I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perairan Indonesia sangat luas, terdiri atas lautan dan
perairan umum (air tawar). Potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki oleh
perairan tersebut, baik untuk kegiatan penangkapan (capture) maupun budi
daya (culture) mencapai 65 juta ton per tahun. Dari potensi 65 juta ton
tersebut 57,7 juta ton merupakan potensi perikanan budidaya. Produksi ikan
Indonesia pada tahun 2004 mencapai 6 juta ton (9%), yang terdiri atas 4,1 juta
ton hasil tangkapan ikan laut; 0,5 juta ton hasil tangkapan ikan di perairan
umum; dan sisanya 1,4 juta ton berasal dari usaha budidaya, masing-masing 0,7
juta ton hasil budidaya laut, 0,4 juta tob budidaya tambak/payau, dan 0,3 juta
ton budidaya perairan umum. Produksi hasil perikanan budidaya sebesar 1,4 juta
ton berarti tingkat pemanfaatan potensi perikanan budidaya baru mencapai
sekitar 2,4% (Ghufran, 2008).
Indonesia
memiliki potensi besar dalam sumber daya perikanan yang dapat di
manfaatkan hingga 6,7 juta ton per tahun tanpamembahayakan kondisi
keberlangsungan sumberdayanya, namun pada kenyataannya yang baru dimanfaatkan
hanya 2,3 juta ton (http://www.edu2000.org,2011).
Bali adalah nama salah satu provinsi di
Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari
provinsi tersebut. Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga
terdiri dari pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau
Nusa Penida, Pulau
Nusa Lembongan, Pulau
Nusa Ceningan dan Pulau
Serangan. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan
Pulau Lombok.
Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini.
Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali
terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil
seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia.
Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil
sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau
Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang
Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti
bagian Indonesia yang lain (http://www.bali.co.id).
Pendapatan perkapita masyarakat Bali sebesar
perkembangan PDRB per kapita harga berlaku menunjukkan peningkatan yang
signifikan sebesar 11,27 persen, yaitu dari Rp 18,64 juta di tahun 2011 menjadi
Rp. 20,74 juta pada tahun 2012. Sementara untuk PDRB perkapita atas dasar harga
konstan 2000, peningkatan yang terjadi relatif lebih kecil yaitu sebesar 4,67
persen, dari Rp 7,75 juta di tahun 2011 menjadi Rp. 8,11 juta di tahun 2012
(BPS Provinsi Bali, 2013)
Alasan diadakannya praktek lapang
ekonometrika yang berlokasi di Kota Denpasar, Provinsi Bali, adalah untuk
mengetahui jumlah pendapatan perkapita di Provinsi Bali.
A. Perumusahan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktek
lapang yaitu :
1.
Apakah pendapatan perkapita Provinsi
Bali di pengaruhi oleh jumlah penduduk miskin.
2.
Apakah pendapatan perkapita Provinsi
Bali di pengaruhi oleh jumlah produksi ikan berdasarkan hasil penangkapan
perikanan laut.
3.
Apakah pendapatan perkapita Provinsi
Bali di pengaruhi oleh jumlah perahu (motor temple + tanpa motor).
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dari praktek lapang ekonometrika
yaitu :
1.
Mengidentifikasi pengaruh jumlah penduduk
miskin terhadap pendapatan perkapita di Provinsi Bali.
2.
Mengidentifikasi pengaruh jumlah produksi
ikan berdasarkan hasil penangkapan perikanan laut terhadap pendapatan perkapita
di Provinsi Bali.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktek
lapang mata kuliah Ekonometrika dilaksanakan pada hari kamis 24 April 2014 yang
bertempat di Kota Denpasar Bali
B.
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data pada Praktek lapang mata kuliah
Ekonometrika ialah sebagai berikut :
1.
Observasi, yaitu pengamatan
langsung terhadap berbagai kegiatan dan keadaan di lokasi yang terkait dengan
tujuan praktek
2.
Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi secara
langsung kepada pihak terkait dan masyarakat yang berkaitan dengan praktek lapang.
3.
Studi pustaka,
yaitu pengumpulan atau pengambilan materi-materi dari buku atau internet
C.
ANALISIS DATA
Analisis data pendapatan perkapita penduduk bisa
didapatkan dengan mengetahui jumlah penduduk dan jumlah perahu yang digunakan
oleh penduduk dalam menjalankan usaha perikanan yang dapat dihitung dengan
menggunakan software SPSS
16.0
D. PERSAMAAN
EKONOMETRIKA
Ekonometrika
adalah ilmu yang menyangkut dengan masalah-masalah pengukuran hubungan ekonomi.
Dengan demikian , Ekonometrika adalah ilmu yang mencakup Teori Ekonomi,
Matematika, dan Statistika dalam satu kesatuan sistem yang bulat, sehingga
Ekonometrika merupakan ilmu yang berdiri sendiri dan berlainan dengan ilmu
Ekonomi. Jadi, ekonometrika adalah suatu tipe alat analisis ekonomi yang
bertujuan untuk menguji kebenaran teorema-teorema teori ekonomi yang berupa
hubungan antarvariabel ekonomi dengan data empirik (Soelistyo,2001).
http://narkotampubolon.blogspot.com/2011/11/laporan-ekonomitrika.html
Bentuk matematik teorama
ekonomi ini disebut model. Pembuatan model ekonometri merupakan salah satu
sumbangan ekonometrika di samping pembuatan prediksi (peramalan atau
forecasting) dan pembuatan berbagai keputusan alternative yang bersifat
kuantitatif sehingga dapat mempermudah para pengambil keputusan untuk
menentukan pilihan. Salah satu bagian paling penting dari ekonometri adalah
analisis regresi. Dengan
penjelasan diatas maka dianggap perlu untuk melakukan praktek lapang
ekonometrika untuk dapat mengumpulkan data faktor produksi dan produksi,
pengolahan/analisis data, dan interpretsi data sesuai teori ekonometrika
Adapun Model
persamaan ekonometrika yang dapat dilihat pada rumus dibawah ini :
Y= a0+a1x1+a2x2+a3x3
Dimana
:
Y = PDRB / kapita (harga konstan)
X1 = jumlah pnduduk miskin di desa
X2 = produksi ikan hasil penangkapan
X3 = jumlah perahu(motor temple+ tanpa motor)
E. Uji
Statistic
Adapun metode-metode yang dilakukan
untuk melakukan uji statistiknya yaitu dengan menggunakan beberapa metode
berikut :
a.
Uji
F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Signifikan berarti
hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Penggunaan tingkat
signifikansinya beragam, tergantung keinginan peneliti, yaitu 0,01 (1%) ; 0,05
(5%) dan 0,10 (10%).
Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig. Sebagai
contoh, kita menggunakan taraf signifikansi 5% (0,05), jika nilai probabilitas
< 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Namun, jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.
b.
Uji T
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing
variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom
sig (significance). Jika probabilitas nilai t atau signifikansi
< 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial.
Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi >
0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
c.
Koefisien
Determinasi (Adjusted R Square)
Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau presentase
total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan variabel bebas secara
bersama-sama.
Apabila analisis yang digunakan adalah regresi sederhana,
maka yang digunakan adalah nilai R Square. Namun, apabila analisis yang
digunakan adalah regresi bergenda, maka yang digunakan adalah Adjusted R
Square.
Hasil perhitungan Adjusted R2 dapat
dilihat pada output Model Summary. Pada kolom Adjusted R2
dapat diketahui berapa persentase yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikat. Sedangkan sisanya dipengaruhi atau dijelaskan
oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
III.
KEADAAN UMUM LOKASI
A. WILAYAH
1. Letak Wilayah
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
dikenal dengan sebutan Pulau Dewata (paradise island). Bali terletak di
antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya adalah Denpasar, yang
terletak di bagian selatan pulau ini. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan
Sunda Kecil sepanjang 153 kmdan selebar 112 km, sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa.
Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau, yakni Pulau
Bali sebagai pulau terbesar, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Nusa
Lembongan, Pulau Serangan (terletak di sekitar kaki Pulau Bali), serta Pulau
Menjangan yang terletak di bagian barat Pulau Bali. Secara astronomis, Provinsi
Bali terletak pada posisi titik koordinat 08°03’40” – 08°50’48” Lintang Selatan
dan 114°25’53” – 115°42’40” Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis
layaknya wilayah lain di Indonesia. Adapun batasbatas wilayah Provinsi Bali
sebagai berikut:
a)
Batas utara dengan Laut Bali.
b)
Batas selatan dengan Samudera
Indonesia.
c)
Batas barat dengan Selat Bali.
d)
Batas timur dengan Selat Lombok.
2. Luas Wilayah
Luas wilayah Provinsi Bali secara keseluruhan mencapai
5.636,66 km2 atau 0,29 persen dari luas kepulauan Indonesia. Provinsi Bali
terbagi ke dalam delapan kabupaten dan satu kota meliputi Kabupaten Jembrana,
Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Buleleng, Karangasem, dan Kota
Denpasar.
Diantara kesembilan kabupaten/kota tersebut, Kabupaten
Buleleng memiliki luas terbesar 1.365,88 km2 (24,23%) dari luas provinsi,
diikuti oleh Jembrana 841,80 km2 (14,93%), Karangasem 839,54 km2 (14,89%), dan
Tabanan 839,33 km2 (14,89%). Sisanya berturut-turut adalah Bangli 520,81 km2,
Badung 418,52 km2,
Gianyar
368,00 km2, Klungkung 315,00 km2, dan Kota Denpasar 127,78 km2.
B.
Penduduk
Penduduk merupakan asset pembangunan bila mereka dapat
diberdayakan secara optimal. Kendati begitu, mereka juga bisa menjadi beban
pembangunan jika pemberdayaannya tidak dibarengi dengan kualitas penduduk (SDM)
yang memadain pada wilayah/daerah bersangkutan, demikian pula halnya bagi
Provinsi Bali. Berdasarkan hasil Registrasi Penduduk tahun 2012 tercatat jumlah
penduduk di Bali sebanyak 3.686.665 jiwa yang terdiri dari 1.850.073 jiwa
(50,18%) penduduk laki-laki dan 1.836.592 jiwa (49,82%) penduduk perempuan.
Jumlah penduduk tahun 2012 ini naik 3,19 persen dari sebelumnya 3.572.831 jiwa.
Dengan luas wilayah 5.636,66 km2, maka kepadatan penduduk di Bali telah
mencapai 654 jiwa/km2. Di antara kabupaten/kota yang ada di Bali, Kabupaten
Buleleng merupakan daerah yang berpenduduk terbesar dengan jumlah penduduk
mencapai 693.625 jiwa atau 18,81 persen dari seluruh penduduk Bali. Kondisi
tersebut sangatlah wajar mengingat daya dukung wilayahnya yang masih luas dan
masih memungkinkan sebagai tempat permukiman penduduk. Dengan luas wilayah yang
mencapai 1.365,88 km2, apalagi kepadatan penduduknya yang relatif masih rendah
yakni 508 jiwa/km2 atau masih di bawah kepadatan penduduk Bali secara umum,
maka semua potensi tadi tentu akan sangat menunjang dalam pelaksanaan
programprogram pembangunan di Kabupaten Buleleng.
Sebaliknya, Kota Denpasar menunjukkan fenomena lain.
Kepadatan penduduk di daerah ini adalah yang tertinggi di Bali, angkanya telah
mencapai 4.170 jiwa/km2, dengan luas wilayah yang hanya sebesar 127,78 km2.
Sehingga cukup masuk akal apabila problem kependudukan menjadi sorotan penting
bagi kelangsungan pembangunan Kota Denpasar yang berwawasan budaya. Hal inilah
yang menjadi perhatian pihak/instansi kependudukan di Kota Denpasar dengan
melakukan program pendataan ulang penduduknya. Sementara itu, untuk rasio jenis
kelamin (perbandingan jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan) di
Bali selama setahun terakhir ini, yang
menunjukkan angka 101 di tahun 2012. Rasio jenis kelamin tertinggi
dicapai oleh Kota Denpasar sebesar 106. Sedangkan rasio jenis kelamin terendah
berada di KabupatenKlungkung sebesar 97.
Pada bagian lain, jumlah penduduk asing (warga negara
asing/WNA) yang tinggal di Bali sepanjang tahun 2012 mencapai 619 jiwa atau
turun 7,06 persen dibandingkan tahun lalu 666 jiwa.
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk Provinsi Bali, jumlah
penduduk Bali pada Juni 2012 sebesar 4.046.658 jiwa. Jumlah penduduk terbesar
terdapat di Kota Denpasar yaitu 834.881 jiwa, sedangkan penduduk terendah
terdapat di Kabupaten Klungkung yaitu 175.053 jiwa.
Berdasarkan hasil
Sensus Penduduk tahun 2010 tercatat jumlah penduduk di Bali sebanyak 3.890.757
jiwa yang terdiri dari 1.961.348 jiwa (50,41%) penduduk laki-laki dan 1.929.409
jiwa (49,59%) penduduk perempuan. Jumlah penduduk hasil SP2010 ini meningkat
23,63 persen jika dibandingkan dengan hasil SP2000.
Dengan luas wilayah 5.636,66 km2, maka kepadatan penduduk
di Bali hasil SP 2010 telah mencapai 690 jiwa/km2. Di antara kabupaten/kota
yang ada di Bali, Kota Denpasar merupakan daerah yang berpenduduk terbanyak
dengan jumlah penduduk mencapai 788.589 jiwa atau 20,27 persen dari seluruh
penduduk Bali. Kondisi tersebut sangatlah wajar mengingat Denpasar merupakan
pusat pemerintahan dan pusat ekonomi Bali.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
TABEL DATA DASAR
Tahun
|
Y
|
X1
|
X2
|
X3
|
2003
|
5.550
|
146.4
|
91.597
|
14.567
|
2004
|
5.840
|
144.9
|
102.453
|
13.850
|
2005
|
6.690
|
122.5
|
89.997
|
14.283
|
2006
|
6.830
|
116
|
100.784
|
12.985
|
2007
|
6.880
|
109.3
|
102.903
|
13.801
|
2008
|
7.074
|
100.6
|
95.983
|
12.530
|
2009
|
7.149
|
89.7
|
101.925
|
14.935
|
2010
|
7.423
|
91.3
|
104.926
|
15.453
|
2011
|
7.745
|
73.3
|
100.501
|
14.889
|
2012
|
8.106
|
77.4
|
102.873
|
15.245
|
A.
Hasil Pengolahan SPSS
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3
/SCATTERPLOT=(*SDRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN NORM(ZRESID).
Regression
[DataSet0]
Variables Entered/Removedb
|
|||
Model
|
Variables Entered
|
Variables Removed
|
Method
|
1
|
X3, X2,
X1a
|
.
|
Enter
|
a. All
requested variables entered.
|
|
||
b.
Dependent Variable: Y
|
|
Model Summaryb
|
|||||
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Durbin-Watson
|
1
|
.970a
|
.941
|
.911
|
.23364
|
1.712
|
a.
Predictors: (Constant), X3, X2, X1
|
|
|
|||
b.
Dependent Variable: Y
|
|
|
|
ANOVAb
|
|||||||
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
||
1
|
Regression
|
5.194
|
3
|
1.731
|
31.716
|
.000a
|
|
Residual
|
.328
|
6
|
.055
|
|
|
||
Total
|
5.522
|
9
|
|
|
|
||
a.
Predictors: (Constant), X3, X2, X1
|
|
|
|
||||
b.
Dependent Variable: Y
|
|
|
|
|
|||
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
10.267
|
2.295
|
|
4.475
|
.004
|
X1
|
-.030
|
.004
|
-.975
|
-8.173
|
.000
|
|
X2
|
.003
|
.017
|
.018
|
.156
|
.881
|
|
X3
|
-.029
|
.088
|
-.036
|
-.333
|
.750
|
|
a.
Dependent Variable: Y
|
|
|
|
|
Residuals Statisticsa
|
|||||
|
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std. Deviation
|
N
|
Predicted
Value
|
5.7292
|
7.9208
|
6.9287
|
.75968
|
10
|
Std.
Predicted Value
|
-1.579
|
1.306
|
.000
|
1.000
|
10
|
Standard
Error of Predicted Value
|
.099
|
.186
|
.145
|
.031
|
10
|
Adjusted
Predicted Value
|
5.8021
|
8.0049
|
6.9345
|
.75774
|
10
|
Residual
|
-.28596
|
.31126
|
.00000
|
.19077
|
10
|
Std.
Residual
|
-1.224
|
1.332
|
.000
|
.816
|
10
|
Stud.
Residual
|
-1.352
|
1.587
|
-.006
|
1.039
|
10
|
Deleted
Residual
|
-.42440
|
.49845
|
-.00582
|
.31871
|
10
|
Stud.
Deleted Residual
|
-1.480
|
1.901
|
.030
|
1.150
|
10
|
Mahal.
Distance
|
.720
|
4.794
|
2.700
|
1.471
|
10
|
Cook's
Distance
|
.000
|
.578
|
.176
|
.204
|
10
|
Centered
Leverage Value
|
.080
|
.533
|
.300
|
.163
|
10
|
a.
Dependent Variable: Y
|
|
|
|
|
Setelah memasukkan data ke dalam SPSS maka yang menjadi faktor
atau indikator perbandingan adalah sebagai berikut:
1.
Persamaan regresi linear berganda
y = a +
b1x1 + b2x2 + b3x3
y = 10.267 – 0.030 X1 + 0.003X2 – 0.029X3
Thit = 4.475 sig.
0.004
Thit X1 = -8.173 sig. 0.000
Thit X2
= 0.156 sig. 0.881
Thit X3 =
-.333 sig. 0.750
R =
0.980
R2 =
0.960
Durbin Waston =
2.591
Interpretasi Hasil
Dari
hasil T hitung yang didapatkan yaitu sebesar
Thit = 4.475 sig.
0.004
Thit X1 = -8.173 sig. 0.000
Thit X2 = 0.156 sig. 0.881
Thit X3 =
-.333 sig. 0.750
2.
Uji Durbin-Waston
Uji Durbin-Waaston
bertujuan untuk menyelidiki korelasi berlanjut antar error (kesalahan).
Durbin-Waston menguji apakah residual yang berdekatan saling berkolerasi.
Statistik pengujian bervariasi antara 0 hingga 4 dengan nilai 2 mengindikasikan
residu tidak berkorelasi. Nilai > 2 mengindikasi korelasi negative antar
residu, dimana nilai < 2 mengindikasikan korelasi positif.
Berdasarkan
pengolahan data maka diperoleh data maka diperoleh nilai Durbin Waston = 2.591.
Hal ini berarti nilai Durbin Watson > 2, yang mengindikasikan
mengindikasikan adanya korelasi yang negative antar residu.
3. Uji T
Uji T merupakan
pengujian setiap variable independent dengan variable dependent artinya setiap
variable bebas diuji satu per satu tingkat hubungannya terhadap variable
terikat.
Berdasarkan
pengolahan uji t maka dapat ditarik kesimpulan
Thit X1 = -8.173 sig. 0.000
Thit X2 = 0.156 sig. 0.881
Thit X3 =
-333 sig. 0.750
a.
Untuk X1, T hitung > T
tabel, berarti variable X1 memiliki hubungan yang signifikan terhadap variable
Y
b.
Untuk X2, T hitung < T
tabel, berarti variable X2 tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap
variable Y
c.
Untuk X3, T hitung < T
tabel, berarti variable X3 tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap
variable Y
4. Koefisisen
Determinan dan Koefisisen Korelasi
Berdasarkan
pengolahan data maka diperoleh koefisisen korelasi atau R = 0.980 artinya 98%
hampir 100% maka ada hubungan yang sangat kuat antara variable dependent dan
independent. Hal ini dilihat berdasarkan ketentuan yang ada pada koefisisen
korelasi yaitu:
a. Jika
berkisar antara 90% - 100% maka maka hubungan antara variable Y dan Variael X
sangat kuat.
b. Jika
berkisar antara 70% - 80% maka terdapat hubungan antara variable Y dan variable
X.
c. Jika
< 60, maka tidak ada hubungan antara variable Y dan variable X
Untuk koefisisen
determinasi diperoleh nilai R2 = 0.960 artinya 96% variable X1, variabel X2, variabel X3,
berpengaruh terhadap variabel Y. Sedangkan sisanya sebesar 4% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain.
5. Pengujian
nilai b terhadap x
y =
a + b1x1 + b2x2 + b3x3
y = 10.267 – 0.030 X1 + 0.003X2 – 0.029X3
X1 = 146.400
Untuk b1:
y = 10.267 – 0.030 (
146.400) + 0.003– 0.029
=
10.267 – 4.392 + 0.003
– 0.029
= 5.849
Artinya jika variable X1 bertambah 146.400 maka pendapatan akan
berkurang sebesar 5.849 dengan asumsi bahwa X2 dan X3 dianggap konstan atau cateris paribus.
y =
a + b1x1 + b2x2 + b3x3
y = 10.267 – 0.030 X1 + 0.003X2 – 0.029X3
X2 = 106.780
Untuk X2
Y = 10.267 – 0.030 X1 +
0.003X2 – 0.029X3
=
10.267 – 0.030 + 0.003 (106.780) –
0.029
=
10.267 – 0.030 + 0.320 – 0.029
=
10.528
Artinya jika variable X2 bertambah 106.780 maka pendapatan akan
meningkat sebesar 10.528 dengan asumsi bahwa X1 dan X3 dianggap konstan atau cateris paribus.
y =
a + b1x1 + b2x2 + b3x3
y = 10.267 – 0.030 X1 + 0.003X2 – 0.029X3
X3 = 30.112
Untuk X3
Y = 10.267 – 0.030 X1 + 0.003X2 – 0.029X3
=
10.267 – 0.030 + 0.003 – 0.029(30.112)
=
10.267 – 0.030 + 0.003 – 0.873
=
9.367
Artinya jika variable X3 bertambah 30.112 maka pendapatan akan
berkurang sebesar 9.367 dengan asumsi bahwa X1 dan X2 dianggap konstan atau cateris paribus.
DAFTAR
PUSTAKA
BPS.
2013. Bali Dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.
Hatta.
2013. http://whatindonews.com/id/post/2856. Diakses pada tanggal 8 Mei 2014.
Pukul 22.04 WITA.
Lampe,
Munsi. 2009. Wawasan Sosial Budaya Bahari. UPT Mata Kuliah Umum. Universitas
Hasanuddin: Makassar.
Sujarwo.usu.ac.id/download/.pdf.
Diakses pada tanggal 6 Mei 2014. Pukul 19.03 WITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar