Rabu, 06 April 2016

Evaluasi Proyek Perikanan

I. PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Indonesia memiliki 8 potensi perikanan yang sangat besar, manakala dilihat dari sisi luasnya perairan lautan, letak geografis, wilayah maupun panjang garis pantai. Sebagai negara kepulauan, hampir dua pertiga wilayahnya adalah lautan. Luas lautnya sekitar 3,1 juta km2, yang terdiri  dari perairan laut nusantara 2,8 juta km2, dan perairan laut territorial 0,3 km2. Bila ditambah dengan perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), maka secara keseluruhan luas perairan laut Indonesia adalah 5,8 juta km2. Sementara itu, garis pantai yang dimiliki Indonesia mencapai 81.800 km. Garis pantai ini termasuk salah satu garis pantai yang paling panjang di dunia.
Potensi ekonomi sumber daya pada sektor perikanan diperkirakan mencapai US$ 82 miliar per tahun. Potensi tersebut meliputi: potensi perikanan tangkap sebesar US$ 15,1 miliar per tahun, potensi budidaya laut sebesar US$ 46,7 miliar per tahun, potensi peraian umum sebesar US$ 1,1 miliar per tahun, potensi budidaya tambak sebesar US$ 10 miliar per tahun, potensi budidaya air tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi kelautan sebesar US$ 4 miliar per tahun. Selain itu, potensi lainnya pun dapat dikelola, seperti sumber daya yang tidak terbaharukan, sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi pembangunan Indonesia.
Potensi sektor perikanan Provinsi Sulawesi Selatan meliputi perikanan laut dan perikanan darat (tambak air payau, kolam, sawah, danau, sungai, dan rawa). Berdasarkan data produksi perikanan menurut kabupaten atau kota di Sulawesi Selatan pada tahun 2005 menunjukkan, secara keseluruhan produksi perikanan laut mencapai 315.734 ton dengan daerah pengahasil terbesar adalah Kabupaten Bone sebesar 67.707,9 ton. Kemudian menyusul Kabupaten Jeneponto dengan 43.670,7 ton, Kabupaten Takalar sebesar 39.543,5 ton. Sementara produksi perikanan darat secara keseluruhan mencapai 425.753,44 ton yang meliputi tambak 391.745,40 ton, kolam 13.798,90 ton, sawah 37,442 ton, danau 14.252,40 ton, dan sungai 2.091,4 ton, dan produksi perikanan rawa mencapai 5.919,30 ton (batukar, 2012). Sekitar 70 persen potensi ikan tangkap atau sekitar 600 ribu ton dari 900 ton total sumber daya ikan tangkap di Sulawesi Selatan belum dimanfaatkan (Kompasiana, 2012)
Melihat latar belakang diatas maka perlu diadakan praktek lapang mata kuliah “Evaluasi Proyek Perikanan” untuk mengumpulkan data faktor produksi, analisis data, dan interprestasi data sesuai teori evaluasi proyek
B.   Tujuan dan Manfaat
Tujuan dilaksanakannya praktek lapang Evaluasi Proyek Perikanan yaitu :
1. Untuk mengetahui suatu kegiatan proyek perikanan
2. Untuk mengetahui aspek-aspek studi kelayakan suatu proyek perikanan
3.Untuk mengetahui aspek finansial studi kelayakan proyek perikanan
Manfaat dilaksanakannya praktek lapang Evaluasi Proyek Perikanan untuk membandingkan materi yang didapatkan dibangku kuliah dengan keadaan di lokasi praktek.

II. TINJAUAN PUSTAKA
A.     Pengertian Evaluasi Proyek
Evaluasi merupakan penilaian dan analisis, apakah pekerjaan atau proyek dapat dilaksanakan atau tidak.Proyek adalah segala kegiatan atau aktivitas yang diharapkan memperoleh keuntungan atau kegunaan  dalam waktu tertentu.
Evaluasi proyek adalah kegiatan penilaian dan analisis, apakah suatu kegiatan pekerjaan atau proyek yang dilaksanakan dapat memperoleh kegunaan atau keuntungan dalam suatu waktu tertentu atau dalam waktu yang di rencanakan.
Keputusan yang dihasilkan dalam evaluasi proyek adalah :
1.Menerima atau menolak seluruh proyek tersebut.
2.Memilih satu atau beberapa proyek yang memungkinkan menghasilkan laba dan sesuai dengan dana yang tersedia.
3.Memilih skala prioritas, dari beberapa proyek yang layak.
Manfaat dari proyek adalah :
1. Manfaat secara langsung yang diterima sebagai akibat adanya suatu kegiatan proyek, seperti naiknya nilai produksi dan jasa.
2. Manfaat tidak langsung, dimana manfaat yang timbul sebagai akibat dan bersifat multiplier. Contoh : Pendirian mall, mengakibatkan timbulnya manfaat dari penduduk di sekitar dari adanya mall tersebut.
3. Manfaat tidak kentara yang timbul karena adanya proyek tersebut dan tidak dapat diukur dengan uang. Seperti pemikiran masyarakat yang sudah maju, sebagai akibat timbulnya pusat bisnis di daerah tersebut.
Oleh karena itu, bagi pebisnis sangat dimungkinkan untuk melakukan evaluasi proyek bagi setiap pendirian perusahaan atau bisnis. Hal ini dilakukan, agar dapat menilai apakah proyek tersebut sudah layak dilakukan dan sangat menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang, karena bisnis bukan hanya untuk sekarang, tetapi untuk jangka panjang dan ke depan.
B.  Aspek – Aspek Studi Kelayakan Investasi
Studi kelayakan atas rencana investasi harus dilakukan untuk semua aspek yang terkait sehingga keputusan investasi yang dibuat didukung oleh kelayakan dari semua aspek yang terkait dimaksud, dan tidak hanya karena kelayakan aspek finansialnya saja. Pendekatan itu lazim disebut pendekatan Heuristik (Heuristic Approach). Tuntutan untuk melakukan evaluasi secara heuristik menjadi semakin terasa, terutama sejak dimasukinya era implementasi manajemen kontemporer di dunia bisnis, seperti management  strategis  dan  total  quality  management  (TQM).  Aspek  yang  harus dicakup oleh suatu studi kelayakan investasi antara lain :
1.    Aspek Produksi
Analisis teknis berkenaan dengan kegiatan produksi dan operasi yang dijalankan. Penilaian kelayakan diukur secara kuantitatif dengan menggunakan kuisioner untuk melihat apakah menurut pelaku usaha kegiatan teknis produksi dan operasi yang dijalankan telah layak secara ekonomi.
Faktor-faktor yang yang menjadi pertimbangan dalam aspek produksi seperti sebagai berikut: lokasi usaha, fasilitas produksi, bahan baku, tenaga kerja, teknologi, proses produksi, jumlah, jenis dan mutu, produksi optimum, kendala produksi.
2.   Aspek Pasar
Analisis usaha dapat dilakukan secara kualitatif atau deskriptif kuantitatif untuk mengetahui aspek pasar dan pemasaran. Secara umum, titik tolak dalam alur pikir tersebut adalah penyusunan aspek pemasaran dapat dilakukan setelah pengusaha mempunyai rencana pengembangan bisnis. Pengembangan bisnis dapat diarahkan dalam rangka meningkatkan omset atau volume penjualan dan untuk meningkatkan efisiensi. Peningkatan omset penjualan dapat dicapai melalui pilihan strategi bisnis yaitu, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan differensiasi produk.
Setelah ditetapkan strategi bisnis yang akan dikembangkan, selanjutnya dilakukan analisis pasar untuk mengetahui kelayakan aspek pasar. Hasil yang diinginkan adalah sampai seberapa besar potensi dan peluang pasar yang tersedia serta risiko pemasaran apa yang mungkin muncul apabila rencana bisnis tersebut dapat diimplementasikan. Hasil tersebut diharapkan sebagai bahan untuk menyususn target penjualan dan strategi pemasaran yang akan dikembangkan.
Strategi pemasaran meliputi kombinasi antara kebijakan mengenai produk, tempat, harga dan promosi yang disesuaikan dengan kajian risiko pemasaran dan target penjualan yang diinginkan. Potensi dan peluang pasar dapat diketahui melalui kajian pasar yang ada saat ini dan pasar potensial. Pasar efektif saat ini, antara lain dapat diketahui melalui identifikasi mengenai jumlah dan karakteristik pelanggan, volume penjualan yang ada, tingkat dan perkembangan harga, cara pembayaran, tingkat persaingan, kontinuitas penjualan dan permintaan yang belum terpenuhi serta faktor lainnya yang mempengaruhi potensi pasar efektif.
Pada umumnya sumber informasi untuk mengkaji pasar efektif berasal dari data primer (pengusaha dan pihak terkait lainnya). Sedangkan pasar potensial antara lain dapat dikaji melalui data makro permintaan, hambatan pemasaran yang bersifat kebijakan dan non kebijakan seperti monopoli, pangsa pasar dan lain-lain. Pada umumnya sumber informasi untuk mengkaji pasar potensial berasal dari data sekunder dari lembaga terkait. Berikut ini faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melihat aspek pasar adalah sebagai berikut: permintaan, penawaran dan persaingan pasar, harga, jalur pemasaran, kendala pemasaran, pemilihan pola usaha, market size dan market share, segmentasi, positioning dan targeting.
3.   Aspek Finansial
Dalam aspek finansial ini akan disajikan informasi tentang biaya investasi, modal kerja, cash flow dan biaya operasional yang terdiri dari fixed cost dan variable cost. Sebelum menyusun analisis kelayakan finansial maka perlu dibuat ihktisar biaya investasi. Cashflow merupakan aliran kas dari suatu usaha yang terdiri dari penerimaan usaha (inflow) dan pengeluaran usaha (outflow). Aliran kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya (Umar, 2003: 179). Berdasarkan jenis transaksinya menurut Haming dan Basamalah (2003: 67), kas dalam cash flow dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Arus kas masuk (cash Inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya yang mengakibatkan terjadinya arus penerimaan kas. Inflow yang ada pada industri kecil terdiri dari penerimaan penjualan, manfaat tambahan, dan nilai sisa. Ketiga penerimaan tersebut yang paling utama adalah penerimaan penjualan karena penerimaan ini bersifat rutin.
b. Arus kas keluar (cash outflow) adalah arus kas menurut jenis transaksinya yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas. Outflow usaha dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya investasi, biaya tetap, dan biaya tidak tetap (biaya variabel). Kelayakan investasi dapat diukur dari berbagai kriteria, yang dalam hal ini menggunakan; analisis break even point, benefit atau cost ratio, payback periods, net present value, profitability index, internal rate of return dan rentabilitas ekonomi (Moh-hasyim, 2014)
C.  Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya tetap adalah biaya yang umumnya selalu konstan, bahkan di masa sulit. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi tertentu, kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia.
Biaya variabel atau juga disebut variable cost adalah biaya yang umumnya berubah-ubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan, makin besar pula biaya yang harus di keluarkan.Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variable (Wordpress, 2012).
D.  Analisis Kriteria Investasi
1.  Net Present Value (NPV)
Nilai bersih sekarang atau net present value (NPV) dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (Present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan Cost (biaya) pada discount rate atau DF tertentu.  Net Present Value (NPV) yaitu menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibanding dengan cost (biaya).
Salah satu kekuatan metode NPV sebagai sarana mengevaluasi kelayakan rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai senyatanya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian akan diperoleh benefitabilitas proyek yang lebih mendekati kenyataan.
 Sedangkan kekuatan metode evaluasi proyek ini adalah digunakan suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek sebagai faktor pendiskonto. Adapun rumus NPV adalah:
NPV = Σ{(Bt – Ct) / (1 – i)t}
Atau
NPV = Σ{(Bt – Ct)  x DF}
Dimana:
Bt             = Benefit (manfaat) pada tahun ke-t
Ct            = Cost (biaya) pada tahun ke-t
n              = Jangka waktu umur proyek (tahun)
DF atau i = discount Faktor ( bunga yang berlaku)
Kriteria:
NPV > 0, maka proyek suatu usaha menguntungkan
NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi
NPV < 0, maka proyek suatu usaha merugikan
2.  Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Pertumbuhan Analisis ini merupakan kelanjutan dari analisis NPV.Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara jumlah NPV positf dengan jumlah NPV negatif.  Hal ini menunjukkan bahwa besarnya benefit berapa kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat.Rumus analisis Net Benefit Cost Ratio adalah :

Dimana:
NPV (+)    = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah positif
NPV (-)    = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah negatif
Kriteria:
Net B/C > 1, maka usaha layak untuk di lanjutkan        
Net B/C = 1, maka usaha impas
Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dikembangkan.
3.  Gross Benefit Cost Ratio  (Gross B/C)
Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya Gross B/C < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
Perbedaannya dalam perhitungan Net B/C, biaya tiap tahun dikurangkan dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit netto yg positif dan negatif. Kemudian jumlah present  value positif dibandingkan dengan jumlah present value yang negatif.
Sebaliknya, dalam perhitungan Gross B/C, pembilang adalah jumlah present value arus benefit (bruto) dan penyebut adalah jumlah present value arus biaya (bruto). Semakin besar Gross B/C, semakin besar perbandingan antara benefit dengan biaya. Artinya proyek relatif semakin layak.
Indikator Gross B/C :
Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan
4. Internal rate of return (IRR)
Internal rate of return (IRR) merupakan tingkat diskonto yang menyebabkan NPV investasi sama dengan nol. IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dari suatu usaha, sepanjang setiap benefit bersih diperoleh secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama dan diberi bunga selama sisa umur usaha.
Sebuah investasi layak jika nilai IRR melebihi tingkat return yang dipersyaratkan. IRR dapat menggambarkan besarnya suku bunga tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasikan. Dalam kriteria investasi IRR harus lebih besar dari OCC atau opportunity cost of capital agar rencana atau usulan investasi dapat layak dilaksanakan (Sofyan 2002: 178). Rumus yang digunakan untuk IRR adalah sebagai berikut:
Dimana:
IRR      = Tingkat pengembalian internal
i           = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV positif
i’           = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV negatif
NPV    = Nilai sekarang yang positif
NPV’    = Nilai sekarang yang negative
5). Payback Period
Merupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek.
Indikator Payback Periods :
Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu).
Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money :
Dimana:
  I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya

III. METODOLOGI PRAKTEK
A. Waktu dan Tempat
            Praktik lapang Evaluasi Proyek Perikanan diadakan pada hari Jumat sampai Minggu, tanggal 07 - 09 November  2014 di Desa Mappakalompong, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Sumber Data
Sumber data pada Praktik lapang Evaluasi Proyek Perikanan yaitu :
1. Data primer (menggunakan kuisioner), merupakan data yang diperoleh secara langsung di lapangan melalui wawancara dan observasi.
2. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari instansi pemerintah setempat.
3. Studi pustaka, merupakan data yang diperoleh dari literatur.
C.  Metode Pengambilan Data
            Adapun cara pengambilan data pada praktik Evaluasi Proyek Perikanan yaitu:
1. Observasi adalah teknik penelitian dengan melihat langsung dan kondisi daerah sekitar.
2. Wawancara adalah teknik penelitian dengan wawancara langsung dengan masyarakat setempat
D.  Analisis Data
Analisis Kriteria Investasi yang akan digunakan dalam Evaluasi Proyek ada 5 yaitu :
1.   Net Present Value (NPV)
Adapun rumus NPV adalah:
NPV = Σ{(Bt – Ct) / (1 – i)t}
atau
NPV = Σ{(Bt – Ct)  x DF}
Dimana:
Bt   = Benefit (manfaat) pada tahun ke-t
Ct   = Cost (biaya) pada tahun ke-t
n     = Jangka waktu umur proyek (tahun)
DF atau i = discount Faktor ( bunga yang berlaku)
Kriteria:
NPV > 0, maka proyek suatu usaha menguntungkan
NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi
NPV < 0, maka proyek suatu usaha merugikan
2.   Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Rumus analisis Net Benefit Cost Ratio adalah :
Dimana:
NPV (+)    = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah positif
NPV (-)    = Total nilai PV of Net Benefit yang berjumlah negatif
Kriteria:
Net B/C > 1, maka usaha layak untuk di lanjutkan
Net B/C = 1, maka usaha impas
Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dikembangkan.
3.   Analisis Internal Rate of Return (IRR)
Adapun formulasi dari analisis IRR adalah sebagai berikut :
Dimana : 
      i”  adalah DF dengan NPV negatif
      NPV’ adalah nilai NPV positif
      NPV” adalah nilai NPV negatif
           Bt        = Benefit (manfaat) pada tahun ke-t
           Ct        = Cost (biaya) pada tahun ke-t
            n         = Jangka waktu umur proyek (tahun)
        DF atau i = discount Faktor ( bunga yang berlaku)
Kriteria:
IRR > tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha layak untuk di    kembangkan
IRR < tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha tidak layak untuk dikembangkan.
4.   Gross Benefit Cost Ratio  (Gross B/C)
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung Gross B/C ratio adalah sebagai berikut :
 Indikator Gross B/C :
Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) utk dilaksanakan
Jika Gross B/C < 1, maka proyek tdk layak (not go) utk dilaksanakan


5.   Payback Period
      Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money :
 dimana :
I = besarnya biaya investasi
Ab = benefit bersih yg diperoleh setiap tahunnya


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Lokasi
a. Demografi
Letak geografis desa Mappakalompo, kecamatan Galesong, kabupaten Takalar. Berada pada tengah-tengah wilayah desa, desa Mappakalompo sendiri terbagi atas tiga dusun yaitu : dusun Mannyammpa, dusun Kawari, dan dusun Kassi lompo. Desa Mappakalompo merupakan  pecahan dari desa Boddia, dan resmi di mekarkan pada tanggal 26 Desember 2010.
Adapun batas-batas wilayah dari desa Mappakalompo yaitu :
1.   Sebelah barat desa Mappakalompo berbatasan dengan selat Makassar
2.   Sebelah utara desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Kawari
3.   Sebelah selatan desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Bonto kanang
4.   Sebelah timur desa Mappakalompo berbatasan dengan desa Manyammpa.
Di desa tersebut ada 3 objek bidang perikanan yang terdapat yakni bidang penangkapan, bidang budidaya yang memiliki luas 3 Ha, dan bidang parawisata desa tersebut memiliki dua objek wisata pantai.
Desa mappakalompo memiliki penduduk bersuku bugis makassar dan beragama islam sedangka mayoritas pekerjaannya adalahnelayan penangkap kepiting dengan udang, adapun yang bekerja sebagai wiraswasta, buruh, pedagang eceran.
B. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang berada di desa Mappakalompo yaitu :
NO
SARANA
JUMLAH
PRASARANA
JUMLAH
1
Mesjid
3
Jalan
1
2
BBAP Perikanan
2
Lapangan
1
3
MCK umum
2


4
Kantor Desa
1


5
TPI
1



          Berdasarkan sarana dan prasarana yang ada di desa Mappakalompo dapat kita lihat terdapat tiga buah mesjid yang digunakan sebagai sarana ibadah oleh masyarakat di desa tersebut. Selain itu terdapat dua BBAP (Balai Budidaya Air Payau) yang secara tidak langsung membuka ruang untuk masyarakat di desa tersebut menjadi tenaga kerja di balai tersebut, dan terdapat dua MCK umum yang memudahkan masyarakat yang belum memiliki MCK pribadi dapat memanfaatkan MCK umum tersebut. Selanjutnya di desa Mappakalompo terdapat kantor desa di mana tempat tersebut Kepala Desa dan aparat desa melakukan tugas yang diamanatkan oleh masyarakat di desa tersebut. Selain itu terapat TPI (Tempat pelelangan Ikan) yang merupakan pusat jual beli ikan di desa tersebut namun sekarang ini TPI tersebut tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya /Vacum.
C. Data Responden
Dari praktek lapang evaluasi proyek perikanan adapun data respoden yang saya dapat dilapangan adalah sebagai berikut :
Responden 1
Nama  : Sia dg Itta
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Penangkap kepiting (sawi)
Pengalaman keja : 19 tahun
Jumlah  tangkapan : 3 Kg/hari
Harga jual : Rp 55.000/Kg
Pendapatan : Rp 440.000/bulan
Tenaga kerja : 2 orang
Jenis alat tangkap : pukat jaring
Jenis perahu : viber 9 pk
Bahan bakar : 8 liter/hari
Lama penangkapan : 4 jam
Pembekalan/hari : Rp 35.000
Biaya investasi : Rp 10.000.000
Responden 2
Nama  : Basri
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Penangkap kepiting (sawi)
Pengalaman keja : 20 tahun
Jenis alat tangkap : pukat jaring
Jumlah  tangkapan : 5 Kg/hari
Harga jual : Rp 55.000/Kg
Pendapatan : Rp 825.000/bulan
Tenaga kerja : 2 orang
Jenis perahu : viber 6 pk
Bahan bakar : 9 liter/hari
Lama penangkapan : 5 jam
Pembekalan/hari : Rp 25.000
Biaya investasi : Rp 10.000.000
          Adapun biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan oleh responden pertama yaitu
BIAYA
Tetap
Variabel
Tali
Bensin
Tasi
Rokok
Tima
Perawatan Kapal
Perahu Viber
Makanan
Pelampung
 Air Minun


B. ANALISIS DATA
FIXED COST (BIAYA TETAP)
TAHUN  1
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/THN
PENYUSUTAN
1
Tali
15 rol
35.000
525.000
1

2
Tasi
2 rol
150.000
300.000
1

3
Tima
20 kg
25.000
500.000
1

4
Pelampung
300 buah
1.500
450.000
1

5
Perahu viber
1 buah
5.000.000
5.000.000
1
500.000
TOTAL / TAHUN =  6.775.000


TAHUN 2
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/THN
PENYUSUTAN
1
Tali
15 rol
36.000
540.000
1

2
Tasi
2 rol
165.000
330.000


3
Tima
20 kg
27.000
540.000


4
Pelampung
300 buah
2.000
600.000


5
Perahu viber
1 buah
5.150.000
5.150.000

700.000
TOTAL / TAHUN =  7.160.000


TAHUN 3
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/THN
PENYUSUTAN
1
Tali
15 rol
37.500
562.500
1

2
Tasi
2rol
170.000
340.000


3
Tima
20 kg
29.000
580.000


4
Pelampung
300 buah
2.300
690.000


5
Perahu viber
1 buah
5.200.000
5.200.000


TOTAL / TAHUN = 7.372.500


TAHUN 4
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/THN
PENYUSUTAN
1
Tali
15 rol
38.000
570.000


2
Tasi
2 rol
170.500
341.00


3
Tima
20 kg
30.000
600.000


4
Pelampung
300 buah
2.500
750.000


5
Perahu viber
1 buah
5.300.000
5.300.000


TOTAL / TAHUN =  7.561.000







TAHUN  5
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
UMUR ALAT/THN
PENYUSUTAN
1
Tali
15 rol
40.000
600.00


2
Tasi
2 rol
175.000
350.000


3
Tima
20 kg
32.000
640.00


4
Pelampung
300 buah
3.000
900.000


5
Perahu viber
1 buah
5.500.000
5.500.000


TOTAL / TAHUN =  7.990.000


VARIABEL COST (BIAYA TIDAK TETAP)
TAHUN 1
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
TUHUN
1
Bensin
9 liter
7.000
63.000

2
Perawatan kapal
-
50.000
50.000

3
Rokok
1 buah
10.000
10.000

4
Makanan
2 porsi
5.000
10.000

5
Air
1 botol
5.000
5.000

TOTAL/TAHUN =  138.000

TAHUN 2
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
TUHUN
1
Bensin
9 liter
7.500
67.000

2
Perawatan kapal
-
65.000
65.000

3
Rokok
1 buah
12.000
12.000

4
Makanan
2 porsi
8.000
16.000

5
Air
1 botol
5.000
5.000

TOTAL/TAHUN =  178.000

TAHUN 3
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
TUHUN
1
Bensin
9 liter
8.000
72.000

2
Perawatan kapal
-
70.000
70.000

3
Rokok
1 buah
13.000
13.000

4
Makanan
2 porsi
10.000
20.000

5
Air
1 botol
5.000
5.000

TOTAL/TAHUN =  180.000

TAHUN 4
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
TUHUN
1
Bensin
9 liter
8.500
76.500

2
Perawatan kapal
-
75.000
75.000

3
Rokok
1 buah
14.000
14.000

4
Makanan
2 porsi
12.000
24.000

5
Air
1 botol
5.000
5.000

TOTAL/TAHUN =  194.500

TAHUN  5
NO
URAIAN
JUMLAH
HARGA
TOTAL
TUHUN
1
Bensin
9 liter
9.000
81.000

2
Perawatan kapal
-
80.000
80.000

3
Rokok
1 buah
15.000
15.000

4
Makanan
2 porsi
13.000
26.000

5
Air
1 botol
5.000
5.000

TOTAL/TAHUN =  207.000

TOTAL COST (TOTAL BIAYA)
TAHUN
VC
FC
TC
I
138.000
6.775.000
6.913.000
II
178.000
7.160.000
7.338.000
III
180.000
7.372.500
7.552.500
IV
194.000
7.561.000
7.755.000
V
207.000
7.990.000
8.197.000

TOTAL REVENUE (TOTAL PENDAPATAN)
NO
JUMLAH PRODUKSI
HARGA SATUAN
TOTAL
TAHUN
TOTAL/TAHUN
1
1044 Kg
55.000
57.420.000
1
57.420.000
2
1020 Kg
55.000
56.100.000
-
56.100.000
3
997Kg
55.000
54.835.000
-
54.835.000
4
1035Kg
55.000
56.925.000
-
56.925.000
5
1025 Kg
55.000
56.375.000
-
56.375.000

BENEFIT
TAHUN
TR
TC
BENEFIT
I
57.420.000
6.913.000
50.507.000
II
56.100.000
7.338.000
48.762.000
III
54.835.000
7.552.500
47.282.500
IV
56.925.000
7.755.000
49.171.000
V
56.375.000
8.197.000
48.178.000

NET PRESENT VALUE (NPV)
NO
BENEFIT

COST

NET BENEFIT

DF
15%

NVP (15%)
(3X4)
PV (A)
(1x4)
PV(B)
(2x4)

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
-
0
0
0
1.000
0
0

I
50.507.000
6.913.000
43.594.000
0.869
37.883.000
43.891.000
6.007.000

II
48.762.000
7.338.000
41.424.000
0.756
31.316.000
36.864.000
5.548.000
III
47.282.500
7.552.500
39.730.000
0.657
26.103.000
31.065.000
4.962.000
IV
49.171.000
7.755.000
41.416.000
0.571
23.682.000
28.076.000
4.428.000
V
48.178.000
8.197.000
39.981.000
0.497
19.871.000
23.944.000
4.074.000
N




138.855.000
163.840.000
25.019.000



DF 18%
NPV 18%
(3X8)
DF 20%
NVP 20%
(3X10)
(8)
(9)
(10)
(11)
0.847
36.924.000
0.833
36.314.000
0.718
29.742.000
0.694
28.748.000
0.609
24.196.000
0.579
23.004.000
0.516
21.371.000
0.482
19.963.000
0.437
17.472.000
0.402
16.072.000

129.705.000

124.101.000

Berdasarkan hasil perhitungan diatas ,telah diperoleh jumlah NPV sebesar 138.855.000 rupiah. Hal ini berarti bahwa usaha penangkapan kepiting oleh bapak Bahaddin dg duni tersebut telah menguntungkan selama 5 tahun.
NET BENEFIT COST RATIO (NET B/C)
NPV (+)
NPV (-)
NET B/C
163.840.000
25.019.000
6.549.000

                Dengan  demikian  Net B/C yang didapat  sebesar  6.549.000  lebih besar dari satu (1) maka benefit yang diperoleh tersebut  sebesar  6.549.000 dari cost yang dikeluarkan oleh bapak Bahaddin dg duni sehingga usaha penangkapan kepiting tersebut layak untuk di jalankan.
ANALISIS INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
   I’=DFàNPV (+)
I’=DFàNPV (-)
I’-I”
NPV’=NPV(+)
NPV”=NPV(-)
NPV’-NPV”
IRR
129.705.000
124.101.000
18%-20%
129.705.000
124.101.000
5.604.000
24,14%

IRR = i’ +        NPV’        + (i”-i’)
kginbuiveuNPV’ – NVP”
IRR = 18% +        129.705.000                  + ( 20% - 18% )
                   129.705.000- 124.101.000

Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa IRR dari usaha penangkapan kepiting tersebut diperoleh 24,14 %, sehingga tingkat bunga bank yang berlaku pada saat usaha tersebut dibangun adalah 15%, maka IRR > tingkat bunga yang berlaku. Jadi Kesimpulannya adalah usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dibiayai dari kredit perbankan.

V. PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan praktek lapang evaluasi proyek perikanan pada usaha penangkapan kepiting didesa mappakalompo, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Berdasarkan hasil perhitungan,telah diperoleh jumlah NPV sebesar 135.855.000 rupiah. Hal ini berarti bahwa usaha penangkapan kepiting oleh nelyan tersebut telah menguntungkan selama 5 tahun.
2.    Dengan  demikian  Net B/C yang didapat  sebesar  5.549.000  lebih besar dari satu (1) maka benefit yang diperoleh tersebut  sebesar  5.549. 000 dari cost yang dikeluarkan oleh bapak basra dg mangung sehingga usaha penangkapan kepiting tersebut layak untuk di jalankan.
3.    Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa IRR dari usaha penangkapan kepiting tersebut diperoleh 24.14 %, sehingga tingkat bunga bank yang berlaku pada saat usaha tersebut dibangun adalah 24%, maka IRR > tingkat bunga yang berlaku. Jadi kesimpulannya adalah usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dibiayai dari kredit perbankan.
Jadi usaha penangkapan kepiting layak untuk dijalankan dan juga menguntungkan.
B.   Saran

Saran untuk praktek lapang evaluasi proyek selanjutnya, agar lebih baik lagi dari praktek lapang kali ini.


DAFTAR PUSTAKA
Hasyim,Moh.2014. Aspek-aspek dalam studi kelayakan.http://moh-hasyim.blogspot.com . (Di akses pada tanggal 2 November 2014)
Kompasiana.2012.Sumberdaya perikanan sebagai tulang punggung perekonomian di Indonesia.http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis.(Di akses pada tanggal 1 November 2014).

Nila,2011. Kriteria Investasi. http://nilamahandika.blogspot.com.(Diakses Pada tanggal 1 November 2014 )

Wartapedia.2012.Minapolitan potensi perikanan di Sulawesi selatan.http://wartapedia.com .(Di akses pada tanggal 2 November 2014).

Wordpress.2009.Biaya variable dan biaya tetap. http://lilis08.wordpress.com. (Di akses pada tanggal 2 November 2014).













2 komentar:

  1. Ass.wr.wt.saya Ibu Nur Intan  tki singapore sangat berterima kasih kepada Aki Soleh, berkat bantuan angka jitu yang di berikan Aki Soleh, saya bisah menang togel 4D yaitu (0615) dan alhamdulillah saya menang (359,juta)sekarang saya sudah bisah melunasi hutang-hutang saya dan menyekolahkan anak-anak saya. sekarang saya sudah bisah hidup tenang berkat bantuan Aki Soleh. bagi anda yang termasuk dalam kategori di bawah ini:
    1.di lilit hutang
    2.selalu kalah dalam bermain togel
    3.barang-barang berharga sudah habis buat judi togel
    4.hidup sehari-hari anda serba kekurangan
    5.anda sudah kemana-mana tapi belum dapat solusi yang tepat
    6.pesugihan tuyul
    7.pesugihan bank gaib
    8.pesugihan uang balik
    9.pesugihan dana gaib, dan dll
    dan anda ingin mengubah nasib melalui jalan togel seperti saya hub Aki Soleh di no; 082-313-336-747.
    atau anda bisah kunjungi blog AKI "http://angkaramalantogel.blogspot.co.id/"

    Atau Chat/Tlpn di WhatsApp (WA) 
    No WA Aki : 082313336747

    "ATAU  BUKA    AJA  SITUS  KAMI  BIAR  LEBIH  JELAS"

    UNTUK JENIS PUTARAN; SINGAPURA, HONGKONG, MACAU, MALAYSIA, SYDNEY, TOTO MAGNUM, TAIPE, THAILAND, LAOS, CHINA, KOREA, KAMBODIA, TOTO KUDA, ARAB SAUDI,

    AKI SOLEH dengan senang hati membantu anda memperbaiki nasib anda melalui jalan togel karna angka gaib/jitu yang di berikan AKI SOLEH tidak perlu di ragukan lagi.sudah terbukti 100% akan tembus. karna saya sudah membuktikan sendiri.buat anda yang masih ragu, silahkan anda membuktikan nya sendiri.
    SALAM KOMPAK SELALU.DAN SELAMAT BUAT YANG JUPE HARI INI










    ..( `’•.¸( `‘•. ¸* ¸.•’´ )¸.•’´ ).. 
    «082-313-336-747»  
    ..( ¸. •’´( ¸.•’´ * `’•.¸ )`’•.¸ )..

    BalasHapus
  2. The first tribal casino to open in Mississippi
    But Mississippi has long been 양주 출장안마 an important part 광양 출장마사지 of 광주 출장마사지 the Mississippi 수원 출장샵 tribal casino experience. It now has nearly 50,000 slot machines, Oct 23, 2015 · 경상북도 출장샵 Uploaded by The Mississippi Gaming Board

    BalasHapus