Senin, 04 April 2016

Ekonomi Wisata Bahari

I.  PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan peninggalan sejarah, seni dan budaya yang sangat besar sebagai daya tarik periwisata dunia. Melihat potensi yang dimiliki Indonesia, maka Visi Ekowisata Indonesia adalah untuk menciptakan pengembangan pariwisata melalui penyelenggaraan yang mendukung upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya), melibatkan dan menguntungkan masyarakat setempat, serta menguntungkan secara komersial. Dengan visi ini Ekowisata memberikan peluang yang sangat besar, untuk mempromosikan pelestarian keaneka-ragaman hayati Indonesia di tingkat internasional, nasional, regional maupun lokal (Anonim, 2013).
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mendorong pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut secara berkelanjutan, namun belum mendatangkan hasil yang sesuai yang diharapkan. Bahkan saat ini, malahmuncul kecenderungan meningkatnya aktivitas pemanfaatan yang mengancam kelestarian sumberdaya pesisir dan laut. Ekowisata pesisir dan laut merupakan bentuk pemanfaatan yang diyakini dapat membantu masalah tersebut. Diduga kuat bahwa pengembangan Ekowisata Pesisir dan Laut selama ini belum berhasil dengan baik, karena belum dipertimbangkan/diintegrasikannya  berbagai komponen pengelolaan yang terkait dengan Ekowisata. Komponen yang sering terabaikan atau luput dalam pengembangan Ekowisata Pesisir dan Laut, antara lain : kondisi Ekosistem Pesisir dan Laut, sosial-ekonomi, kelembagaan, dan sarana wilayah   (Ambo, 2010).
Berdasarkanpemaparanlatarbelakang di atas maka perlunya studi atau praktek lapang tentang mengetahui potensi ekowisata yang terdapat di Kelurahan Lakkang sehingga dapat mengetahui pengembangan potensi ekowisata tersebut.

B.     Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan diadakannya praktek lapang ini ialah :
1.   Untuk mengetahui potensi ekowisata yang terdapat di desa Sampulungan, kecamatan Galesong Utara, kabupaten Takalar.
2.   Bagaimana pengembangan potensi ekowisata tersebut dan dampak dari potensi ekosisata tersebut terhadap perkembangan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Sedangkan kegunaan diadakannya praktek lapang ini ialah :
1.   Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang ingin melakukan riset atau penelitian di desa Sampulungan.
2.   Mahasiswa dapat membandingkan teori yang didapatkan diperkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.





II.  TINJAUAN PUSTAKA
A.  Definisi Ekonomi Wisata Bahari
Secara etimologi, istilah ekonomi berasal dari bahasa yunani yaitu "oikos" artinya Rumah tangga atau keluarga dan "nomos" yang artinya aturan atau manajemen. Jadi secara harfiah ekonomi adalah aturan atau manajemen rumah tangga. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu tertentu. Bahari adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan laut. 
Ekowisata adalah sebagian dari sustainable tourism. Sustainable tourism adalah sektor ekonomi yang lebih luas dari Ekowisata yang mencakup sektor-sektor pendukung kegiatan wisata secara umum meliputi wisata bahari (beach and sun tourism), wisata pedesaan (rural and agro tourism), wisata alam (natural tourism), wisata budaya (cultural tourism), atau perjalanan bisnis (business travel) (Wood, 2002).
Ekonomi Wisata Bahari adalah kegiatan perjalanan wisata yang dikemas secara profesional, terlatih, dan memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor/usaha ekonomi, yang mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan khususnya di daerah pesisir dan kepulauan (Nugroho, 2011).

B.  RuangLingkupEkowisataBahari
Ekowisata dikembangkan sejak era tahun delapan puluhan sebagai upaya untuk meminimalkan dampak negatif kegiatan wisata terhadap lingkungan atau keanekaragaman. Konsep ekowisata dimaksudkan untuk : (1) menyelesaikan atau menghindari konflik dalam pemanfaatan dengan menetapkan ketentuan dalam berwisata; (2) melindungi sumberdaya alam dan budaya;serta (3) menghasilkan keuntungan dalam bidang ekonomi untuk masyarakat lokal
(Ambo, 2010).
Pada hakekatnya ekowisata yang melestarikan dan memanfaatkan alam dan budaya masyarakat, jauh lebih ketat dibanding dengan hanya keberlanjutan. Pembangunan ekowisata berwawasan lingkungan jauh lebih terjamin hasilnya dalam melestarikan alam dibanding dengan keberlanjutan pembangunan. Sebab ekowisata tidak melakukan eksploitasi alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, fisik/ dan psikologis wisatawan (wikipedia, 2013).

