I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki
potensi sumber daya alam dan peninggalan sejarah, seni dan budaya yang sangat
besar sebagai daya tarik periwisata dunia. Melihat potensi yang dimiliki
Indonesia, maka Visi Ekowisata Indonesia adalah untuk menciptakan pengembangan
pariwisata melalui penyelenggaraan yang mendukung upaya pelestarian lingkungan
(alam dan budaya), melibatkan dan menguntungkan masyarakat setempat, serta
menguntungkan secara komersial. Dengan visi ini Ekowisata memberikan peluang
yang sangat besar, untuk mempromosikan pelestarian keaneka-ragaman hayati
Indonesia di tingkat internasional, nasional, regional maupun lokal (Anonim,
2013).
Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah untuk mendorong pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut
secara berkelanjutan, namun belum mendatangkan hasil yang sesuai yang
diharapkan. Bahkan saat ini, malahmuncul kecenderungan meningkatnya aktivitas
pemanfaatan yang mengancam kelestarian sumberdaya pesisir dan laut. Ekowisata
pesisir dan laut merupakan bentuk pemanfaatan yang diyakini dapat membantu
masalah tersebut. Diduga kuat bahwa pengembangan Ekowisata Pesisir dan Laut
selama ini belum berhasil dengan baik, karena belum
dipertimbangkan/diintegrasikannya
berbagai komponen pengelolaan yang terkait dengan Ekowisata. Komponen
yang sering terabaikan atau luput dalam pengembangan Ekowisata Pesisir dan
Laut, antara lain : kondisi Ekosistem Pesisir dan Laut, sosial-ekonomi, kelembagaan,
dan sarana wilayah (Ambo, 2010).
Kabupaten Takalar memiliki potensi Ekowisata Bahari yang
cukup menarik bagi turis lokal maupun mancanegara. Panjang Garis Pantai di
Kabupaten Takalar sekitar 74 Km. Dari panjang garis pantai tersebut, terdapat 3
(tiga) Obyek wisata Pesisir dikabupaten Takalar (Pantai Topejawa, Pantai
Galumbaya dan Pantai Ujungkassi) Permandian Alam Topejawa yang panjangnya
sekitar 800 meter banyak dikunjungi karena suasana berenang di laut yang
menyenangkan, selain itu panorama alamnya yang memukau. Selain itu ada juga Objek Wisata Terumbu Karang di
Kepulauan Tanakeke yang terdiri atas Pulau Tanakeke, Bauluang, Satanga, dan
Dayang-dayangan menyimpan perpaduan objek wisata alam yaitu agrowisata,
berburu/atraksi menangkap ikan, pantai dan penyelam (Anonim,
2011).
Berdasarkanpemaparanlatarbelakang di atas maka perlunya studi atau praktek lapang tentang mengetahui potensi ekowisata yang terdapat di Kelurahan
Lakkang sehingga dapat mengetahui pengembangan potensi
ekowisata tersebut.
B. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan diadakannya
praktek lapang ini ialah :
1.
Untuk mengetahui potensi ekowisata yang
terdapat di desa Sampulungan, kecamatan Galesong Utara, kabupaten Takalar.
2.
Bagaimana pengembangan potensi ekowisata
tersebut dan dampak dari potensi ekosisata tersebut terhadap perkembangan
kesejahteraan masyarakat sekitar.
Sedangkan
kegunaan diadakannya praktek lapang ini ialah :
1.
Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang
ingin melakukan riset atau penelitian di desa Sampulungan.
2.
Mahasiswa dapat membandingkan teori yang
didapatkan diperkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Ekonomi Wisata Bahari
Secara etimologi, istilah
ekonomi berasal dari bahasa yunani yaitu "oikos" artinya Rumah tangga
atau keluarga dan "nomos" yang artinya aturan atau manajemen. Jadi
secara harfiah ekonomi adalah aturan atau manajemen rumah tangga. Wisata adalah
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi, dalam jangka waktu
tertentu. Bahari adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan laut.
Ekowisata adalah sebagian
dari sustainable tourism. Sustainable
tourism adalah sektor ekonomi yang lebih luas dari Ekowisata yang mencakup
sektor-sektor pendukung kegiatan wisata secara umum meliputi wisata bahari (beach and sun tourism), wisata pedesaan
(rural and agro tourism), wisata alam
(natural tourism), wisata budaya (cultural tourism), atau perjalanan
bisnis (business travel) (Wood,
2002).
Ekonomi Wisata Bahari
adalah kegiatan perjalanan wisata yang dikemas secara profesional, terlatih,
dan memuat unsur pendidikan, sebagai suatu sektor/usaha ekonomi, yang
mempertimbangkan warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal
serta upaya-upaya konservasi sumberdaya alam dan lingkungan khususnya di daerah
pesisir dan kepulauan (Nugroho, 2011).
B. RuangLingkupEkowisataBahari
Ekowisata
dikembangkan sejak era tahun delapan puluhan sebagai upaya untuk meminimalkan
dampak negatif kegiatan wisata terhadap lingkungan atau keanekaragaman. Konsep
ekowisata dimaksudkan untuk : (1) menyelesaikan atau menghindari konflik dalam
pemanfaatan dengan menetapkan ketentuan dalam berwisata; (2) melindungi
sumberdaya alam dan budaya;serta (3) menghasilkan keuntungan dalam bidang
ekonomi untuk masyarakat lokal
(Ambo, 2010).
Pada hakekatnya ekowisata
yang melestarikan dan memanfaatkan alam dan budaya masyarakat, jauh lebih ketat
dibanding dengan hanya keberlanjutan. Pembangunan ekowisata berwawasan
lingkungan jauh lebih terjamin hasilnya dalam melestarikan alam dibanding
dengan keberlanjutan pembangunan. Sebab ekowisata tidak melakukan eksploitasi
alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pengetahuan, fisik/ dan psikologis wisatawan (wikipedia, 2013).
C. PemanfaatanEkowisataBahari
Sektor
pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi yang dianggap cukup perspeksitif
dalam meningkatkan perekonomian suatu negara misalnya di Indonesia. Pariwisata
bagaimanapun juga, memiliki andil dan memberikan kontribusi besar dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil di mana proyek pariwisata dikembangkan.
Serta beberapa sub-sektor seperti tempat penginapan, tempat penjual makanan,
tempat perbelanjaan dan usaha-usaha lain disekitar proyek wisata dikembangkan.
Dengan kata lain, pariwisata dapat berfungsi sebagai ‘katalisator’ dalam
pembangunan dan sekaligus menjadi penggerak dan mempercepat proses pembangunan
itu sendiri (Oka, 2008).
Jika
kita mampu mengembangkan potensi bahari, maka nilai ekonomi berupa perolehan
devisa, sumbangan terhadap PDB, peningkatan pendapatan masyarakat, penciptaan
lapangan kerja, dan sejumlah multiplier effects sangat
besar. Sebagai perbandingan adalah Negara Bagian Queensland, Australia dengan
panjang garis pantai hanya 2100 km dapat meraup devisa dari pariwisata bahari
sebesar US$ 2,1 milyar pada tahun 2003. Demikian juga halnya dengan
Malaysia, Thailand, Maladewa, Mauritius, Jamaica, dan Negara lainnya yang telah
menikmati nilai ekonomi cukup besar dari pariwisata bahari. Sampai saat
ini devisa dari sektor pariwisata bahari di Indonesia baru mencapai sekitar US
1 milyar per tahun.
Untuk
meningkatkan kinerja sektor periwisata bahari, lima komponen utama dari sisi
pengadaan (supply side) parwisata bahari, yakni objek pariwisata
bahari (attractions), transportasi, pelayanan, promosi, dan
informasi, harus secara terpadu diperkuat dan dikembangkan, sehingga lebih
atraktif atau minmal sama dengan yang ditawarkan oleh negara-negara
lain. Selain itu, sektor pariwisata bahari harus didukung oleh kebijakan
ploitik-ekonomi (keuangan, ketenagakerjaan, infrastruktur, keamanan dan
kenyamanan, dan kebijakan pemerintah lainnya) yang kondusif (Oka,
2008).
D. Faktor-faktorAdanyaEkowisatabahari
Sebuah
objek wisata yang baik harus dapat mendatangkan wisatawan sebanyak – banyaknya,
menahan mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan member
kepuasan kepadawisatawan yang datang berkunjung. Untuk mencapai hasil itu,
beberapa syarat harus dipenuhi, yaitu :
Ø Kegiatan
( act ) dan objek ( artifact ) yang merupakan atraksi itu sendiri
harus dalam keadaan yang baik.
Ø Karena
atraksi wisata itu disajikan dihadapan wisatawan, maka cara penyajianya harus
tepat.
Ø Objek
/ atraksi wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial suatu perjalanan.
Oleh karena itu juga harus memenuhi suatu determinan mobilitas spasial, yaitu
akomodasi, transportasi, dan promosi serta pemasaran.
Ø Keadaan
di objek wisata harus dapat menahan wisatawan cukup lama.
Ø Kesan
yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata harus diusahakan
supaya bertahan lama selama mungkin (Soekadijo, 1996).
Dayatarikwisataadalahsegalasesuatu yang memilikikeunikan,
keindahan, dannilai yangberupakeanekaragamankekayaanalam( ekowisata ), budaya,
danhasilbuatanmanusia yang menjadisasaranatautujuankunjunganwisatawan.
MinothidalamYoeti (1989:160) mengatakanobyekwisataadalahsegalasesuatu yang
terdapat di daerahtujuanwisata yang merupakandayatarik agar orang
mauberkunjung.
Macamdanjenisdayatarikwisataitumeliputi:
1. Benda-benda yang tersedia di alam semesta seperti pemandangan alam,hutan belukar,
kekayaan flora dan fauna.
2. Hasil ciptaan manusia sepert ipeninggalan sejarah,kebudayaan dan keagamaan.
3. Tata cara hidup masyarakat seperti adat istiadat,dan kebiasaan hidup masyarakat
yang menarik untuk di saksikan.
Supayadayatarikwisatadapatdikunjungiolehwisatawan,
hendaknyasuatudaerahtujuanwisatamemenuhi paling sedikittigapersyaratanyaitu
:(1) sesuatuyang dapatdilihat (something
to see); (2) sesuatu yang
dapatdikerjakan(something to do) ; dan (3) sesuatu yangdapatdibeli(something
to buy) (Anonim, 2012).
III. METODOLOGI PRAKTEK
A.
Waktu dan Tempat
Praktek lapang EkonomiWisataBaharidilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 20 Maret 2015 yang bertempat di desa
Sampulungan, kecamatan Galesong Utara, kabupaten Takalar, kota Makassar,
provinsi Sulawesi Selatan.
B. Sumber Data
Ø
Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi atau
wawancara secara langsung di lapangan,
dan pengisian kuisioner.
Ø
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku atau pustaka
lain yang digunakan sebagai pengangan pembelajaran, serta data yang diperoleh
dari data pemerintah tempat kegiatan praktek.
C. Metode Pengambilan Data
v
Obsevasi adalah teknik pengambilan data dengan
melihat langsung dan mengamati kondisi di lapangan serta daerah sekitarnya.
v
Wawancara adalah teknik pengambilan data
dengan berbicara langsung dengan masyarakat setempat.
v Studi
pustaka adalah pengambilan data dengan membandingkan literatur, buku, penelitian
atau sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Potensi Wisata Kabupaten
Takalar. Diakses pada situs http://infosulawesiselatan.blogspot.com/2010/02/potensi-pariwisata-kabupaten-takalar.html
Ambo, 2010. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan
Laut. Penerbit : Brilian Internasional, Sidoarjo.(diakses pada tanggal
16-3-2015 pukul 15.00 wita)
Nogroho, Iwan. 2011. Ekowisata dan Pembangunan
Berkelanjutan. Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta.(diakses pada tanggal
16-3-2015 pukul 15.00 wita)
Oka
A. Yoeti. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Implementasi.
Penerbit Kompas. Jakarta.(diakses pada tanggal 16-3-2015 pukul 15.00
wita)
Soekadijo, R G, 1996. Anatomi Pariwisata. PT.
Cipta Adi Pustaka Jakarta, 1990. Ensiklopedia Nasional Indonesia.(diakses pada
tanggal 16-3-2015 pukul 15.00 wita)
Wood, 2002. Dikutip dari hasil pertemuan
anggota TIES (The International Ecotourism Society) di Quebec, Canada athun
2002. Dalam buku Nogroho, Iwan. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan.
Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta.(diakses pada tanggal 16-3-2015 pukul
15.00 wita)
Tempat Wisata di Luwu Utara
BalasHapusJalan Menuju Morowali
Desa Muktitama Lara 4 - Luwu Utara
BalasHapusGereja Toraja Sulawesi Selatan
BalasHapus