I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia
memiliki 8 potensi perikanan yang sangat besar, manakala dilihat dari sisi
luasnya perairan lautan, letak geografis, wilayah maupun panjang garis pantai.
Sebagai negara kepulauan, hampir dua pertiga wilayahnya adalah lautan. Luas
lautnya sekitar 3,1 juta km2, yang terdiri
dari perairan laut nusantara 2,8 juta km2, dan perairan laut territorial
0,3 km2. Bila ditambah dengan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI),
maka secara keseluruhan luas perairan laut Indonesia adalah 5,8 juta km2.
Sementara itu, garis pantai yang dimiliki Indonesia mencapai 81.800 km. Garis
pantai ini termasuk salah satu garis pantai yang paling panjang di dunia.
Potensi
ekonomi sumber daya pada sektor perikanan diperkirakan mencapai US$ 82 miliar
per tahun. Potensi tersebut meliputi: potensi perikanan tangkap sebesar US$
15,1 miliar per tahun, potensi budidaya laut sebesar US$ 46,7 miliar per tahun,
potensi peraian umum sebesar US$ 1,1 miliar per tahun, potensi budidaya tambak
sebesar US$ 10 miliar per tahun, potensi budidaya air tawar sebesar US$ 5,2
miliar per tahun, dan potensi bioteknologi kelautan sebesar US$ 4 miliar per
tahun. Selain itu, potensi lainnya pun dapat dikelola, seperti sumber daya yang
tidak terbaharukan, sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi
pembangunan Indonesia.
Potensi
sektor perikanan Provinsi Sulawesi Selatan meliputi perikanan laut dan
perikanan darat (tambak air payau, kolam, sawah, danau, sungai, dan rawa).
Berdasarkan data produksi perikanan menurut kabupaten atau kota di Sulawesi Selatan
pada tahun 2005 menunjukkan, secara keseluruhan produksi perikanan laut
mencapai 315.734 ton dengan daerah pengahasil terbesar adalah Kabupaten Bone
sebesar 67.707,9 ton. Kemudian menyusul Kabupaten Jeneponto dengan 43.670,7
ton, Kabupaten Takalar sebesar 39.543,5 ton. Sementara produksi perikanan darat
secara keseluruhan mencapai 425.753,44 ton yang meliputi tambak 391.745,40 ton,
kolam 13.798,90 ton, sawah 37,442 ton, danau 14.252,40 ton, dan sungai 2.091,4
ton, dan produksi perikanan rawa mencapai 5.919,30 ton (batukar, 2012). Sekitar
70 persen potensi ikan tangkap atau sekitar 600 ribu ton dari 900 ton total
sumber daya ikan tangkap di Sulawesi Selatan belum dimanfaatkan (Kompasiana,
2012)
Melihat latar belakang diatas maka
perlu diadakan praktek lapang mata kuliah “Evaluasi Proyek Perikanan” untuk
mengumpulkan data faktor produksi, analisis data, dan interprestasi data sesuai
teori evaluasi proyek
B.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dilaksanakannya praktek lapang Evaluasi Proyek Perikanan yaitu :
1.
Untuk mengetahui suatu kegiatan proyek perikanan
2.
Untuk mengetahui aspek-aspek studi kelayakan suatu proyek perikanan
3.Untuk
mengetahui aspek finansial studi kelayakan proyek perikanan
Manfaat
dilaksanakannya praktek lapang Evaluasi Proyek Perikanan untuk membandingkan
materi yang didapatkan dibangku kuliah dengan keadaan di lokasi praktek.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Evaluasi Proyek
Evaluasi
merupakan penilaian dan analisis, apakah pekerjaan atau proyek dapat
dilaksanakan atau tidak.Proyek adalah segala kegiatan atau aktivitas yang
diharapkan memperoleh keuntungan atau kegunaan
dalam waktu tertentu.
Evaluasi
proyek adalah kegiatan penilaian dan analisis, apakah suatu kegiatan pekerjaan
atau proyek yang dilaksanakan dapat memperoleh kegunaan atau keuntungan dalam
suatu waktu tertentu atau dalam waktu yang di rencanakan.
Keputusan
yang dihasilkan dalam evaluasi proyek adalah :
1.Menerima
atau menolak seluruh proyek tersebut.
2.Memilih
satu atau beberapa proyek yang memungkinkan menghasilkan laba dan sesuai dengan
dana yang tersedia.
3.Memilih
skala prioritas, dari beberapa proyek yang layak.
Manfaat
dari proyek adalah :
1. Manfaat
secara langsung yang diterima sebagai akibat adanya suatu kegiatan proyek,
seperti naiknya nilai produksi dan jasa.
2. Manfaat
tidak langsung, dimana manfaat yang timbul sebagai akibat dan bersifat
multiplier. Contoh : Pendirian mall, mengakibatkan timbulnya manfaat dari
penduduk di sekitar dari adanya mall tersebut.
3. Manfaat tidak kentara yang timbul
karena adanya proyek tersebut dan tidak dapat diukur dengan uang. Seperti
pemikiran masyarakat yang sudah maju, sebagai akibat timbulnya pusat bisnis di
daerah tersebut.
Oleh karena itu, bagi pebisnis sangat
dimungkinkan untuk melakukan evaluasi proyek bagi setiap pendirian perusahaan
atau bisnis. Hal ini dilakukan, agar dapat menilai apakah proyek tersebut sudah
layak dilakukan dan sangat menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang,
karena bisnis bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk jangka panjang dan ke
depan.
B. Aspek – Aspek Studi Kelayakan Investasi
Studi
kelayakan atas rencana investasi harus dilakukan untuk semua aspek yang terkait
sehingga keputusan investasi yang dibuat didukung oleh kelayakan dari semua aspek
yang terkait dimaksud, dan tidak hanya karena kelayakan aspek finansialnya
saja. Pendekatan itu lazim disebut pendekatan Heuristik (Heuristic Approach).
Tuntutan untuk melakukan evaluasi secara heuristik menjadi semakin terasa,
terutama sejak dimasukinya era implementasi manajemen kontemporer di dunia
bisnis, seperti management
strategis dan total quality
management (TQM). Aspek
yang harus dicakup oleh suatu
studi kelayakan investasi antara lain :
1. Aspek Produksi
Analisis
teknis berkenaan dengan kegiatan produksi dan operasi yang dijalankan.
Penilaian kelayakan diukur secara kuantitatif dengan menggunakan kuisioner
untuk melihat apakah menurut pelaku usaha kegiatan teknis produksi dan operasi
yang dijalankan telah layak secara ekonomi.
Faktor-faktor
yang yang menjadi pertimbangan dalam aspek produksi seperti sebagai berikut:
lokasi usaha, fasilitas produksi, bahan baku, tenaga kerja, teknologi, proses
produksi, jumlah, jenis dan mutu, produksi optimum, kendala produksi.
2. Aspek Pasar
Analisis
usaha dapat dilakukan secara kualitatif atau deskriptif kuantitatif untuk
mengetahui aspek pasar dan pemasaran. Secara umum, titik tolak dalam alur pikir
tersebut adalah penyusunan aspek pemasaran dapat dilakukan setelah pengusaha
mempunyai rencana pengembangan bisnis. Pengembangan bisnis dapat diarahkan
dalam rangka meningkatkan omset atau volume penjualan dan untuk meningkatkan
efisiensi. Peningkatan omset penjualan dapat dicapai melalui pilihan strategi
bisnis yaitu, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan
differensiasi produk.
Setelah
ditetapkan strategi bisnis yang akan dikembangkan, selanjutnya dilakukan
analisis pasar untuk mengetahui kelayakan aspek pasar. Hasil yang diinginkan
adalah sampai seberapa besar potensi dan peluang pasar yang tersedia serta
risiko pemasaran apa yang mungkin muncul apabila rencana bisnis tersebut dapat
diimplementasikan. Hasil tersebut diharapkan sebagai bahan untuk menyususn
target penjualan dan strategi pemasaran yang akan dikembangkan.
Strategi
pemasaran meliputi kombinasi antara kebijakan mengenai produk, tempat, harga
dan promosi yang disesuaikan dengan kajian risiko pemasaran dan target
penjualan yang diinginkan. Potensi dan peluang pasar dapat diketahui melalui
kajian pasar yang ada saat ini dan pasar potensial. Pasar efektif saat ini,
antara lain dapat diketahui melalui identifikasi mengenai jumlah dan
karakteristik pelanggan, volume penjualan yang ada, tingkat dan perkembangan
harga, cara pembayaran, tingkat persaingan, kontinuitas penjualan dan
permintaan yang belum terpenuhi serta faktor lainnya yang mempengaruhi potensi
pasar efektif.
Pada
umumnya sumber informasi untuk mengkaji pasar efektif berasal dari data primer
(pengusaha dan pihak terkait lainnya). Sedangkan pasar potensial antara lain
dapat dikaji melalui data makro permintaan, hambatan pemasaran yang bersifat
kebijakan dan non kebijakan seperti monopoli, pangsa pasar dan lain-lain. Pada
umumnya sumber informasi untuk mengkaji pasar potensial berasal dari data
sekunder dari lembaga terkait. Berikut ini faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan dalam melihat aspek pasar adalah sebagai berikut: permintaan,
penawaran dan persaingan pasar, harga, jalur pemasaran, kendala pemasaran,
pemilihan pola usaha, market size dan
market share, segmentasi, positioning dan
targeting.
3. Aspek Finansial
Dalam
aspek finansial ini akan disajikan informasi tentang biaya investasi, modal
kerja, cash flow dan biaya
operasional yang terdiri dari fixed cost
dan variable cost. Sebelum menyusun analisis kelayakan finansial maka perlu
dibuat ihktisar biaya investasi. Cashflow
merupakan aliran kas dari suatu usaha yang terdiri dari penerimaan usaha (inflow) dan pengeluaran usaha (outflow). Aliran kas disusun untuk
menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan
mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas
dan penggunaan-penggunaannya (Umar, 2003: 179). Berdasarkan jenis transaksinya
menurut Haming dan Basamalah (2003: 67), kas dalam cash flow dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Arus
kas masuk (cash Inflow), yaitu arus
kas menurut jenis transaksinya yang mengakibatkan terjadinya arus penerimaan
kas. Inflow yang ada pada industri
kecil terdiri dari penerimaan penjualan, manfaat tambahan, dan nilai sisa.
Ketiga penerimaan tersebut yang paling utama adalah penerimaan penjualan karena
penerimaan ini bersifat rutin.
b.
Arus kas keluar (cash outflow) adalah
arus kas menurut jenis transaksinya yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran
dana kas. Outflow usaha dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya investasi, biaya tetap, dan biaya tidak
tetap (biaya variabel). Kelayakan investasi dapat diukur dari berbagai
kriteria, yang dalam hal ini menggunakan; analisis break even point, benefit atau cost
ratio, payback periods, net present value, profitability index, internal rate
of return dan rentabilitas ekonomi (Moh-hasyim, 2014)
C.
Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya
tetap adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya
tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai
pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia.
Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya
berubah-ubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan, makin
besar pula biaya yang harus di keluarkan.Contohnya adalah biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variable (Wordpress, 2012).
D.
Analisis Kriteria Investasi
1. Net Present Value (NPV)
Nilai
bersih sekarang atau net present value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai
sekarang (Present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan Cost
(biaya) pada discount rate atau DF tertentu.
Net Present Value (NPV) yaitu menunjukkan kelebihan benefit (manfaat)
dibanding dengan cost (biaya).
Salah
satu kekuatan metode NPV sebagai sarana mengevaluasi kelayakan rencana
investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung
nilai senyatanya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan
demikian akan diperoleh benefitabilitas proyek yang lebih mendekati kenyataan.
Sedangkan kekuatan metode evaluasi proyek ini
adalah digunakan suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek
sebagai faktor pendiskonto. Adapun rumus NPV adalah:
NPV
= Σ{(Bt – Ct) / (1 – i)t}
Atau
NPV = Σ{(Bt – Ct) x DF}
Dimana:
Bt = Benefit (manfaat) pada tahun
ke-t
Ct = Cost (biaya) pada tahun ke-t
n = Jangka waktu umur proyek
(tahun)
DF
atau i = discount Faktor ( bunga yang berlaku)
Kriteria:
NPV
> 0, maka proyek suatu usaha menguntungkan
NPV
= 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi
NPV
< 0, maka proyek suatu usaha merugikan
2. Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Pertumbuhan Analisis ini merupakan
kelanjutan dari analisis NPV.Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) adalah
perbandingan antara jumlah NPV positf dengan jumlah NPV negatif. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya benefit
berapa kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat.Rumus
analisis Net Benefit Cost Ratio adalah :
Dimana:
NPV
(+) = Total nilai PV of Net Benefit
yang berjumlah positif
NPV
(-) = Total nilai PV of Net Benefit
yang berjumlah negatif
Kriteria:
Net
B/C > 1, maka usaha layak untuk di lanjutkan
Net
B/C = 1, maka usaha impas
Net
B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dikembangkan.
3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Gross
B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value
Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya
Gross B/C < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
Perbedaannya
dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun
untuk mengetahui benefit netto yg positif dan negatif. Kemudian jumlah
present value positif dibandingkan
dengan jumlah present value yang negatif.
Sebaliknya,
dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit
(bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin
besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya.
Artinya proyek relatif semakin layak.
Indikator
Gross B/C :
Jika
Gross B/C > 1, maka proyek layak (go)
utk dilaksanakan
Jika
Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not
go) utk dilaksanakan
4.
Internal rate of return (IRR)
Internal
rate of return (IRR)
merupakan tingkat diskonto yang menyebabkan NPV investasi sama dengan nol. IRR
dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dari suatu
usaha, sepanjang setiap benefit bersih diperoleh secara otomatis ditanamkan
kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama dan
diberi bunga selama sisa umur usaha.
Sebuah investasi layak jika nilai IRR
melebihi tingkat return yang dipersyaratkan. IRR dapat menggambarkan besarnya
suku bunga tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasikan. Dalam kriteria
investasi IRR harus lebih besar dari OCC atau opportunity cost of capital agar
rencana atau usulan investasi dapat layak dilaksanakan (Sofyan 2002: 178).
Rumus yang digunakan untuk IRR adalah sebagai berikut:
Dimana:
IRR = Tingkat pengembalian internal
i = Bunga diskonto yang menghasilkan
NPV positif
i’ = Bunga diskonto yang menghasilkan
NPV negatif
NPV = Nilai sekarang yang positif
NPV’ = Nilai sekarang yang negative
5).
Payback Period
Merupakan
jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya
yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek.
Indikator
Payback Periods :
Semakin
cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan
dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu).
Perhitungan payback belum
memperhatikan time value of money :
Dimana:
I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh
setiap tahunnya
III. METODOLOGI PRAKTEK
A. Waktu dan Tempat
Praktik lapang Evaluasi Proyek
Perikanan diadakan pada hari Jumat sampai Minggu, tanggal 07 - 09 November 2014 di Desa Mappakalompong, Kecamatan
Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Sumber Data
Sumber
data pada Praktik lapang Evaluasi Proyek Perikanan yaitu :
1. Data primer
(menggunakan kuisioner), merupakan data yang diperoleh secara langsung di
lapangan melalui wawancara dan observasi.
2. Data
Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari instansi pemerintah setempat.
3. Studi
pustaka, merupakan data yang diperoleh dari literatur.
C.
Metode Pengambilan Data
Adapun cara pengambilan data pada
praktik Evaluasi Proyek Perikanan yaitu:
1. Observasi
adalah teknik penelitian dengan melihat langsung dan kondisi daerah sekitar.
2. Wawancara
adalah teknik penelitian dengan wawancara langsung dengan masyarakat setempat
D.
Analisis Data
Analisis
Kriteria Investasi yang akan digunakan dalam Evaluasi Proyek ada 5 yaitu :
1. Net Present Value (NPV)
Adapun
rumus NPV adalah:
NPV
= Σ{(Bt – Ct) / (1 – i)t}
atau
NPV
= Σ{(Bt – Ct) x DF}
Dimana:
Bt = Benefit (manfaat) pada tahun ke-t
Ct = Cost (biaya) pada tahun ke-t
n = Jangka waktu umur proyek (tahun)
DF
atau i = discount Faktor ( bunga yang berlaku)
Kriteria:
NPV
> 0, maka proyek suatu usaha menguntungkan
NPV
= 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi
NPV
< 0, maka proyek suatu usaha merugikan
2. Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Rumus analisis Net Benefit Cost Ratio
adalah :
Dimana:
NPV
(+) = Total nilai PV of Net Benefit
yang berjumlah positif
NPV
(-) = Total nilai PV of Net Benefit
yang berjumlah negatif
Kriteria:
Net
B/C > 1, maka usaha layak untuk di lanjutkan
Net
B/C = 1, maka usaha impas
Net B/C < 1, maka usaha tidak layak
untuk dikembangkan.
3. Analisis Internal Rate of Return (IRR)
Adapun
formulasi dari analisis IRR adalah sebagai berikut :
Dimana
:
i”
adalah DF dengan NPV negatif
NPV’ adalah nilai NPV positif
NPV” adalah nilai NPV negatif
Bt = Benefit (manfaat) pada tahun ke-t
Ct
= Cost (biaya) pada tahun ke-t
n = Jangka waktu umur proyek (tahun)
DF atau i = discount Faktor ( bunga yang
berlaku)
Kriteria:
IRR
> tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha layak untuk di kembangkan
IRR
< tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha tidak layak untuk
dikembangkan.
4. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Adapun
rumus yang digunakan untuk menghitung Gross B/C ratio adalah sebagai berikut :
Indikator Gross B/C :
Jika
Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
Jika
Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
5. Payback Period
Perhitungan payback belum memperhatikan
time value of money :
dimana :
I
= besarnya biaya investasi
Ab
= benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Lokasi
a. Demografi
Letak
geografis desa Mappakalompo, kecamatan Galesong, kabupaten Takalar. Berada pada
tengah-tengah wilayah desa, desa Mappakalompo sendiri terbagi atas tiga dusun
yaitu : dusun Mannyammpa, dusun Kawari, dan dusun Kassi lompo. Desa
Mappakalompo merupakan pecahan dari desa
Boddia, dan resmi di mekarkan pada tanggal 26 Desember 2010.
Adapun
batas-batas wilayah dari desa Mappakalompo yaitu :
1.
Sebelah
barat desa Mappakalompo berbatasan dengan selat Makassar
2.
Sebelah
utara desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Kawari
3.
Sebelah
selatan desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Bonto kanang
4.
Sebelah
timur desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Manyammpa.
Di
desa tersebut ada 3 objek bidang perikanan yang terdapat yakni bidang
penangkapan, bidang budidaya yang memiliki luas 3 Ha, dan bidang parawisata
desa tersebut memiliki dua objek wisata pantai.
Desa
mappakalompo memiliki penduduk bersuku bugis makassar dan beragama islam
sedangka mayoritas pekerjaannya adalahnelayan penangkap kepiting dengan udang,
adapun yang bekerja sebagai wiraswasta, buruh, pedagang eceran.
B.
Sarana dan Prasarana
Adapun
sarana dan prasarana yang berada di desa Mappakalompo yaitu :
NO
|
SARANA
|
JUMLAH
|
PRASARANA
|
JUMLAH
|
1
|
Mesjid
|
3
|
Jalan
|
1
|
2
|
BBAP Perikanan
|
2
|
Lapangan
|
1
|
3
|
MCK umum
|
2
|
|
|
4
|
Kantor Desa
|
1
|
|
|
5
|
TPI
|
1
|
|
|
Berdasarkan
sarana dan prasarana yang ada di desa Mappakalompo dapat kita lihat terdapat
tiga buah mesjid yang digunakan sebagai sarana ibadah oleh masyarakat di desa
tersebut. Selain itu terdapat dua BBAP (Balai Budidaya Air Payau) yang secara
tidak langsung membuka ruang untuk masyarakat di desa tersebut menjadi tenaga
kerja di balai tersebut, dan terdapat dua MCK umum yang memudahkan masyarakat
yang belum memiliki MCK pribadi dapat memanfaatkan MCK umum tersebut.
Selanjutnya di desa Mappakalompo terdapat kantor desa di mana tempat tersebut
Kepala Desa dan aparat desa melakukan tugas yang diamanatkan oleh masyarakat di
desa tersebut. Selain itu terapat TPI (Tempat pelelangan Ikan) yang merupakan
pusat jual beli ikan di desa tersebut namun sekarang ini TPI tersebut tidak
berfungsi lagi sebagaimana mestinya /Vacum.
C.
Data Responden
Dari
praktek lapang evaluasi proyek perikanan adapun data respoden yang saya dapat
dilapangan adalah sebagai berikut :
Responden
1
Nama : Sia dg Itta
Umur : 35
tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan :
SD
Pekerjaan :
Penangkap kepiting (sawi)
Pengalaman
keja : 19 tahun
Jumlah tangkapan : 3 Kg/hari
Harga jual :
Rp 55.000/Kg
Pendapatan :
Rp 440.000/bulan
Tenaga kerja :
2 orang
Jenis alat
tangkap : pukat jaring
Jenis perahu :
viber 9 pk
Bahan bakar :
8 liter/hari
Lama
penangkapan : 4 jam
Pembekalan/hari
: Rp 35.000
Biaya
investasi : Rp 10.000.000
Responden 2
Nama : Basri
Umur : 35
tahun
Jenis kelamin
: laki-laki
Pendidikan :
SD
Pekerjaan :
Penangkap kepiting (sawi)
Pengalaman
keja : 20 tahun
Jenis alat
tangkap : pukat jaring
Jumlah tangkapan : 5 Kg/hari
Harga jual :
Rp 55.000/Kg
Pendapatan :
Rp 825.000/bulan
Tenaga kerja :
2 orang
Jenis perahu :
viber 6 pk
Bahan bakar :
9 liter/hari
Lama
penangkapan : 5 jam
Pembekalan/hari
: Rp 25.000
Biaya
investasi : Rp 10.000.000
Adapun biaya tetap dan biaya variabel
yang digunakan oleh responden pertama yaitu
BIAYA
|
|
Tetap
|
Variabel
|
Tali
|
Bensin
|
Tasi
|
Rokok
|
Tima
|
Perawatan Kapal
|
Perahu Viber
|
Makanan
|
Pelampung
|
Air Minun
|
|
B.
ANALISIS DATA
FIXED COST (BIAYA TETAP)
TAHUN
1
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH
|
HARGA
|
TOTAL
|
UMUR ALAT/THN
|
PENYUSUTAN
|
1
|
Tali
|
15 rol
|
35.000
|
525.000
|
1
|
|
2
|
Tasi
|
2 rol
|
150.000
|
300.000
|
1
|
|
3
|
Tima
|
20 kg
|
25.000
|
500.000
|
1
|
|
4
|
Pelampung
|
300 buah
|
1.500
|
450.000
|
1
|
|
5
|
Perahu viber
|
1 buah
|
5.000.000
|
5.000.000
|
1
|
500.000
|
TOTAL / TAHUN = 6.775.000
|
|
TAHUN 2
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH
|
HARGA
|
TOTAL
|
UMUR ALAT/THN
|
PENYUSUTAN
|
1
|
Tali
|
15 rol
|
36.000
|
540.000
|
1
|
|
2
|
Tasi
|
2 rol
|
165.000
|
330.000
|
|
|
3
|
Tima
|
20 kg
|
27.000
|
540.000
|
|
|
4
|
Pelampung
|
300 buah
|
2.000
|
600.000
|
|
|
5
|
Perahu viber
|
1 buah
|
5.150.000
|
5.150.000
|
|
700.000
|
TOTAL / TAHUN = 7.160.000
|
|
TAHUN 3
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH
|
HARGA
|
TOTAL
|
UMUR ALAT/THN
|
PENYUSUTAN
|
1
|
Tali
|
15 rol
|
37.500
|
562.500
|
1
|
|
2
|
Tasi
|
2rol
|
170.000
|
340.000
|
|
|
3
|
Tima
|
20 kg
|
29.000
|
580.000
|
|
|
4
|
Pelampung
|
300 buah
|
2.300
|
690.000
|
|
|
5
|
Perahu viber
|
1 buah
|
5.200.000
|
5.200.000
|
|
|
TOTAL / TAHUN = 7.372.500
|
|
TAHUN 4
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH
|
HARGA
|
TOTAL
|
UMUR ALAT/THN
|
PENYUSUTAN
|
1
|
Tali
|
15 rol
|
38.000
|
570.000
|
|
|
2
|
Tasi
|
2 rol
|
170.500
|
341.00
|
|
|
3
|
Tima
|
20 kg
|
30.000
|
600.000
|
|
|
4
|
Pelampung
|
300 buah
|
2.500
|
750.000
|
|
|
5
|
Perahu viber
|
1 buah
|
5.300.000
|
5.300.000
|
|
|
TOTAL / TAHUN = 7.561.000
|
|
TAHUN
5
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH
|
HARGA
|
TOTAL
|
UMUR ALAT/THN
|
PENYUSUTAN
|
1
|
Tali
|
15 rol
|
40.000
|
600.00
|
|
|
2
|
Tasi
|
2 rol
|
175.000
|
350.000
|
|
|
3
|
Tima
|
20 kg
|
32.000
|
640.00
|
|
|
4
|
Pelampung
|
300 buah
|
3.000
|
900.000
|
|
|
5
|
Perahu viber
|
1 buah
|
5.500.000
|
5.500.000
|
|
|
TOTAL / TAHUN = 7.990.000
|
|
VARIABEL COST (BIAYA TIDAK TETAP)
TAHUN 1
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH
|
HARGA
|
TOTAL
|
TUHUN
|
1
|
Bensin
|
9 liter
|
7.000
|
63.000
|
|
2
|
Perawatan kapal
|
-
|
50.000
|
50.000
|
|
3
|
Rokok
|
1 buah
|
10.000
|
10.000
|
|
4
|
Makanan
|
2 porsi
|
5.000
|
10.000
|
|
5
|
Air
|
1 botol
|
5.000
|
5.000
|
|
TOTAL/TAHUN = 138.000
|
TAHUN 2
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH
|
HARGA
|
TOTAL
|
TUHUN
|
1
|
Bensin
|
9 liter
|
7.500
|
67.000
|
|
2
|
Perawatan kapal
|
-
|
65.000
|
65.000
|
|
3
|
Rokok
|
1 buah
|
12.000
|
12.000
|
|
4
|
Makanan
|
2 porsi
|
8.000
|
16.000
|
|
5
|
Air
|
1 botol
|
5.000
|
5.000
|
|
TOTAL/TAHUN = 178.000
|
TAHUN 3
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH
|
HARGA
|
TOTAL
|
TUHUN
|
1
|
Bensin
|
9 liter
|
8.000
|
72.000
|
|
2
|
Perawatan kapal
|
-
|
70.000
|
70.000
|
|
3
|
Rokok
|
1 buah
|
13.000
|
13.000
|
|
4
|
Makanan
|
2 porsi
|
10.000
|
20.000
|
|
5
|
Air
|
1 botol
|
5.000
|
5.000
|
|
TOTAL/TAHUN = 180.000
|
TAHUN 4
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH
|
HARGA
|
TOTAL
|
TUHUN
|
1
|
Bensin
|
9 liter
|
8.500
|
76.500
|
|
2
|
Perawatan kapal
|
-
|
75.000
|
75.000
|
|
3
|
Rokok
|
1 buah
|
14.000
|
14.000
|
|
4
|
Makanan
|
2 porsi
|
12.000
|
24.000
|
|
5
|
Air
|
1 botol
|
5.000
|
5.000
|
|
TOTAL/TAHUN = 194.500
|
TAHUN
5
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH
|
HARGA
|
TOTAL
|
TUHUN
|
1
|
Bensin
|
9 liter
|
9.000
|
81.000
|
|
2
|
Perawatan kapal
|
-
|
80.000
|
80.000
|
|
3
|
Rokok
|
1 buah
|
15.000
|
15.000
|
|
4
|
Makanan
|
2 porsi
|
13.000
|
26.000
|
|
5
|
Air
|
1 botol
|
5.000
|
5.000
|
|
TOTAL/TAHUN = 207.000
|
TOTAL COST (TOTAL BIAYA)
TAHUN
|
VC
|
FC
|
TC
|
I
|
138.000
|
6.775.000
|
6.913.000
|
II
|
178.000
|
7.160.000
|
7.338.000
|
III
|
180.000
|
7.372.500
|
7.552.500
|
IV
|
194.000
|
7.561.000
|
7.755.000
|
V
|
207.000
|
7.990.000
|
8.197.000
|
TOTAL REVENUE (TOTAL PENDAPATAN)
NO
|
JUMLAH PRODUKSI
|
HARGA SATUAN
|
TOTAL
|
TAHUN
|
TOTAL/TAHUN
|
1
|
1044 Kg
|
55.000
|
57.420.000
|
1
|
57.420.000
|
2
|
1020 Kg
|
55.000
|
56.100.000
|
-
|
56.100.000
|
3
|
997Kg
|
55.000
|
54.835.000
|
-
|
54.835.000
|
4
|
1035Kg
|
55.000
|
56.925.000
|
-
|
56.925.000
|
5
|
1025 Kg
|
55.000
|
56.375.000
|
-
|
56.375.000
|
BENEFIT
TAHUN
|
TR
|
TC
|
BENEFIT
|
I
|
57.420.000
|
6.913.000
|
50.507.000
|
II
|
56.100.000
|
7.338.000
|
48.762.000
|
III
|
54.835.000
|
7.552.500
|
47.282.500
|
IV
|
56.925.000
|
7.755.000
|
49.171.000
|
V
|
56.375.000
|
8.197.000
|
48.178.000
|
NET PRESENT VALUE (NPV)
NO
|
BENEFIT
|
COST
|
NET BENEFIT
|
DF
15%
|
NVP (15%)
(3X4)
|
PV (A)
(1x4)
|
PV(B)
(2x4)
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
-
|
0
|
0
|
0
|
1.000
|
0
|
0
|
|
I
|
50.507.000
|
6.913.000
|
43.594.000
|
0.869
|
37.883.000
|
43.891.000
|
6.007.000
|
II
|
48.762.000
|
7.338.000
|
41.424.000
|
0.756
|
31.316.000
|
36.864.000
|
5.548.000
|
III
|
47.282.500
|
7.552.500
|
39.730.000
|
0.657
|
26.103.000
|
31.065.000
|
4.962.000
|
IV
|
49.171.000
|
7.755.000
|
41.416.000
|
0.571
|
23.682.000
|
28.076.000
|
4.428.000
|
V
|
48.178.000
|
8.197.000
|
39.981.000
|
0.497
|
19.871.000
|
23.944.000
|
4.074.000
|
N
|
|
|
|
|
138.855.000
|
163.840.000
|
25.019.000
|
DF 18%
|
NPV 18%
(3X8)
|
DF 20%
|
NVP 20%
(3X10)
|
(8)
|
(9)
|
(10)
|
(11)
|
0.847
|
36.924.000
|
0.833
|
36.314.000
|
0.718
|
29.742.000
|
0.694
|
28.748.000
|
0.609
|
24.196.000
|
0.579
|
23.004.000
|
0.516
|
21.371.000
|
0.482
|
19.963.000
|
0.437
|
17.472.000
|
0.402
|
16.072.000
|
|
129.705.000
|
|
124.101.000
|
Berdasarkan hasil perhitungan diatas
,telah diperoleh jumlah NPV sebesar 138.855.000 rupiah. Hal ini berarti bahwa
usaha penangkapan kepiting oleh bapak Bahaddin dg duni tersebut telah
menguntungkan selama 5 tahun.
NET BENEFIT COST RATIO (NET B/C)
NPV (+)
|
NPV (-)
|
NET B/C
|
163.840.000
|
25.019.000
|
6.549.000
|
Dengan
demikian Net B/C yang
didapat sebesar 6.549.000
lebih besar dari satu (1) maka benefit yang diperoleh tersebut sebesar
6.549.000 dari cost yang dikeluarkan oleh bapak Bahaddin dg duni sehingga
usaha penangkapan kepiting tersebut layak untuk di jalankan.
ANALISIS INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
I’=DFàNPV (+)
|
I’=DFàNPV (-)
|
I’-I”
|
NPV’=NPV(+)
|
NPV”=NPV(-)
|
NPV’-NPV”
|
IRR
|
129.705.000
|
124.101.000
|
18%-20%
|
129.705.000
|
124.101.000
|
5.604.000
|
24,14%
|
IRR
= i’ + NPV’ + (i”-i’)
kginbuiveuNPV’ – NVP”
IRR
= 18% + 129.705.000 + ( 20% - 18% )
129.705.000- 124.101.000
Dari hasil perhitungan diatas
menunjukkan bahwa IRR dari usaha penangkapan kepiting tersebut diperoleh 24,14
%, sehingga tingkat bunga bank yang berlaku pada saat usaha tersebut dibangun
adalah 15%, maka IRR > tingkat bunga yang berlaku. Jadi Kesimpulannya adalah
usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dibiayai dari kredit perbankan.
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
praktek lapang evaluasi proyek perikanan pada usaha penangkapan kepiting didesa
mappakalompo, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Berdasarkan
hasil perhitungan,telah diperoleh jumlah NPV sebesar 135.855.000 rupiah. Hal
ini berarti bahwa usaha penangkapan kepiting oleh nelyan tersebut telah
menguntungkan selama 5 tahun.
2. Dengan
demikian Net B/C yang
didapat sebesar 5.549.000 lebih besar dari satu (1) maka benefit
yang diperoleh tersebut sebesar 5.549. 000 dari cost yang dikeluarkan oleh bapak basra dg mangung sehingga
usaha penangkapan kepiting tersebut layak untuk di jalankan.
3.
Dari
hasil perhitungan menunjukkan bahwa IRR dari usaha penangkapan kepiting
tersebut diperoleh 24.14 %, sehingga
tingkat bunga bank yang berlaku pada saat usaha tersebut dibangun adalah 24%,
maka IRR > tingkat bunga yang
berlaku. Jadi kesimpulannya adalah usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk
dibiayai dari kredit perbankan.
Jadi
usaha penangkapan kepiting layak untuk dijalankan dan juga menguntungkan.
B. Saran
Saran
untuk praktek lapang evaluasi proyek selanjutnya, agar lebih baik lagi dari
praktek lapang kali ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasyim,Moh.2014. Aspek-aspek dalam
studi kelayakan.http://moh-hasyim.blogspot.com . (Di akses pada
tanggal 2 November 2014)
Kompasiana.2012.Sumberdaya perikanan
sebagai tulang punggung perekonomian di Indonesia.http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis.(Di
akses pada tanggal 1 November 2014).
Nila,2011. Kriteria Investasi. http://nilamahandika.blogspot.com.(Diakses
Pada tanggal 1 November 2014 )
Wartapedia.2012.Minapolitan potensi
perikanan di Sulawesi selatan.http://wartapedia.com .(Di akses pada
tanggal 2 November 2014).
Wordpress.2009.Biaya
variable dan biaya tetap. http://lilis08.wordpress.com.
(Di akses
pada tanggal 2 November 2014).
Ass.wr.wt.saya Ibu Nur Intan tki singapore sangat berterima kasih kepada Aki Soleh, berkat bantuan angka jitu yang di berikan Aki Soleh, saya bisah menang togel 4D yaitu (0615) dan alhamdulillah saya menang (359,juta)sekarang saya sudah bisah melunasi hutang-hutang saya dan menyekolahkan anak-anak saya. sekarang saya sudah bisah hidup tenang berkat bantuan Aki Soleh. bagi anda yang termasuk dalam kategori di bawah ini:
BalasHapus1.di lilit hutang
2.selalu kalah dalam bermain togel
3.barang-barang berharga sudah habis buat judi togel
4.hidup sehari-hari anda serba kekurangan
5.anda sudah kemana-mana tapi belum dapat solusi yang tepat
6.pesugihan tuyul
7.pesugihan bank gaib
8.pesugihan uang balik
9.pesugihan dana gaib, dan dll
dan anda ingin mengubah nasib melalui jalan togel seperti saya hub Aki Soleh di no; 082-313-336-747.
atau anda bisah kunjungi blog AKI "http://angkaramalantogel.blogspot.co.id/"
Atau Chat/Tlpn di WhatsApp (WA)
No WA Aki : 082313336747
"ATAU BUKA AJA SITUS KAMI BIAR LEBIH JELAS"
UNTUK JENIS PUTARAN; SINGAPURA, HONGKONG, MACAU, MALAYSIA, SYDNEY, TOTO MAGNUM, TAIPE, THAILAND, LAOS, CHINA, KOREA, KAMBODIA, TOTO KUDA, ARAB SAUDI,
AKI SOLEH dengan senang hati membantu anda memperbaiki nasib anda melalui jalan togel karna angka gaib/jitu yang di berikan AKI SOLEH tidak perlu di ragukan lagi.sudah terbukti 100% akan tembus. karna saya sudah membuktikan sendiri.buat anda yang masih ragu, silahkan anda membuktikan nya sendiri.
SALAM KOMPAK SELALU.DAN SELAMAT BUAT YANG JUPE HARI INI
..( `’•.¸( `‘•. ¸* ¸.•’´ )¸.•’´ )..
«082-313-336-747»
..( ¸. •’´( ¸.•’´ * `’•.¸ )`’•.¸ )..
The first tribal casino to open in Mississippi
BalasHapusBut Mississippi has long been 양주 출장안마 an important part 광양 출장마사지 of 광주 출장마사지 the Mississippi 수원 출장샵 tribal casino experience. It now has nearly 50,000 slot machines, Oct 23, 2015 · 경상북도 출장샵 Uploaded by The Mississippi Gaming Board