C.  PemanfaatanEkowisataBahari
Sektor pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang dianggap cukup perspeksitif dalam meningkatkan perekonomian suatu negara misalnya di Indonesia. Pariwisata bagaimanapun juga, memiliki andil dan memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil di mana proyek pariwisata dikembangkan. Serta beberapa sub-sektor seperti tempat penginapan, tempat penjual makanan, tempat perbelanjaan dan usaha-usaha lain disekitar proyek wisata dikembangkan. Dengan kata lain, pariwisata dapat berfungsi sebagai ‘katalisator’ dalam pembangunan dan sekaligus menjadi penggerak dan mempercepat proses pembangunan itu sendiri (Oka, 2008).
                        Jika kita mampu mengembangkan potensi bahari, maka nilai ekonomi berupa perolehan devisa, sumbangan terhadap PDB, peningkatan pendapatan masyarakat, penciptaan lapangan kerja, dan sejumlah multiplier effects sangat besar. Sebagai perbandingan adalah Negara Bagian Queensland, Australia dengan panjang garis pantai hanya 2100 km dapat meraup devisa dari pariwisata bahari sebesar US$ 2,1 milyar pada tahun 2003. Demikian juga halnya dengan Malaysia, Thailand, Maladewa, Mauritius, Jamaica, dan Negara lainnya yang telah menikmati nilai ekonomi cukup besar dari pariwisata bahari. Sampai saat ini devisa dari sektor pariwisata bahari di Indonesia baru mencapai sekitar US 1 milyar per tahun.
                        Untuk meningkatkan kinerja sektor periwisata bahari, lima komponen utama dari sisi pengadaan (supply side) parwisata bahari, yakni objek pariwisata bahari (attractions), transportasi, pelayanan, promosi, dan informasi, harus secara terpadu diperkuat dan dikembangkan, sehingga lebih atraktif atau minmal sama dengan yang ditawarkan oleh negara-negara lain. Selain itu, sektor pariwisata bahari harus didukung oleh kebijakan ploitik-ekonomi (keuangan, ketenagakerjaan, infrastruktur, keamanan dan kenyamanan, dan kebijakan pemerintah lainnya) yang kondusif (Oka, 2008).

D.  Faktor-faktorAdanyaEkowisatabahari
Sebuah objek wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan sebanyak – banyaknya, menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan member kepuasan kepadawisatawan yang datang berkunjung. Untuk mencapai hasil itu, beberapa syarat harus dipenuhi, yaitu :
Ø  Kegiatan ( act ) dan objek ( artifact ) yang merupakan atraksi itu sendiri harus dalam keadaan yang baik. 
Ø  Karena atraksi wisata itu disajikan dihadapan wisatawan, maka cara penyajianya harus tepat.
Ø  Objek / atraksi wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial suatu perjalanan. Oleh karena itu juga harus memenuhi suatu determinan mobilitas spasial, yaitu akomodasi, transportasi, dan promosi serta pemasaran.
Ø  Keadaan di objek wisata harus dapat menahan wisatawan cukup lama.
Ø  Kesan yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata harus diusahakan supaya bertahan lama selama mungkin (Soekadijo, 1996).
Dayatarikwisataadalahsegalasesuatu yang memilikikeunikan, keindahan, dannilai yangberupakeanekaragamankekayaanalam( ekowisata ), budaya, danhasilbuatanmanusia yang menjadisasaranatautujuankunjunganwisatawan. MinothidalamYoeti (1989:160) mengatakanobyekwisataadalahsegalasesuatu  yang  terdapat  di  daerahtujuanwisata  yang merupakandayatarik agar orang mauberkunjung.
Macamdanjenisdayatarikwisataitumeliputi:
1.   Benda-benda yang tersedia di alam semesta seperti pemandangan alam,hutan belukar, kekayaan flora dan fauna.
2.   Hasil ciptaan manusia sepert ipeninggalan sejarah,kebudayaan dan keagamaan.
3.   Tata cara hidup masyarakat seperti adat istiadat,dan kebiasaan hidup masyarakat yang menarik untuk di saksikan.
Supayadayatarikwisatadapatdikunjungiolehwisatawan, hendaknyasuatudaerahtujuanwisatamemenuhi paling sedikittigapersyaratanyaitu :(1) sesuatuyang  dapatdilihat  (something  to  see);  (2)  sesuatu  yang  dapatdikerjakan(something to do) ; dan (3) sesuatu yangdapatdibeli(something to buy) (Anonim, 2012).


III.   METODOLOGI PRAKTEK
A.     Waktu dan Tempat
Praktek lapang EkonomiWisataBaharidilaksanakan pada hari Sabtu,  tanggal 20 Maret 2015 yang bertempat di desa Sampulungan, kecamatan Galesong Utara, kabupaten Takalar, kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan.
B.   Sumber Data
Ø  Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi atau wawancara  secara langsung di lapangan, dan pengisian kuisioner.
Ø  Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku atau pustaka lain yang digunakan sebagai pengangan pembelajaran, serta data yang diperoleh dari data pemerintah tempat kegiatan praktek.
C.     Metode Pengambilan Data
v  Obsevasi adalah teknik pengambilan data dengan melihat langsung dan mengamati kondisi di lapangan serta daerah sekitarnya.
v  Wawancara adalah teknik pengambilan data dengan berbicara langsung dengan masyarakat setempat.
v  Studi pustaka adalah pengambilan data dengan membandingkan literatur, buku, penelitian atau sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan di lapangan.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Potensi Wisata Kabupaten Takalar. Diakses pada situs http://infosulawesiselatan.blogspot.com/2010/02/potensi-pariwisata-kabupaten-takalar.html

Ambo, 2010. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Penerbit : Brilian Internasional, Sidoarjo.(diakses pada tanggal 16-3-2015 pukul 15.00 wita)

Nogroho, Iwan. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta.(diakses pada tanggal 16-3-2015 pukul 15.00 wita)

Oka A. Yoeti. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Penerbit Kompas. Jakarta.(diakses pada tanggal 16-3-2015 pukul 15.00 wita)

Soekadijo, R G, 1996. Anatomi Pariwisata. PT. Cipta Adi Pustaka Jakarta, 1990. Ensiklopedia Nasional Indonesia.(diakses pada tanggal 16-3-2015 pukul 15.00 wita)


Wood, 2002. Dikutip dari hasil pertemuan anggota TIES (The International Ecotourism Society) di Quebec, Canada athun 2002. Dalam buku Nogroho, Iwan. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta.(diakses pada tanggal 16-3-2015 pukul 15.00 wita)

3 komentar: