga.Tetapi bagi yang memiliki usaha di bidang dagang, jasa dan kerajinan mempunyai sumbangan yang sangat penting dalam pendapatan rumah tangga. Dengan kata lain semakin rendah tingkat pendapatan semakin beranekaragam sumber nafkahnya.
Analisis pendapatan adalah suatu bentuk pengamatan terhadap nilai akhir dari pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi dengan biaya-biaya ada dari pengeluaran lainnya.Jadi, tingkat pendapatan adalah besarnya hasil perolehan pengelolaan usaha yang menggunakan pola manajemen.

C.    Perkembangan Ekonomi Perikanan di Indonesia

Pembangunan eko­nomi per­ikanan pa­da triwulan I-2010 belum menunjukkan ada­nya perbaikan yang signifikan diban­dingkan periode yang samapada tahun 2009. Hal ini dapat ditunjukkan dengan beberapa indikator, yaitu total investasi, jumlah kapasitas produksi terpakai pada industri perikanan, nilai ekspor dan kesejahteraan nelayan, serta pembudi daya ikan.
Hal ini perlu mendapat perhatian serius agar target pembangunan kelautan dan per­ikanan tahun 2010 dapat ter­­wujud dengan baik.Oleh sebab itu, berbagai terobosan dan perbaikan di internal bi­rokrasi kelautan dan perikanan hen­dak­nya terus dilakukan.Te­muan Badan Pemeriksa Ke­uangan (BPK) tahun 2010 mem­perlihatkan masih ba­nyak­nya kelemahan dalam ma­najemen pengelolaan per­ika­nan yang dilakukan Kemen­terian Kelautan dan Perikanan. Data Badan Koordinasi Pe­nanaman Modal (BKPM) 2010 menunjukkan bahwa total in­vestasi di sektor perikanan pa­da triwulan I-2010 mencapai US$ 1,3 juta atau setara Rp 11,96 miliar—asumsi nilai tu­kar rupiah terhadap dolar AS Rp 9200. Jumlah ini menurun 48,42 persen dibandingkan triwulan I-2009 yang mencapai Rp 24,7 miliar. Selain itu, data BKPM (2010) memperlihatkan bahwa total investasi sektor perikanan triwulan I-2010 ter­sebut seratus persen merupakan investasi asing (penanaman modal asing/PMA).
Se­men­tara itu, pada triwulan I-2009 investasi sektor perikanan seratus persen bersumber dari dalam negeri (penanaman modal dalam negeri/PMDN).Hal ini membuktikan bah­wa minat investor dalam negeri belum membaik sejak triwulan II-2009, sementara kepercayaan investor asing cenderung meningkat sejak triwulan IV-2009.Memburuknya minat investor dalam negeri tersebut hendaknya menjadi perhatian utama pemerintah agar potensi sumber daya ke­lautan dan perikanan Indo­nesia dapat dinikmati ma­syarakat Indonesia.Hal ini pun sesuai dengan amanat Pasal 33 (3) UUD 1945 yang menyata­kan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya ke­mak­muran rakyat.”
Perlu diakui bahwa untuk saat ini, meningkatnya kepercayaan investor asing di sektor perikanan sejak triwulan IV-2009 sangat membantu dalam peningkatan kegiatan usaha perikanan. Data Bank Indo­nesia menunjukkan bahwa ka­pasitas produksi yang terpakai pada industri perikanan pada triwulan I-2010 meningkat sebesar 86,72 persen, diban­dingkan periode yang sama ta­hun 2009. Nilai kapasitas produksi terpakai industri per­ikanan pada triwulan I-2010 mencapai 79,14 persen, sementara triwulan I-2009 hanya mencapai 68,63 persen. Gairah industri perikanan ini hendaknya terus dioptimalkan agar target peningkatan nilai ekspor perikanan nasional da­pat tercapai secara baik (Suhana, 2010).


D.    Potensi Ekonomi Perikanan di Indonesia

Potensi ekonomi perikanan yang jauh lebih besar sesungguhnya terdapat di perikanan budidaya (akuakultur). Namun, sampai saat ini pemanfaatan perikanan budidaya masih sangat rendah, hanya 4,88 juta ton pada 2010 atau 8,5 persen dari total potensi produksi 57,6 juta ton per tahun. Perairan laut Indonesia yang berpotensi untuk usaha budidaya laut (mariculture) 24 juta hektar dengan potensi produksi lestari 41,6 juta ton per tahun. Pada 2010 barn diproduksi 3,4 juta ton atau 3,4 persen. Komoditas budidaya laut yang bisa dikembangkan antara lain kerapu, kakap putih, baronang, bawal bintang, teripang, abalone, kerang hijau, gonggong, kerang mutiara, dan berbagai spesies rumput laut. Luas perairan payau yang cocok untuk budidaya tambak 1,25 juta ha. Dengan potensi produksi lestari sekitar 10 juta ton pertahun pada 2010, produksinya baru 1 juta ton atau 10 persen. Jenis komoditas yang dapat dibudidayakan di tambak antara lain udang, bandeng, kerapu lumpur, nila, dll.
Potensi produksi lestari perikanan budidaya air tawar (danau, waduk, sungai, kolam, saluran irigasi, dan sawah) 6 juta ton per tahun. Pada 2010 baru diproduksi sebesar 0,5 juta ton atau 8,3 persen. Beberapa komoditas unggulan yang bisa dibudidayakan di perairan tawar adalah ikan nila, patin, lele, emas, gurami, bawal air tawar, udang galah, dan lobster air tawar.Potensi perikanan budidaya yang luar biasa itu ibarat "raksasa tidur" yang bisa ditransformasikan menjadi sumber kesejahteraan bangsa melalui penerapan perikanan budidaya di setiap unit usaha. Ini meliputi penggunaan bibit unggul, pakan berkualitas, pengendalian hama dan penyakit, manajemen kualitas air dan tanah, tata letak dan konstruksi perkolaman, serta keamanan hayati. Dahsyatnya potensi perikanan budidaya dapat dilihat pada nilai ekonomi dari tiga komoditas saja: udang vaname, rumput laut Gracilaria spp dan Eucheuma (Dahuri, 2011).


E.     Nilai Tukar Nelayan

            Keberadaan NTN digunakan sebagai salah satu indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan nelayan.Selama ini melihat kondisi ekonomi nelayan hanya lihat dari pendapatan yang diperoleh.Penghitungan NTN dimulai sejak KKP bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, karena sebelumnya perhitungan NTN masuk ke dalam Nilai Tukar Petani.Dengan penghitungan secara khusus, maka kini kelompok masyarakat pesisir yang sering dikategorikan sebagai segmen masyarakat mayoritas miskin ini telah memiliki ukuran yang lebih akurat. Dari indikator NTN,  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bisa memastikan rata-rata nelayan sudah mampu menyimpan uang hasil usaha penangkapan ikan setelah membelanjakan kebutuhan rutin.
Nilai Tukar Nelayan bersifat fluktuatif, di mana besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh musim, minimnya pasokan listrik, kondisi cuaca buruk dan kelangkaan BBM yang dipasok ke kapal penangkap ikan. Kemudian juga dipengaruhi oleh, musim migrasi ikan ke habitat asal, mekanisme pasar, hingga usia kapal penangkap ikan termasuk alat penangkap yang sudah kadaluarsa. Nilai tukar umumnya digunakan untuk menyatakan perbandingan antara harga barang-barang dan jasa yang diperdagangkan antara dua atau lebih negara, sektor, atau kelompok sosial ekonomi.Selain itu, NTN juga digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan keluarga nelayan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya.Dengan demikian maka kini untuk mengukur tingkat kesejahteraan nelayan, semakin di peroleh yang lebih akurat dan obyektif.
Pada tahun 2011, KKP melakukan beberapa inovasi dan terobosan guna tingkatkan kesejahteraan nelayan, seperti melakukan penghapusan retribusi untuk meningkatkan pendapatan nelayan, mengadakan kontrak produksi dengan Pemerintah Daerah, pengembangan Minapolitan, Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) dan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR). Selain itu, KKP akan menjaga pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kepentingan nelayan serta membuat jaring pengaman sosial nelayan yang meliputi, kartu nelayan, asuransi, dan sertifikat tanah untuk nelayan. KKP juga melakukan diseminasi informasi dan teknologi kepada nelayan dalam menangkap ikan di laut secara aman, efisien dan efektif pun terus dilakukan.KKP juga telah memanfaatkan teknologi dan mengirim informasi secara berkelanjutan seperti, prakiraan cuaca dan lokasi daerah tangkapan ikan (fishing ground) melalui pelabuhan perikanan. Memang belum semua nelayan memanfaatkannya, antara lain karena perbedaan tingkat adopsi teknologi masing-masing nelayan. (Adityawarman, 2011).














III.   METODOLOGI PRAKTEK
A.    Waktu dan Tempat

Praktek lapang mata kuliah Ekonomi Perikanan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2014 yang bertempat di Dusun Panaikang, Desa Pajukukang , Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi-Selatan


B.     Sumber Data

Sumber data pada Praktek lapang mata kuliah Ekonomi Perikanan yaitu:
1.    Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung di lapangan    melalui wawancara dan observasi (menggunakan kuesioner).
2.    Data sekunder, merupakan data pelengkap primer, yang diperoleh dari kelurahan setempat yang erat hubungannya dengan data primer.


C.    Teknik Pengambilan Data


Teknik pengambilan  data pada Praktek lapang mata kuliah Ekonomi Perikanan yaitu sebagai berikut :
1.    Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap berbagai kegiatan dan keadaan di lokasi yang terkait dengan tujuan praktek
2.    Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi secara langsung kepada pihak terkait dan masyarakat yang berkaitan dengan praktek lapang.
3.    Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan selembaran kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan agar topik yang dibahas tidak terlalu jauh keluar arah di topik yang sebenarnya.
4.    Studi pustaka, yaitu menbandingkan data hasil yng di dapat dari lapangan dengan data dari pustaka.

D.    Analisis Data

Analisis data suatu usaha bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat profilitas usaha tersebut secara financial. Makin luas  suatu usaha makin tinggi tingkat presentase penghasilan rumah tangga. Tetapi bagi yang memiliki usaha dibidang dagang, jasa, dan kerajinan mempunyai sumbangan yang sangat penting dalam pendapatan ruah tangga. Dengan kata lain semakin rendah tingkat pendapatan semakin beranekaragam sumber nafkahnya.
1.   NTN dapat dirumuskan sebagai berikut (Ustriyana, 2005).
NTN           =
Yt               = YFt + YNFt
Et   = EFt + EKt
Dimana :
YFt = Total penerimaan nelayan dari usaha perikanan (Rp)
YNFt = Total penerimaan nelayan dari non perikanan (Rp)
EFt = Totalpengeluaran nelayan untuk usaha perikanan (Rp)
EKt             = Total pengeluaran nelayan untuk konsumsi keluarga nelayan (Rp)
t      = periode waktu (bulan, tahun, dll)
2.   Perkembangan NTN dapat ditunjutkan dalam Indeks Nilai Tukar Nelayan(INTN). INTN adalah rasio antara indeks total pendapatan terhadap indeks total  Pengeluaran rumah tangga nelayan selama waktu tertentu. Hal ini dapat dirumuskansebagai berikut :
INTN    = (IYt/IEt) x 100 %
IYt        = (Yt/Ytd)
IEt          = (Et/Etd)
Dimana :
INTN        = indeks nilai tukar nelayan periode t
IYt = indeks total pendapatan keluarga nelayan periode t
Yt  = total pendapatan keluarga nelayan periode t (harga bulan berlaku)
Ytd = total pendapatan keluarga nelayan periode dasar (harga bulan dasar)
IEt = indeks total pengeluaran keluarga nelayan periode t
Et  = total pengeluaran keluarga nelayan periode t
Etd = total pengeluaran keluarga nelayan periode dasar
t    = periode (bulan, tahun, dll) sekarang
td  = periode dasar (bulan, tahun,dll).
3.   Total Cost (TC) merupakan total biaya variable dari biaya tetap yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
TC = TC1 + TC2
TC1=  TFC + TVC1
TC2 = TFC + TVC2
Dimana :
TC                        = Total Cost (Rp)
TC1          = Total biaya usaha perikanan (Rp)
TC2          = Totalbiaya  usaha non perikanan (Rp)
TFC          = Total biaya  tetap (Rp)
TVC1        = Total biaya variable untuk usaha perikanan (Rp)
TVC2        = Total biaya variable untuk usaha non perikanan (Rp)
4.   Total penerimaan (TR)  dapat dihasilkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
TR =TR1 + TR2
TR1= P1 +Q1
TR2= P2 + Q2
Dimana:
TR                        = Total penerimaan (Rp)
TR1          = Total hasil usaha perikanan (Rp)
TR2          = Total hasil usaha non perikanan(Rp)
P1             =harga produksi dalam bidang perikanan (Rp)
 P2            = harga produksi dalam bidang non perikanan (Rp)











DAFTAR PUSTAKA
Adityawarman, 2011.Nilai Tukar Nelayan 2011 Lampaui Target.http://www.antaranews.com/berita/291461/nilai-tukar-nelayan-2011-lampaui-target. Diakses pada tanggal 3 Mei 2014.pukul 01:39

Arjuna, 2010.Pengertian Ilmu Ekonomi dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari.http://junaardas.blogspot.com/2010/03/ekonomi-adalah.html Diakses pada tanggal 2 Mei 2014.pukul 23:12

Artasasta, 2003.Menganalisis Tingkat Pekerjaan di bidang Budidaya di Sulawesi Selatan.http://wartapedia.com/. Diakses pada pada tanggal 2 Mei 2014.pukul 22:13

Fauzi, Akhmad. 2010. Ekonomi Perikanan. Teori, Kebijakan, dan Pengelolaan. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Joe, 2011.Siklus Produksi. http://joejoe.blogdetik.com/2011/12/23/siklus-produksi/.Diakses pada tanggal 2 Mei 2014.pukul 02:01.

Rison, 2010.http://www.kmb-sulsel.net/ Diakses pada tanggal 4 Mei 2014.pukul 01:03
                                                     
Triarson, 2001.Ekonomi Perikanan. http://www.scribd.com/doc/EKONOMI-PERIKANAN. Diakses pada tanggal 4 Mei 2014.pukul 01:12













Menyetujui
Asisten Dosen


()
NIM.
 

Pelaksana Kegiatan


(SUARDI)
NIM. L 241 11 902
 
Makassar,   Mei 2014




Dosen Pendamping

()
NIP.


 

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, Segala Puji Bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan kepada kita semua nikmat kesehatan,  iman, ilmu serta kesempatan dalam menyelesaikan laporan praktek lapang Ekonomi Perikanan yang berjudul “Laporan praktek lapang ekonomi perikanan”ini dapat terselesaikan. Washshalatu wassalam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabiullah Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh umatnya di alam semesta ini.
Tidak lupa pula saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen kami yang tercinta, yang dengan kearifan ilmunya, dengan keikhlasan hatinya membagi ilmunya kepada kami.Kepada Kak Juniardi Priyono sebagai pendamping selama praktek lapang sekaligus pembimbing dalam menyusun laporan ini kami mengucapkan banyak terimakasih.
Dalam tugas laporanini tentunya masih banyak kekurangan sehingga perlu masukan berupa kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan selanjutnya.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.

                                                                       Makassar,  Mei 2014
                                                                        Penyusun

BUDIANTO 
        NIM. L241 12 907
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI
....................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
     A.    Latar Belakang ..................................................................................... 1
     B.    Tujuan dan Kegunaan............................................................................ 3
II. TINJUAN PUSTAKA
    A.    Pengrtian Ekonomi Perikanan................................................................ 4
    B.
Ruang Lingkup Ekonomi Perikanan........................................................ 5
    C.    Perkembangan Ekonomi Perikanan di Indonesia................................... 7
    D.    Potensi Ekonomi Perikanan di Indonesia............................................    9
E.    Nilai Tukar Nelayan…………………………………………………………. 10
III. METODOLOGI PRAKTEK
    A.    Waktu dan Tempat................................................................................   13
    B.    Sumber Data..........................................................................................  13
    C.    Teknik Pengambilan Data.....................................................................   13
    D.    Analisis Data......................................................................................... 
 14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................  17


Tidak ada komentar:

Posting Komentar