I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi
Selatan tahun 2005, pemanfaatan sumber daya perikanan di perairan Sulawesi
Selatan baru mencapai 30% dari potensi lestari. Hal ini menunjukkan bahwa
pemanfaatan potensi perikanan budidaya di Sulawesi Selatan belumlah maksimal.
Kenyataan diatas tidak lepas dari kurangnya sarana dan prasarana pembudidayaan
ikan yang ada. Keadaan tersebut umumnya dikarenakan alasan klasik berupa
besarnya biaya investasi pengadaan lokasi dan peralatan pembudidyaan ikan yang
umumnya masih dikelola oleh kelompok-kelompok nelayan setempat, sehingga
menyebabkan kurang maksimalnya pemanfaatan potensi perikanan setempat.
Pemerintah terus berupaya mengatasi hal ini, melalui Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya rutin memberikan paket bantuan pengadaan binih/benur kepada
kelompok-kelompok nelayan namun hal ini kurang terlihat manfaatnya dikarenakan
jumlahnya yang terbatas. Menyiasati keadaan tersebut maka para kelompok nelayan
melakukan penangkaran binih/benur unggulan yang nantinya dibagikan atau dijual
murah kepada nelayan setempat (Artasasta, 2003).
Pesisir dan kepulauan harus dilihat lebih luas dari sekadar
yang terlihat secara fisik. Sebab, kekayaan yang tersimpan di wilayah kepulauan
jauh melebihi apa yang dapat dilihat secara fisik. "Pesisir kita hanya
empat mil.Pulau-pulau yang masuk wilayah Kota Makassar hanya ada 12.Itu bukan
jumlah yang besar secara fisik. Tetapi saya yakin, potensi yang tersimpan di
dalamnya, jauh melebihi jumlahnya secara fisik(Bachrianto,2008).
Karena itu, hal yang
harus dilakukan Pemerintah Kota Makassar adalah melakukan pemataan
potensi.Potensi ekonomi kepulauan sungguh besar.Perikanan dan hasil laut
lainnya telah menjadi penyangga utama perekonomian masyarakat kepulauan selama
berabad-abad.Potensi perikanan tersebut terbagi atas perikanan darat atau
tambak dan laut. Potensi kelautan seperti ikan baronang, kerapu, rumput laut
dan teripang serta berbagai macam ikan laut Sedangkan untuk hasil tambak antara
lain ikan bandeng dan udang windu. Ikan merupakan komoditas yang cukup melimpah
di Kota Makassar.Produksi ikan pada tahun 2005 mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun.Produksi ikan pada tahun 2004 sebanyak 13.836,5 ton. Pada tahun 2005
produksi ikan naik sebanyak 14.417,8 ton (Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan;
Potensi Perikanan Kota Makassar,2006)
Kabupaten Maros sebagai daerah
pesisir pantai dan laut memiliki potensi pengembangan perikanan darat dan laut
yang cukup besar.Dimana untuk saat ini jenis budidaya perikanan yang diusahakan
adalah laut, sungai, tambak dan kolam. Jenis budidaya tambak yang dikembangkan
di Kabupaten Maros kecuali Kecamatan Moncongloe, Simbang, Tanralili, Tompobulu,
Camba, Cenrana, dan Mallawa meliputi udang dan bandeng pada luas area
pengembangan 9.653,53 Ha. Produksi terbesar dari hasil perikanan pada tambak
adalah jenis ikan bandeng mencapai 3.942,00 ton yang relatif banyak diproduksi
pada Kecamatan Bontoa mencapai 1.254.01 ton dan Kecamatan Marusu sebesar
1.285.08 ton.Potensi pengembangan perikanan darat cukup potensial dengan
bentang pantai yang cukup panjang pada tiga kecamatan kawasan pesisir yaitu
Kecamatan Maros Baru, Marusu, dan Maros Utara. Nilai produksi perikanan
Kabupaten Maros pada tahun 2006 mencapai 282 milyar rupiah dengan prosentase
terbanyak adalah nilai produksi perikanan tambak, yakni sebesar 49.41% yang
terdiri atas 22.13% ikan dan 27.28% udang. Sedangkan nilai produksi perikanan
laut mencapai 46.44% dan yang terendah adalah perikanan sawah sebesar 0.05%.
Berdasarkan
data di atas dalam mata kuliah Ekonomi Perikanan yang membahas tentang fenomena
dan persoalan yang berhubungan dengan bidang perikanan.Sehingga perlu diadakan
praktek lapang untuk mengetahui fenomena dan persoalan yang terjadi.Hal inilah yang
melatarbelakangi diadakannya praktek lapang.
B. Tujuan dan Kegunaan
Adapun
tujuan dilakukannya praktek lapang tersebut, yaitu :
1.
Untuk mengetahui
nilai-nilai budaya, nilai tukar nelayan selama
satu tahun.
2.
Untuk mengetahui Siklus Produksi
3.
Untuk mengetahui analisis pendapatan nelayan
Adapun
kegunaan dalam praktek lapang adlah sebagai berikut :
1.
Untuk
membandingkan teori yang diterima dibangku kuliah dengan realita yang terjadi
di lapangan.
2.
Untuk menambah pengalaman kontak langsung dengan masyarakat
pesisir.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Ekonomi Perikanan
Ekonomi
merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan
jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti "keluarga, rumah
tangga" dan nomos, atau
"peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai
"aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga."
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang
menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja (Arjuna, 2010).
Perikanan
memang semula berasal dari kegiatan hunting (berburu) yang harus
dibedakan dari kegiatan farming seperti budidaya. Dalam artian yang
lebih luas, perikanan tidak saja diartikan sebagai aktivitas menangkap ikan
(termasuk hewan invertebrate lainnya seperti funfish atau ikan bersirip)
namun juga termasuk kegiatan mengumpulkan kerang-kerangan, rumput laut dan
sumberdaya hayati lainnya dalam suatu wilayah geografis tertentu dengan
struktur kepemilikan yang kebanyakan bersifat common property (milik
bersama). Hal ini berbeda dengan budidaya atau aquaculture yang
berhubungan dengan sumberdaya yang dapat dikendalikan serta struktur
kepemilikan yang jelas (private property).
Ekonomi
Perikanan merupakan bidang yang unik karena sifat sumber dayanya fugitive dan
kompleksitas pengelolaannya menuntut kajian tersendiri.Buku ini menyajikan
secara komprehensif teori ekonomi perikanan yang diperkaya dengan aspek
historis dan filosofis sehingga dapat dibaca oleh kalangan luas, tidak hanya
akademisi.Penulis juga memaparkan kajian kebijakan dan pengelolaan perikanan
baik dalam perspektif teoretis maupun empiris dan memberikan contoh-contoh yang
mudah diikuti serta bahan diskusi dan latihan untuk menstimulasi pemikiran
mengenai ekonomi perikanan.Bisa dikatakan inilah buku pertama di Indonesia yang
secara utuh menyajikan teori ekonomi perikanan dari dasar hingga model
bioekonomi dinamik (Fauzi, 2010).
B.
Ruang Lingkup
Adapun yang termasuk dalam ruang
lingkup ekonomi perikanan ialah :
1.
Permintaan
Permintaan
adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu.Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau
ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
2.
Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut
menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang
diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi.
Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga
akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun
3.
Selera Konsumen
Selera
konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta.
Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan
terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak
orang yang mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena
selera konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone
yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.
4.
Intensitas Kebutuhan Konsumen
Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah
barang yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak
mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa
tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat
mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi
meningkat
5.
Kondisi Ekonomi Masyarakat Pesisir
Pada umumnya
masyarakat pesisir mempunyai nilai budaya yang berorientasi selaras dengan
alam, sehingga teknologi memanfaatkan sumberdaya alam adalah teknologi adaptif
dengan kondisi wilayah pesisir. kehidupan sosial masyarakat pesisirnya tidak
berbeda jauh dengan kehidupan sosial masyarakat pesisir lainnya yang ada di
Indonesia, misalnya rendahnya pendidikan, produktivitas yang sangat tergantung
pada musim, terbatasnya modal usaha, kurangnya sarana penunjang buruknya
mekanisme pasar dan lamanya transfer teknologi dan komunikasi yang
mengakibatkan pendapatan masyarakat pesisi, khususnya nelayan pengolah menjadi
tidak menentu.
6.
Penawaran,
Penawaran, adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan
oleh produsen
kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu.
7.
Faktor-faktor produksi
Faktor produksi adalah segala
sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa.Faktor produksi
terdiri atas alam (natural resources), tenaga kerja (labor), modal (capital),
dan keahlian (skill) atau sumber daya pengusaha (enterpreneurship).Faktor
produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli (utama), sedangkan
modal dan tenaga kerja disebut faktor produksi turunan.
8.
Siklus Produksi
Siklus produksi merupakan
serangkaian kegiatan usaha untuk mengasilkan produk atau barang secara
terus-menerus. Keberadaan sistem informasi akuntansi sangat penting dalam
siklus produksi, dengan sistem informasi akuntansi membantu menghasilkan
informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas untuk dijadikan masukan
bagi pembuat keputusan dalam perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan,
berapa harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi
sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah bagaimana
merencanakan dan mengendalikan biaya produk serta evaluasi kinerja terhadap
produktifitas yang dihasikan (Joe, 2011)
9.
Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan suatu usaha
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat profibilitas usaha tersebut
secara financial.Makin luas usaha makin tinggi tingkat presentase penghasil
rumah tangga.Tetapi bagi yang memiliki usaha di bidang dagang, jasa dan
kerajinan mempunyai sumbangan yang sangat penting dalam pendapatan rumah
tangga. Dengan kata lain semakin rendah tingkat pendapatan semakin
beranekaragam sumber nafkahnya.
Analisis
pendapatan adalah suatu bentuk pengamatan terhadap nilai akhir dari pendapatan
yang diperoleh setelah dikurangi dengan biaya-biaya ada dari pengeluaran
lainnya.Jadi, tingkat pendapatan adalah besarnya hasil perolehan pengelolaan
usaha yang menggunakan pola manajemen.
C.
Perkembangan Ekonomi Perikanan di
Indonesia
Pembangunan
ekonomi perikanan pada triwulan I-2010 belum menunjukkan adanya perbaikan
yang signifikan dibandingkan periode yang samapada tahun 2009. Hal
ini dapat ditunjukkan dengan beberapa indikator, yaitu total investasi, jumlah
kapasitas produksi terpakai pada industri perikanan, nilai ekspor dan
kesejahteraan nelayan, serta pembudi daya ikan.
Hal
ini perlu mendapat perhatian serius agar target pembangunan
kelautan dan perikanan tahun 2010 dapat terwujud dengan baik.Oleh sebab itu,
berbagai terobosan dan perbaikan di internal birokrasi kelautan dan perikanan
hendaknya terus dilakukan.Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
tahun 2010 memperlihatkan masih banyaknya kelemahan dalam manajemen
pengelolaan perikanan yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2010 menunjukkan bahwa
total investasi di sektor perikanan pada triwulan I-2010 mencapai US$ 1,3
juta atau setara Rp 11,96 miliar—asumsi nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS Rp 9200. Jumlah ini menurun 48,42 persen
dibandingkan triwulan I-2009 yang mencapai Rp 24,7 miliar. Selain itu, data
BKPM (2010) memperlihatkan bahwa total investasi sektor perikanan triwulan
I-2010 tersebut seratus persen merupakan investasi asing (penanaman modal
asing/PMA).
Sementara
itu, pada triwulan I-2009 investasi sektor perikanan seratus persen bersumber
dari dalam negeri (penanaman modal dalam negeri/PMDN).Hal ini membuktikan bahwa
minat investor dalam negeri belum membaik sejak triwulan II-2009, sementara
kepercayaan investor asing cenderung meningkat sejak triwulan
IV-2009.Memburuknya minat investor dalam negeri tersebut hendaknya menjadi
perhatian utama pemerintah agar potensi sumber daya kelautan dan perikanan
Indonesia dapat dinikmati masyarakat Indonesia.Hal ini pun sesuai dengan
amanat Pasal 33 (3) UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Perlu
diakui bahwa untuk saat ini, meningkatnya kepercayaan investor asing di sektor
perikanan sejak triwulan IV-2009 sangat membantu dalam peningkatan
kegiatan usaha perikanan. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa kapasitas
produksi yang terpakai pada industri perikanan pada triwulan I-2010 meningkat
sebesar 86,72 persen, dibandingkan periode yang sama tahun 2009.
Nilai kapasitas produksi terpakai industri perikanan pada triwulan I-2010
mencapai 79,14 persen, sementara triwulan I-2009 hanya mencapai 68,63 persen.
Gairah industri perikanan ini hendaknya terus dioptimalkan
agar target peningkatan nilai ekspor perikanan nasional dapat
tercapai secara baik (Suhana, 2010).
D.
Potensi Ekonomi Perikanan di
Indonesia
Potensi
ekonomi perikanan yang jauh lebih besar sesungguhnya terdapat di perikanan
budidaya (akuakultur). Namun, sampai saat ini pemanfaatan perikanan budidaya
masih sangat rendah, hanya 4,88 juta ton pada 2010 atau 8,5 persen dari total
potensi produksi 57,6 juta ton per tahun. Perairan laut Indonesia yang
berpotensi untuk usaha budidaya laut (mariculture)
24 juta hektar dengan potensi produksi lestari 41,6 juta ton per tahun. Pada
2010 barn diproduksi 3,4 juta ton atau 3,4 persen. Komoditas budidaya laut yang
bisa dikembangkan antara lain kerapu, kakap putih, baronang, bawal bintang,
teripang, abalone, kerang hijau, gonggong, kerang mutiara, dan berbagai spesies
rumput laut. Luas perairan payau yang cocok untuk budidaya tambak 1,25 juta ha.
Dengan potensi produksi lestari sekitar 10 juta ton pertahun pada 2010,
produksinya baru 1 juta ton atau 10 persen. Jenis komoditas yang dapat
dibudidayakan di tambak antara lain udang, bandeng, kerapu lumpur, nila, dll.
Potensi
produksi lestari perikanan budidaya air tawar (danau, waduk, sungai, kolam,
saluran irigasi, dan sawah) 6 juta ton per tahun. Pada 2010 baru diproduksi
sebesar 0,5 juta ton atau 8,3 persen. Beberapa komoditas unggulan yang bisa
dibudidayakan di perairan tawar adalah ikan nila, patin, lele, emas, gurami,
bawal air tawar, udang galah, dan lobster air tawar.Potensi perikanan budidaya
yang luar biasa itu ibarat "raksasa tidur" yang bisa ditransformasikan
menjadi sumber kesejahteraan bangsa melalui penerapan perikanan budidaya di
setiap unit usaha. Ini meliputi penggunaan bibit unggul, pakan berkualitas,
pengendalian hama dan penyakit, manajemen kualitas air dan tanah, tata letak
dan konstruksi perkolaman, serta keamanan hayati. Dahsyatnya potensi perikanan
budidaya dapat dilihat pada nilai ekonomi dari tiga komoditas saja: udang
vaname, rumput laut Gracilaria spp dan Eucheuma (Dahuri, 2011).
E.
Nilai Tukar Nelayan
Keberadaan NTN digunakan sebagai
salah satu indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan nelayan.Selama ini
melihat kondisi ekonomi nelayan hanya lihat dari pendapatan yang
diperoleh.Penghitungan NTN dimulai sejak KKP bekerjasama dengan Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2008, karena sebelumnya perhitungan NTN masuk ke dalam
Nilai Tukar Petani.Dengan penghitungan secara khusus, maka kini kelompok
masyarakat pesisir yang sering dikategorikan sebagai segmen masyarakat
mayoritas miskin ini telah memiliki ukuran yang lebih akurat. Dari indikator
NTN, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bisa memastikan rata-rata
nelayan sudah mampu menyimpan uang hasil usaha penangkapan ikan setelah
membelanjakan kebutuhan rutin.
Nilai
Tukar Nelayan bersifat fluktuatif, di mana besar kecilnya sangat dipengaruhi
oleh musim, minimnya pasokan listrik, kondisi cuaca buruk dan kelangkaan BBM
yang dipasok ke kapal penangkap ikan. Kemudian juga dipengaruhi oleh, musim
migrasi ikan ke habitat asal, mekanisme pasar, hingga usia kapal penangkap ikan
termasuk alat penangkap yang sudah kadaluarsa. Nilai tukar umumnya digunakan
untuk menyatakan perbandingan antara harga barang-barang dan jasa yang
diperdagangkan antara dua atau lebih negara, sektor, atau kelompok sosial
ekonomi.Selain itu, NTN juga digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur
tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan secara relatif dan merupakan ukuran
kemampuan keluarga nelayan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya.Dengan
demikian maka kini untuk mengukur tingkat kesejahteraan nelayan, semakin di
peroleh yang lebih akurat dan obyektif.
Pada
tahun 2011, KKP melakukan beberapa inovasi dan terobosan guna tingkatkan
kesejahteraan nelayan, seperti melakukan penghapusan retribusi untuk
meningkatkan pendapatan nelayan, mengadakan kontrak produksi dengan Pemerintah
Daerah, pengembangan Minapolitan, Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) dan
Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR). Selain itu, KKP akan menjaga pasokan
Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kepentingan nelayan serta membuat jaring
pengaman sosial nelayan yang meliputi, kartu nelayan, asuransi, dan sertifikat
tanah untuk nelayan. KKP juga melakukan diseminasi informasi dan teknologi
kepada nelayan dalam menangkap ikan di laut secara aman, efisien dan efektif
pun terus dilakukan.KKP juga telah memanfaatkan teknologi dan mengirim
informasi secara berkelanjutan seperti, prakiraan cuaca dan lokasi daerah
tangkapan ikan (fishing ground) melalui pelabuhan perikanan. Memang
belum semua nelayan memanfaatkannya, antara lain karena perbedaan tingkat
adopsi teknologi masing-masing nelayan. (Adityawarman, 2011).
III. METODOLOGI PRAKTEK
A.
Waktu dan Tempat
Praktek lapang mata kuliah Ekonomi
Perikanan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2014 yang bertempat di
Dusun Panaikang, Desa Pajukukang , Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi
Sulawesi-Selatan
B.
Sumber Data
Sumber data pada Praktek lapang mata kuliah Ekonomi Perikanan yaitu:
1.
Data primer,
merupakan data yang diperoleh secara langsung di lapangan melalui
wawancara dan observasi (menggunakan kuesioner).
2.
Data
sekunder, merupakan data pelengkap primer, yang diperoleh dari kelurahan
setempat yang erat hubungannya dengan data primer.
C.
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada
Praktek lapang mata kuliah Ekonomi Perikanan yaitu sebagai berikut :
1.
Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap berbagai
kegiatan dan keadaan di lokasi yang terkait dengan tujuan praktek
2.
Wawancara,
yaitu mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi secara langsung kepada
pihak terkait dan masyarakat yang berkaitan dengan praktek lapang.
3.
Kuesioner, yaitu pengumpulan data
dengan menggunakan selembaran kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan agar
topik yang dibahas tidak terlalu jauh keluar arah di topik yang sebenarnya.
4.
Studi pustaka, yaitu menbandingkan
data hasil yng di dapat dari lapangan dengan data dari pustaka.
D. Analisis Data
Analisis
data suatu usaha bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat profilitas
usaha tersebut secara financial. Makin luas
suatu usaha makin tinggi tingkat presentase penghasilan rumah tangga.
Tetapi bagi yang memiliki usaha dibidang dagang, jasa, dan kerajinan mempunyai
sumbangan yang sangat penting dalam pendapatan ruah tangga. Dengan kata lain
semakin rendah tingkat pendapatan semakin beranekaragam sumber nafkahnya.
1.
NTN
dapat dirumuskan sebagai berikut (Ustriyana, 2005).
NTN
=
Yt = YFt + YNFt
Et = EFt + EKt
Dimana :
YFt = Total penerimaan nelayan dari usaha perikanan
(Rp)
YNFt = Total
penerimaan nelayan dari non perikanan (Rp)
EFt = Totalpengeluaran nelayan untuk usaha
perikanan (Rp)
EKt = Total pengeluaran nelayan untuk
konsumsi keluarga nelayan (Rp)
t = periode waktu (bulan, tahun, dll)
2.
Perkembangan
NTN dapat ditunjutkan dalam Indeks Nilai Tukar Nelayan(INTN). INTN adalah rasio
antara indeks total pendapatan terhadap indeks total Pengeluaran rumah tangga nelayan selama waktu
tertentu. Hal ini dapat dirumuskansebagai berikut :
INTN = (IYt/IEt) x 100 %
IYt = (Yt/Ytd)
IEt
= (Et/Etd)
Dimana :
INTN = indeks nilai tukar nelayan periode t
IYt = indeks
total pendapatan keluarga nelayan periode t
Yt = total pendapatan keluarga nelayan periode t
(harga bulan berlaku)
Ytd = total
pendapatan keluarga nelayan periode dasar (harga bulan dasar)
IEt = indeks
total pengeluaran keluarga nelayan periode t
Et = total pengeluaran keluarga nelayan periode t
Etd
= total pengeluaran keluarga nelayan periode dasar
t
= periode (bulan, tahun, dll) sekarang
td = periode dasar (bulan, tahun,dll).
3.
Total
Cost (TC) merupakan total biaya variable dari biaya tetap yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
TC =
TC1 + TC2
TC1= TFC + TVC1
TC2
= TFC + TVC2
Dimana :
TC = Total Cost (Rp)
TC1 = Total biaya usaha perikanan (Rp)
TC2 = Totalbiaya usaha non perikanan (Rp)
TFC = Total biaya tetap (Rp)
TVC1 = Total biaya variable untuk usaha
perikanan (Rp)
TVC2 = Total biaya variable untuk usaha non
perikanan (Rp)
4.
Total
penerimaan (TR) dapat dihasilkan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
TR =TR1 +
TR2
TR1= P1 +Q1
TR2= P2 +
Q2
Dimana:
TR = Total penerimaan (Rp)
TR1 = Total hasil usaha perikanan (Rp)
TR2 = Total hasil usaha non perikanan(Rp)
P1 =harga produksi dalam bidang
perikanan (Rp)
P2 =
harga produksi dalam bidang non perikanan (Rp)
DAFTAR
PUSTAKA
Adityawarman, 2011.Nilai Tukar Nelayan 2011 Lampaui
Target.http://www.antaranews.com/berita/291461/nilai-tukar-nelayan-2011-lampaui-target. Diakses pada tanggal 3 Mei 2014.pukul 01:39
Arjuna, 2010.Pengertian Ilmu Ekonomi dan Penerapannya
dalam Kehidupan Sehari-hari.http://junaardas.blogspot.com/2010/03/ekonomi-adalah.html
Diakses pada tanggal 2 Mei 2014.pukul 23:12
Artasasta, 2003.Menganalisis Tingkat Pekerjaan di bidang
Budidaya di Sulawesi Selatan.http://wartapedia.com/.
Diakses pada pada tanggal 2 Mei 2014.pukul 22:13
Fauzi, Akhmad. 2010. Ekonomi Perikanan. Teori, Kebijakan,
dan Pengelolaan. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Joe, 2011.Siklus Produksi. http://joejoe.blogdetik.com/2011/12/23/siklus-produksi/.Diakses
pada tanggal 2 Mei 2014.pukul 02:01.
Triarson, 2001.Ekonomi Perikanan. http://www.scribd.com/doc/EKONOMI-PERIKANAN.
Diakses pada tanggal 4 Mei 2014.pukul 01:12
|
|
Makassar, Mei 2014
|
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi
rabbil ‘alamin, Segala Puji Bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan
kepada kita semua nikmat kesehatan,
iman, ilmu serta kesempatan dalam menyelesaikan laporan praktek lapang
Ekonomi Perikanan yang berjudul “Laporan praktek lapang ekonomi perikanan”ini
dapat terselesaikan. Washshalatu wassalam semoga tetap tercurahkan kepada
baginda Nabiullah Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi seluruh
umatnya di alam semesta ini.
Tidak
lupa pula saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen kami yang tercinta, yang dengan kearifan
ilmunya, dengan keikhlasan hatinya membagi ilmunya kepada kami.Kepada Kak
Juniardi Priyono sebagai pendamping selama praktek lapang sekaligus pembimbing
dalam menyusun laporan ini kami mengucapkan banyak terimakasih.
Dalam tugas laporanini tentunya masih banyak
kekurangan sehingga perlu masukan berupa
kritikan dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penyusunan selanjutnya.Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Makassar, Mei 2014
Penyusun
BUDIANTO
NIM. L241 12 907
KATA
PENGANTAR.........................................................................................
iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan dan Kegunaan............................................................................ 3
II. TINJUAN PUSTAKA
A. Pengrtian Ekonomi Perikanan................................................................ 4
B.Ruang Lingkup Ekonomi Perikanan........................................................ 5
C. Perkembangan Ekonomi Perikanan di Indonesia................................... 7
D. Potensi Ekonomi Perikanan di Indonesia............................................ 9
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan dan Kegunaan............................................................................ 3
II. TINJUAN PUSTAKA
A. Pengrtian Ekonomi Perikanan................................................................ 4
B.Ruang Lingkup Ekonomi Perikanan........................................................ 5
C. Perkembangan Ekonomi Perikanan di Indonesia................................... 7
D. Potensi Ekonomi Perikanan di Indonesia............................................ 9
E. Nilai Tukar Nelayan………………………………………………………….
10
III. METODOLOGI PRAKTEK
A. Waktu dan Tempat................................................................................ 13
B. Sumber Data.......................................................................................... 13
III. METODOLOGI PRAKTEK
A. Waktu dan Tempat................................................................................ 13
B. Sumber Data.......................................................................................... 13
C.
Teknik Pengambilan Data..................................................................... 13
D. Analisis Data......................................................................................... 14
D. Analisis Data......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar